MarkHyuck : The Truth Untold

27 2 3
                                    

❗WARNING! SLIDE! JENO X HAECHAN❗

Di taman ini aku melihatnya. Begitu indah menyaingi bunga-bunga di sekelilingnya. Seorang lelaki manis berkulit tan yang selama ini aku amati secara diam-diam seperti seorang penguntit. Ya, itulah aku, Mark Lee yang begitu pengecut karena hanya bisa melihatnya dari kejauhan tanpa berani mendekatinya.

Hampir setiap hari ia datang ke taman ini. Bunga favoritnya adalah bunga Forget-me-not berwarna biru. Bunga kecil berwarna biru dengan warna putih dan kuning pada bagian tengahnya. Setiap datang ke taman ini ia pasti akan memetik bunga tersebut dan menyelipkannya di belakang telinga. Membuatnya berkali-kali lipat lebih cantik.

 Membuatnya berkali-kali lipat lebih cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia selalu datang sendiri ke taman ini. Menghabiskan waktunya dengan berkeliling taman sambil sesekali bersenandung merdu. Kemudian setelah sekiranya sudah lelah, ia akan duduk di bangku tepat di bawah pohon oak yang rindang. Salah satu spot favoritnya setelah ladang Forget-me-not. Ia akan datang pada sore hari hingga matahari akan terbenam, seperti saat ini.

Ia datang dengan senyuman yang telah terpampang di bibir manisnya. Langsung menghampiri bunga favoritnya, lihat dia, bahkan ia menyapa bunga tersebut sebelum memetiknya dan menyelipkannya di belakang telinga.

Ingin sekali rasanya aku menghampirinya hanya untuk sekedar menanyakan namanya. Namun lagi-lagi aku tidak bisa. Lebih tepatnya tidak mempunyai keberanian. Aku selalu merutuki diriku sendiri yang begitu pengecut. Berakhir dengan diriku yang hanya memandanginya dari kejauhan hingga ia pergi dari taman.

.

Keesokan harinya ia datang lagi. Aku sudah memantapkan hatiku, hari ini aku harus bisa berbicara dengannya. Bahkan aku sudah menyiapkan buket bunga Forget-me-not kesukaannya. Aku harap ia akan suka dengan pemberianku.

Aku menunggu di bangku di bawah pohon oak. Sebentar lagi ia akan duduk disini dan itu kesempatanku untuk berbicara dengannya. Jantungku benar-benar berdetak dengan sangat cepat hingga terasa sesak. Aku mengumpulkan keberanianku.

Tapi tidak.

Aku tidak bisa.

Pada akhirnya aku mengeluarkan sebuah kertas kecil dan pulpen, menulis sesuatu untuknya. Setelah itu aku meninggalkan buket bunga dan sebuah note di bangku itu dan berlalu. Kembali mengamati bagaimana reaksinya saat melihat pemberianku.

Ia mengambil bunga tersebut dengan wajah bingung, ia menengok ke kanan dan kiri seperti mencari pemilik bunga tersebut. Ia mencium bunga tersebut dan membaca notenya membuat senyum manis terkembang di bibirnya. Betapa manisnya ia.

'I wanted to give it to you
The flower that resembles you'

Tidak lama setelah itu ia berlalu dari taman.

Aku gagal lagi.

.

Hari ini aku benar-benar sudah memantapkan hatiku. Aku berjanji pada diriku sendiri hari ini aku tidak akan mundur, aku tidak akan menjadi pengecut lagi dan aku akan mendekatinya.

Aku datang lebih awal hari ini. Aku memakai pakaian terbaikku, aku membawakannya bunga yang sama. Aku sudah berlatih untuk mengendalikan diriku, dan aku yakin hari ini akan berhasil.

Aku menungu di bawah pohon oak sambil sesekali melihat sekeliling. Taman ini cukup sepi, hanya ada beberapa orang disini, padahal bunga-bunga disini begitu indah.

Setelah menunggu sekitar 30 menit akhirnya ia datang. Hari ini ia bertambah manis dengan sweater putih kebesarannya. Ia datang dengan begitu senang, entah apa yang membuatnya seperti itu.

Sampai aku melihatnya.

Kali ini ia tidak datang sendiri.

Ia datang dengan seorang lelaki tampan berkulit putih. Lelaki itu menyusulnya dan menggenggam tangannya membuat pipinya merona manis. Ia membalas genggaman lelaki itu dan berjalan bersama. Mereka menghampiri bunga favoritnya.

Sang lelaki tampan itu memetik bunga tersebut dan menyelipkannya di belakang telinga lelaki manisnya seperti apa yang sering ia lakukan, membuatnya tersenyum senang. Diciumlah pipi itu oleh sang lelaki tampan, membuatnya memerah.

Mereka terlihat begitu bahagia. Aku berdiri dari dudukku, tanpa sadar menjatuhkan bunga yang kubawa. Aku berjalan dengan gontai untuk pergi dari sana. Tatapanku kosong namun air mataku mengalir. Aku telah jatuh cinta dan patah hati di saat yang bersamaan.

Kini aku telah gagal dan tidak ada kesempatan lagi untukku.

END

.
.
.
.

SEQUEL

Seorang lelaki manis berjalan dengan riang ke bangku di bawah pohon oak. Langkahnya terhenti ketika ia melihat buket bunga yang sama dengan yang kemarin ia temukan, tapi kali ini bunga tersebut ada di bawah. Ia mengambilnya dan mencari seseorang yang menjatuhkannya.

"Apa yang kau cari, Haechannie?" tanya seorang lelaki tampan yang kini memeluknya dari belakang.

"Ah, aku mencari seseorang yang menjatuhkan buket bunga ini, Jeno-ya." balas lelaki manis yang bernama Haechan ini pada lelaki di belakangnya.

Jeno langsung melihat buket bunga tersebut. "Bukankah ini bunga yang tadi kita lihat?"

"Ya. Forget-me-not, bunga favoritku." Haechan mencium bunga tersebut. Jeno yang melihatnya hanya tersenyum.

"Lebih baik kita letakkan lagi disini, siapa tahu orang itu tidak sengaja menjatuhkannya dan akan kembali untuk mencarinya bukan?" saran Jeno.

"Kau benar juga." tanggap Haechan lalu meletakkan buket bunga tersebut di bangku.

Setelahnya mereka pergi dari taman itu dan tidak pernah kembali lagi kesana. Begitu pun dengan Mark yang entah dimana keberadaannya. Meninggalkan bunga tersebut hingga layu.

.
.
.

-끝-
O

ke maafkan aku karna ini tulisannya markhyuck tapi akhirnya nochan :')

Akibat gabisa tidur, jadi bikin cerita ginian.
Maap kalo maksa dan pasaran, ini terinspirasi dari lagunya BTS - The Truth Untold. Kalo ada lagunya sambil didengerin aja /kayak ada yang baca aja\

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NCT's Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang