Cerita ini tentang keris kakek yang aku dengar dari ayahku, karena aku tidak pernah bertemu. Beliau meninggal sewaktu ayahku sekolah SMP. Kakekku adalah seorang guru ngaji (belajar agama islam) didesaku. Murid-murid beliau datang dari berbagai tempat dari tetangga desa sampai dengan desa-desa yang jaraknya jauh. Pada masa itu banyak muridnya yang tinggal disekitar rumah kakek sampai mereka selesai belajar ngaji, bisa berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Di masa itu karena dalam masa-masa sulit diawal kemerdekaan, murid-murid kakek biasanya membawa hasil bumi atau benda-benda pusaka seperti keris, pedang dan berbagi macam benda yang lain untuk membalas jasa karena telah diajarkan ilmu agama secara mendalam.
Pada suatu hari ada seorang muridnya memberikan kakek sebuah keris kuno sebagai balas jasa sudah diajarkan berbagai ilmu agama. Keris ini antik, kata ayah kerisnya lebih panjang dibandingkan dengan keris-keris kakek yang lainnya. Keris itu kakek gantung dikamarnya bersama keris-keris yang lain dan ayahku sering memainkannya untuk menggali tanah halaman saat bermain bersama temannya. Katanya kakek tidak suka ayah bermain dengan keris-keris itu tapi beliau tidak jadi marah kalau ayah langsung memeluknya.
Kata ayah, keris yang satu ini memiliki pamor yang berbeda dari keris yang lain, hal itu bisa terlihat kalau sudah malam hari. Saat sudah mulai masuk waktu maghrib keris itu akan keluar dari sarungnya setengah dari panjangnya dan akan masuk kembali saat sudah adzan subuh. Dan disaat tertentu keris itu mengeluarkan warna kehijauan, kayak di film-film saja *hehe. Fenomena unik keris ini terjadi setiap malam dan ayahku senang melihatnya.
Walaupun begitu tetap saja ayah senang memainkan keris itu untuk menggali tanah dihalaman. Sampai pada suatu hari keris tersebut hilang dicuri orang, entah siapa yang mencurinya, tetapi kakek tidak mempermasalahkannya apalagi mencarinya. Sampai pada suatu hari datanglah seseorang menghadap kakek mau mengembalikan keris tersebut. Dia bercerita bahwa keris ini tidak mau bersahabat dengan pemilik barunya.
Keris ini katanya telah berpindah tangan beberapa kali tetapi tidak pernah cocok dengan pemiliknya, setiap orang yang memiliki keris ini maka dalam tiga hari kemudian akan langsung sakit parah yang tidak diketahui penyebabnya, berbagai macam pengobatan dilakukan untuk menyembuhkan tetapi tidak pernah berhasil, orang yang sakit tersebut baru sembuh apabila keris itu telah berpindah tangan. Menurut ceritanya bahkan ada yang meninggal karena memperebutkan keris tersebut.
Sampai akhirnya keris ini sampai pada tangan orang ini dan setelah mendengar kisah-kisah perjalanan pemilik keris ini dia menjadi khawatir dan takut memilikinya. Kemudian dia menelusuri kepemilikan keris ini sampai akhirnya datang kerumah kakek menanyakan tentang keris ini. Kakek pun bercerita bahwa sesungguhnya keris ini hilang dicuri orang beberapa bulan yang lalu, dan beliau tidak mencarinya, karena beliau tahu kalau keris itu tidak akan pernah cocok kecuali dengan pemilik sahnya. Dan beliau berkeyakinan suatu hari keris itu akan kembali.
Tentu saja orang ini kaget mendengar apa yang dikatakan kakek, karena khawatir akan keselamatan dirinya, akhirnya dia menyerahkan keris itu kepada kakek sebagai pemiliknya yang sah. Kakek pun menerimanya tetapi beliau menolak untuk menyimpannya lagi karena tidak mau nantinya kembali terulang kejadian hilangnya keris itu.
Untuk mencegah kembali terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan kakek kemudian meminta tolong kepada orang tersebut untuk membuang keris itu ditengah laut tepat ditempat yang sudah tidak terlihat lagi daratan ditempat itu sehingga tidak akan ditemukan orang. Orang itupun menyanggupinya dan membuang keris itu dijalur perjalanan haji (zaman dulu orang haji pakai kapal laut), tepat ditengah laut ditempat tidak terlihat daratan dari tempat tersebut. Semenjak itu tidak pernah terdengar cerita tentang keris tersebut sampai sekarang. Sekian.
KAMU SEDANG MEMBACA
keris kakek
Horrorkeris kakek yang aku dengar dari ayahku, karena aku tidak pernah bertemu.