Mulai

2 0 0
                                    


1

Mencoba tuk melupakan...

Apakah bisa? Memangnya semudah membalikkan telapak tangan? Rasa ini terus memuncak saat kita berdua kerap berjumpa. Bukan berjumpa. Tidak berjumpa. Hanya sekilas. Memandang. Melirik. Namun rasa itu masih ada. Masih di sini, nyangkut, makin jadi. 

Kenapa dipelihara, kataku. Bukan saya pelakunya, kataku lagi. Ia sendiri yang masih ingin hinggap di relung terdalam dalam hatiku. Ya, memang hati ini milikku. Namun, penghuni di dalamnya bukan lagi milikku. Usir keluar, kataku. Ia menolak. Acuhkan, kataku. Aku menolak.

2

Menunggu seribu tahun di dalam sunyi-mu...

Bicara tentang waktu. Adakah alasan mengapa waktu berjalan teramat lama? Eh, bukan, kata sebagian orang. Teramat cepat, mereka bilang. 

Bagiku, konsep waktu itu sesungguhnya tidak ada. Waktu hanyalah perumpamaan dari fantasi manusia. Tidak ada istilah waktu terasa lama, atau cepat. Bukti? Aku bisa tunjukkan. Kamu pun juga. Mari sini, kita bicara. Bicara tentang waktu. Tentang penantian. Tentang pertemuan dan kehilangan. Tentang apapun. Nah, sekarang kamu mengerti, bukan? Tidak ada yang namanya konsep waktu. Selagi kamu bersama diriku, dan diriku bersamamu.

3

Rasa sesal di dasar hati diam tak mau pergi...

Ribuan petang memaksa pulang. Tidak, kataku. Biarkan aku bermain dengan senja, kataku kala itu. Ah, senja pun kembali ke peraduan. 

Aku bersiap-siap tuk kembali. Tidak ke rumah. Aku kembali ke suatu tempat. Dingin, tak bergeming. Hanya kesunyian yang menjadi teman ngobrol malam itu. Hai, sapaku. Diam, jawabnya. Aku menyesal, kataku. Diam lagi, jawabnya. Haruskah aku lari dari kenyataan ini, tanyaku. Lagi-lagi, diam dia. Terima kasih, ucapku. Kali ini, dia tersenyum.

4

Aku dan dirimu...

Sangsurya dengan sengaja mengintip dari balik ufuk timur. Masih sama, katanya,seperti saat sebelum tugasnya digantikan oleh bulan dan para bintang.Bunga-bunga bermekaran, embun pagi menetes, angin berhembus, air mengalir,semuanya masih sama. 

Kita berdua pun juga masih sama. Saling menyapa,tersenyum, melangkah, sama. Ah, dia tidak tahu. Andaikan ia bertanya pada bulandan para bintang. Rasa sakit, air mata, penyesalan, semuanya. Tapi biarkanlah. Toh,bunga-bunga masih akan bermekaran, angin akan tetap berhembus, dan air akan tetap mengalir, meski tanpa kita berdua, bukan?     

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 11, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bagian Dari PerenunganWhere stories live. Discover now