Dihimbaukan, buat para sider!!!
Vote kalo udah baca, karena berkarya itu nggak semudah ngebaca.
Kembali ke shiratal mustaqim.. 😎Sederhana saja,
Seperti pekatnya malam yang dikekang waktu...
Ingin rasanya pagi segera tiba...Begitupun aku...
Sepertiga malamku...
Yang habis untuk mendoakanmu,
pemilik tulang rusuk ini...
Akankah ia hadir sebelum ajal lebih dulu meminang?Jika memang sempat, pertemukanlah kami...
Aku dan perasaanku..
Aku pasrahkan segalanya atas kehendak-Mu...
Ya Allah, ya Rahman, ya Rahim, ya Malik, ya Quddus, ya Salam...Aamiin ya rabbal 'alamiin
❄️❄️❄️
Masih dalam kebungkamannya, namun hati berdesir tiada pasti. Entah apa, lalu mengapa. Tatapan dalam yang mengundang debaran jantung gadis itu. Ia menunduk dalam guna menghindari kontak mata langsung dengan pemilik mata sipit beralis tebal nan menambah kesan tegas diwajahnya. Berkali-kali bibir gadis itu berkomat kamit merapal istigfar.
Lidahnya kelu, enggan untuk mempertanyakan. Dari sekian juta yang ada, hanya detak jantung yang menjadi saksi bisu atas pertemuan tanpa diduga, pertemuan singkat yang sempat menanam secuil kecil perasaan di hamparan gersangnya hati milik lelaki bermata sipit itu.
***
15 mei 2018
Jika hari ini dia takut akan cobaanmu-Nya, maka hari ini dia pula yang tengah bersyukur atas nikmat berlimpah yang tengah diperolehnya.
Pagi yang semula diperkirakan gadis itu akan dilalui dengan gelayutan rasa bersalah dan ketakutan, pagi ini terasa lebih ringan baginya.
Kedatangan Ziddan mengundang tawa dengan lelucon basinya untuk menutupi rasa sedih bekas kepergian Syifa yang mengganjal dihati sejak enam bulan terakhir. Juga Kamila, balita itu tengah asik bergelayut manja diantara lengan kekar pria yang berstatus duda di usianya yang baru menginjak dua puluh lima tahun, Ziddan tentunya.
"Kamila.. Sini dong, sama bunda. Kok sama Abi terus sih, bunda kan kangen..."
"Mila nggak mau cama unda, unda jah aat, naik pecawat nggak ngajak-ngajak Mila." Dengan logat cadelnya Kamila beroceh tegas, sepertinya dia masih agak kesal dengan keberangkatan Elvira sebulan lalu ke Korea Selatan yang serba mendadak.
"Mila sayang, jangan ngomong gitu dong.. Bunda kan jadi ngerasa bersalah sama kamu."
"Eh, Virr? Sama kakak sendiri nggak kangen nih? Masa kangennya sama Mila doang?"
"Ogah ah, kak Ziddan nggak ngebawa rendang pesanan Vira."
"Iya-iya, maafin deh.. Lupa soalnya." Ziddan mengulum tawa kecil disambut gerutuan Vira.
"Masa alesannya lupa sih? Nggak mutu banget."
"Beneran kali, buru-buru soalnya, kangen sama adek nggak tau diuntung." Akhirnya Ziddan tertawa lepas diselingi beberapa pukulan maut dari tangan Vira. Alhasil semuanya kembali terkekeh, termasuk Umi dan Abi yang semenjak tadi diam tidak berkomentar. Pasalnya sepasang adik kakak itu tidak pernah akur jika berdekatan satu sama lain. Berbeda halnya saat berjauhan, mereka pasti akan saling menanyakan keadaan satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Cinta...
SpirituellesDibalik kesuciannya, cintaku menyisakan sendu. Cintaku tidak seperti kisah cinta pada umumnya yang terbawa hasrat masing-masing jiwa... Aku menjunjung tinggi agmanya, belum dapat kumiliki kesantunan muslimah itu, sebelum lisan ini melantunkan dua s...