PROLOG

76 9 0
                                    

Pertama-tama, jangan lupa tekan bintang di sebelah kiri bawah, sudah? Terimakasih.

Kedua, aku mau minta maaf buat readers 4 O'CLOCK maaf karena jarang update, maaf ceritanya mau di rombak ulang:"

Buat yang bosan nunggu 4 O'CLOCK sembuh dan belum update. Aku saranin baca FF baruku, biar gak bosen juga. Aku perkirain cerita ini akan update setiap minggu (insyaallah), jadi jangan lupa baca^^ dan jangan lupa komen biar Author semangat.

Oke, maaf ya. Selamat membaca. Maaf lagi karena bab awal sedikit:)




Banyak masyarakat yang berbicara bahwa meng-idolakan seseorang itu tidak ada gunanya, banyak masyarakat yang bilang meng-idolakan itu membuang-buang waktu, dan banyak masyarakat yang bilang bahwa meng-idolakan seseorang itu berarti tidak mencintai tanah air.

Ya, masyarakat...dari mulai orang dewasa, remaja bahkan anak-anak sering kali berkata seperti itu.

"Tidak, aku tidak mau kesana"ucap gadis itu.

Jung Eun Ji, nama dari seorang gadis blasteran Indonesia dan Korea  yang meng-idolakan seseorang artis dan sering kali mendapat cemohan yang ditujukan untuk idolanya dan dirinya, tenang saja Eun Ji adalah manusia yang sabar dan tidak menggubris orang-orang seperti itu, kecuali kalau memang sudah kelewatan.

Hari ini, dihari pertamanya liburan untuk beberapa bulan kedepannya, dan di waktu siang ini. Eun Ji kehilangan mood yang sebelumnya naik menjadi turun, hanya karena ayahnya.

Ayah Eun Ji bernama  itu, menyuruhnya untuk tinggal di apartemennya yang berada di Korea. Setelah mendapat telfon dari ayahnya yang bernama Aji . Eun Ji mulai membayangkan 'tidak enaknya' liburan di negara gingseng itu.

Eun Ji membuang asal ponselnya ke kasur, lalu dia membaringkan tubuhnya.

Bukankah seharusnya ia senang?liburan pergi ke apartemen dimana ayahnya bekerja yang berada di Korea?. Mungkin yang dipikirkan orang lain begitu, tapi Eun Ji berbeda. Alasan ia tidak mau ke negara itu karena, ia tidak memiliki teman satu pun. Bahkan tetangga sebelah apartemennya tidak mengenali Eun Ji dan begitupun sebaliknya.

Eun Ji menghela nafas gusar"Baiklah, aku akan ke sana. Lagi pula ada hal yang aku ingin beli disana"senyum Eun Ji mengembang lagi, ia segera menegakkan tubuhnya lagi.

Eun Ji berjalan mengarah koper berwarna putih yang terletak di samping tempat tidurnya. Kemudian dirinya mulai mengambil beberapa pakaian dan barang-barang yang akan di bawa saat ke Korea, Eun Ji berharap kesekian kalinya saat ia berlibur di kota kelahirannya itu. Dirinya akan bertemu dengan idolanya.

Tok...tok...

"Masuk"ucapnya tanpa menghentikkan kegiatan.

Seorang wanita paruh baya tetapi masih terlihat cantik masuk dengan senyumnya sambil membawakan sebuah kertas kecil ditangannya.

Eun Ji menoleh.

"Eomma?waegeurae?"

Jung Woo Jin nama dari ibu Jung Eun Ji, Woo Jin mendudukkan dirinya di samping Eun Ji.

"Ini...nomor ponsel sopir yang akan menjemputmu di bandara Incheon, dia akan menelfon kau tiga puluh menit sebelum kau sampai. Eomma memberikan nomormu ke dia"ucapnya sambil menyodorkan kertas itu.

Eun Ji menerimanya dengan ekspresi bingung. Pasalnya setiap kali Eun Ji berlibur ke Korea, ia tidak pernah di jemput oleh siapa-siapa bahkan Ayahnya sendiri juga tidak pernah menjemputnya. Eun Ji datang dari bandara sampai ke apartemennya sendiri. Eun Ji selalu menggunakan taksi untuk sampai di tujuan. Tapi kali ini?bukankah menurut Eun Ji ayahnya berlebihan? Baiklah Eun Ji akan menerima.

"Tidak biasa ya?"tanya memastikan Woo Jin, menatap anaknya dengan senyuman manis itu.

Eun Ji menoleh lalu ia mengangguk

"Mungkin Appa kau sedang senang, karena bisnisnya maju"ucap Woo Jin.

Eun Ji mengangguk sekali lagi setelah itu meletakkan kertas putih itu di balas yang tak jauh dari tempatnya duduk, ia akan mencatat itu nanti.

"Eomma"

"Hm?"

"Apa mungkin aku bisa bertemu dengan idolaku?"

Woo Jin mengulum bibir seraya memikirkan apa yang akan terjadi.

"Idola?...Bangtan Soyeondan?"

"Hm"

"Mungkin saja, Eomma mendoakan itu terjadi"balasnya tersenyum meyakinkan Eun Ji, lalu senyum itu di balas Eun Ji.

"Arraseo...persiapkan barang-barangmu. Pukul 07.00 malam kau harus berangkat. Eomma akan memesankan tiketnya"Woo Jin bergerak berdiri.

"Ne"

Setelah itu Woo Jin pergi meninggalkan putrinya sendirian di kamarnya.

Eun Ji berharap sekali tentang itu, Eun Ji tidak pernah bertemu dengan idolanya itu, bahkan menonton konser saja Eun Ji tidak pernah. Itu karena tidak diberikan izin dari kedua orangtuanya saat Eun Ji masih dalam Siswi SMA, tapi kalau sekarang mungkin Eun Ji bisa. Eun Ji sudah berumur 20 tahun dan sekarang sedang libur dari masa perkuliahan.

Mungkin saja itu bisa terjadi. Eun Ji berdoa terus-menerus.

Langkah kaki Eun Ji membawanya ke sebuah dinding dimana letak sebuah poster dan foto idolnya tersebut. Dinding itu tampak semuanya diisi hanya dengan hal-hal berbau K-Pop.

Eun Ji menatap ke salah satu foto tersebut. Mungkin saja foto itu Biasnya?.

Eun Ji menatap datar foto itu.

"Bisakah liburan kali ini..."Eun Ji menggantungkan kalimatnya.

"Aku bisa bertemu?"

"Walaupun hanya sekedar melewati"sambungnya.

Bukan, Eun Ji bukan Bias is Mine. Eun Ji bukan seperti itu.

Eun Ji menyukai idolnya dari segi visual, kemampuan, dan karya.

Menurut Eun Ji, suatu karya yang dibuat idolanya itu adalah yang paling mengesankan.

Dirinya jadi bingung lagi. Ia harus pergi ke Korea atau menetap di Indonesia?.

Jika ia berlibur di negara dimana Ayahnya di lahirkan ini. Eun Ji akan merasa senang karena banyaknya teman tapi juga Eun Ji akan merasa sedih karena pasti teman-temannya akan mengejek dirinya karena menyukai K-Pop.

Tapi jika di Korea...Ia melakukan berlibur disana hanya demi Ayahnya yang bekerja dan karena ia sudah sangat rindu dengan kota dimana ia tinggal, atau bisa disebut apartemennya. Tapi juga dengan resiko, ia berlibur dengan sendirian.

Drtttt...Drtttt...

Eun Ji berjalan mengarah sumber bunyi ponselnya tersebut.

Appa

Nama itu yang tertera di ponselnya. Dengan segera ia mengangkat panggilan itu.

"Eun Ji- ah! Akhirnya anak Appa berlibur di negara kelahirannya. Kalau begitu Appa tunggu kedatanganm"

"Baiklah"

"Ah. Appa lupa memberitahumu"

Kening Eun Ji berkerut.

"Tentang apa?"

"Kau tidak akan tinggal di Busan. Kau akan tinggal di apartemen yang sudah Appa belikan"

"Mwo?"

"Apartemennya bernama Hannam the Hills"

•••

Truth Imagine [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang