Rindu (3)

5 0 0
                                    

Sesampainya aku di jogja aku langsung memberi kabar pada ibu dan bapak. Tak terkecuali pak Gibran. Hari demi haru kulewati. Entah rindu datang dari mana, semakin hari semakin rindu.

Tepat setelah sholat isya ibu mentelfon ku. "Hallo assalammualaikum". "Waalaikumsalam" jawab nya. "Giaman kabarnya?" Tanyanya. "Alhamdulilah bu sehat__". Kami pun mengobrol cukup lama, sekitar satu setengah jam. Hingga akhirnya ibu menutup telfone. Tak lama kemudia heandphone ku berdering lagi. Ternyata telfone dari pak Gibra. Akhirnya kami berbincang-bicang cukup lama.

Hampir setiap hari kami selalu bertukar kabar saling mentelfone atau hanya sekedar chatting biasa dan tak jarang juga kita video call. Saat video call lah yang sedikit bertambah rindu ini. Karena pasti ada saja anak-anak yang meminta ku agar cepat pulang. Ya bagaimana lagi, memang harus seperti ini. Namun begitu aku tetap mendukung mereka untuk terus berkreatifitas. Dengan cara memberikan masukan setiap video yang sudah mereka buat ataupun memberikan beberapa ide untuk video selanjutnya. Terkadang aku menangis bila melihat video di balik layar pembuatan video. Karena aku rindu kebersamaan itu. Seru-seruan saat mengedit video dan hal lainnya.

"Dev doain saya Desember bisa kesana ya" ujarnya. Sedikit senang dan banyak berharap. "Amin yaallah semoga bisa cepat kesini ya pak saya doain semoga segala urusannya di lancarkan " jawab ku. Tak lama kemudian kami memutuskan untuk tidur karena memang sudah larut malam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tak Bisa Saling MemilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang