Diperkosa Sama Berondong
Buka!" seru Jaka.
Andini melongo. Ia bingung dengan Jaka, kenapa Jaka berucap begitu di Taman yang sepi.
"Aku bilang, buka!" seru Jaka untuk kedua kali. Tapi kali ini lebih keras dari sebelumnya.
Andini setengah tak percaya, jaka ingin melakukan hal itu kepadanya. Ia seperti pasrah. Ia takut melihat Jaka yang amat garang. Tanpa pikir panjang, perlahan tangan Andini mulai menjamah kancing baju.
"Dasar wanita omes," ucap Jaka. " Aku menyuruh mu membuka tas bukan membuka baju." Jaka langsung menyomot tas Andini.
Jaka membuka tasnya Andini dan mengambil dompetnya. Ia memeriksa setiap kantong di dalam dompet. Ia menemukan sasuatu yang ia cari yaitu sebuah KTP. Ia pun membacanya. Ia kaget setelah membaca, ternyata Andini sudah menikah dan ia bercerai. Ia ditambah terkejut saat mengetahui umurnya yang sudah 40 tahun.
"Ini apa? Kenapa kamu tidak terus terang sama aku?" tanya Jaka.
"Gak terus terang gimana? Bukankah sudah kukatakan kalau aku ini janda tua," jawab Andini.
"Ternyata benar kata orang." Jaka pun pergi meninggalkan Andini
Andini menjadi sedih. Ia memanggil Jaka berulang kali untuk menjelaskan semuanya. Namun Jaka tetap pergi.
***
Keesokan harinya, Jaka mengantarkan makanan untuk emak di sawah. Sampainya di sawah, ia merasa iba melihat emak kelelahan membajak sawah sendirian. Ia langsung menaruh makanan di gubuk dan ia terjun ke sawah untuk membantu emak.
Selesai membajak sawah mereka ngaso di gubuk. Mereka melepas lelah sambil mencicipi makanan yang dibawa Jaka. Tak lama emak pun berkata "le kamu itu sudah besar, yang di bawah juga sudah berbulu."
"Hus, saru mak," ucap Jaka.
"Kaki maksudnya," jawab emak sambil tersenyum lebar sampai kelihatan gigi ompongnya.
"Mak mak, saya kira apa tadi." Jaka ikut tersenyum.
"Le! kamu sudah besar. Sudah waktunya untuk kawin," ujar emak. "Emak lo sudah tua, sudah bau tanah, pengen cepet lihat kamu punya istri," lanjutnya.
"Ya jelas bau tanah lha wong emak habis membajak sawah," canda Jaka.
"Woalah, bocah gemblung. Emak iki serius kamunya malah gojek." Emak marah.
"Nggeh mak, ngapunten," ucap Jaka.
Sepulang dari sawah, Jaka pun termenung dengan perkataan emak tadi. Ia bingung harus bagaimana lagi saat disuruh cepat-cepat nikah sama emak. Ia sedih tak mempunyai kekasih selain Andini. Sebenarnya ia dan Andini sudah kenal lama dan sudah saling mencintai. Namun Jaka malu kalau harus menikahi janda tua yang umurnya 40 tahun. Perbedaan yang sangat jauh yaitu selisih 15 tahun, menjadi alasannya, malu untuk menikahi Andini.
Awalnya Jaka tidak tahu kalau Andini itu janda tua. Sebab Andini masih terlihat seperti tante-tante muda. Jaka jatuh cinta dan menaruh hati padanya. Sampai akhirnya mereka memutuskan pacaran. Jaka baru tahu Andini adalah seorang janda saat ia di kompori teman-temannya untuk memtuskan Andini.
Jaka dilema dengan perasaannya. Ia sangat mencintai Andini. Namun di lain sisi ia juga malu sama tetangga kalau harus menikah sama seorang janda. Padahalkan ia masih perjaka.
***
Suatu hari, emak jatuh sakit. Biasa penyakitnya emak karena faktor usia. Emak dilarikan ke rumah sakit karena kondisi emak yang lemah.
Jaka sangat cemas. Ia menunggu luar ruangan. Ia berdoa semoga emak tak kenapa-napa.
Emak dirawat dan diberi obat oleh dokter. Tiga jam emak dirawat, kondisi emak pun mulai membaik. Kemudian emak berpesan kepada Jaka.
"Nak bapakmu sudah gak ada, jangan sampe kalo mak gak ada, kamu belum punya istri juga," ujar emak.
"Emak jangan bilang begitu to, Jaka jadi takut mak, " jawab jaka.
"Ya makanya kamu ndang cepet-cepet nikah!" seru emak.
"Nggih mak, Jaka bakal cari istri secepatnya," kata Jaka.
"Ya endang!" seru emak.
"Lho kapan mak?" tanya jaka.
"Ya sekarang juga," jawab emak.
...
Bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Berondong
ContoIni cerpenku yang paling gaje, Gaes. Udah pernah di share di grup Komunitas Bisa menulis.