Beberapa saat telah berlalu dengan suara kunyahan dari Kise. Selama itu Akashi tidak bersuara, hanya memperhatikan sekeliling dengan mata tajamnya. Sesekali dia mendapat ucapan selamat dari teman-teman orang tuanya yang datang, tapi dia tetap tidak beranjak dari tempatnya sekarang. Sampai dia mendengar Kise menggumamkan sesuatu.
"Ugh.. Perutku rasanya aneh lagi ssu~ " gumam Kise pelan tapi sepertinya Akashi bisa mendengarnya dengan jelas.
"Kau baik-baik saja, Ryouta?" tanya Akashi yang kini sudah duduk di sebelah Kise entah sejak kapan.
"A-ano.. Akashicchi, aku mau pinjam toilet ssu.. Perutku rasanya aneh lagi ssu~" ucap Kise pelan sembari menahan perasaan aneh yang dirasakannya.
"Hm, baiklah. Ayo ikut denganku" ajak Akashi beranjak pergi dari tempat itu menuju ke sebuah ruangan luas yang sepertinya merupakan sebuah kamar. Akashi pun masuk ke dalam kamar tersebut diikuti oleh Kise yang mengekor di belakangnya.
"Akashicchi, ini kamar siapa ssu?" tanya Kise sembari melihat sekelilingnya yang sangatlah mewah dan luas untuk ukuran kamar.
"Ini kamarku. Nah, kamar mandinya ada di balik pintu itu. Pergilah" ujar Akashi dengan nada absolutnya memberi tau letak kamar mandi di kamarnya tersebut.
Mendengar perkataan Akashi tersebut, Kise pun segera beranjak menuju kamar mandi dan mencuci wajahnya. Entahlah, perutnya terasa aneh seperti saat di halte bis sore tadi. Tapi, ini sepertinya jauh lebih parah, rasanya bukan sakit seperti ingin pipis atau bab, rasanya sangat sulit dijelaskan, terlebih sekarang perasaan aneh seperti terbakar itu bahkan menjalar ke seluruh tubuhnya.
Kise pun meringkuk dilantai kamar mandi tersebut dengan shower yang menyala dan mengguyur seluruh tubuhnya hingga seluruh pakaiannya basah. Setelah beberapa saat meringkuk di lantai, Kise pun merasakan rasa aneh yang dirasakannya barusan menghilang sepenuhnya. Dia pun akhirnya berusaha bangkit dengan terengah-engah efek kejadian yg menguras tenaganya barusan.
Saat dia mengangkat tangannya perlahan hendak mematikan keran shower, dia menatap tangannya aneh. Kemudian dia beralih memperhatikan bagian bawahnya, dimana celana hitam yang awalnya dia kenakan dengan pas, kini sudah berada di kakinya bersama dalamannya. Dan saat dia menengokan kepalanya ke sebelah kanan dimana terdapat cermin besar setinggi pintu, yang dia lihat bukanlah pantulan dirinya yang biasa. Cermin besar tersebut justru memantulkan bayangan seorang gadis bersurai pirang panjang yang hanya mengenakan kemeja basah yang kebesaran sehingga mencetak dengan jelas bagian dadanya yang terlihat menggembung serta memperlihatkan bagian pahanya yang mulus karena kemejanya tidak terlalu panjang, hal tersebut tentunya semakin membuatnya shock.
'A-apa ini? G-gadis pirang d-di cermin ini.. A-aku ssu?!' inner Kise menatap horror pada pantulan dirinya dalam wujud gadis pirang berparas menawan yang terlihat di cermin tersebut.
Karena masih belum percaya dengan yang dilihatnya akhirnya Kise pun melepaskan kemeja yang dikenakannya. Menampilkan seluruh tubuhnya yang kini polos tanpa sehelai benangpun terpampang dengan jelas di depan cermin besar tersebut. Dimana Kise bisa melihat dengan jelas bahwa dia benar-benar menjadi 'wanita' saat ini. Bagaimana tidak menjadi wanita jika memiliki oppai sebesar ini 'Bahkan ini sedikit lebih besar dari milik Momoicchi ssu~' batin Kise antara senang(?) atau merana. Meneguk ludah tegang dengan perasaan was-was tapi penasaran, Kise pun memberanikan dirinya untuk menatap bagian bawahnya, dimana miliknya biasanya tergantung diantara kedua kakinya itu. Sesaat setelah dia menatap bagian bawahnya...
"HUWAAAAAA~! M-miliku hilaaaaang ssuuu~!!!" teriak Kise dengan suara khas wanita yang sedikit serak akibat shock melihat bagian bawahnya yang juga berubah.