•2• Same

34 8 0
                                    

"Kim?"tanya ulang Eun Ji.

Ia bingung buka main, panggil dengan sebutan marganya sendiri 'Kim'. Orang ini gila atau yang lain?.

Kim?kau kira manusia yang bernama Kim tidak banyak!. Maki nya dalam hati.

Eun Ji menarik nafas dalam, lalu membuangnya secara perlahan. Membiarkan kekesalannya keluar. Kemudian ia kembali ke arah laki-laki tersebut.

"Oke, marga kita juga sama"

"Baiklah aku memanggilmu Kim Hitam saja, karena kau berpakaian serba hitam. Mengingatkan ku pada malaikat maut yang selalu membawa trisulanya"sambung Eun Ji dengan menekankan kata trisula didalam sana.

Laki-laki yang dipanggil Kim itu hanya mengangguk dan mengembalikan pandangannya kedepan, walau sebenarnya sangat ingin membalas perkataan Eun Ji, tapi itu kalah dengan rasa kesalnya saat ini. Masa bodo dengan wanita yang sudah kesal disampingnya dari tadi.

Oh!sungguh Eun Ji tidak tahan dengan pria dingin. Jika pria dingin itu idola yang ia sukai, Eun Ji tidak masalah, tapi ini?yasudah Eun Ji memakluminya.

Eun Ji masih bertahan dengan menoleh dan menatap Kim, walaupun yang di tatap tidak peduli. Eun Ji meneliti Kim dari bawah sampai atas dan tatapannya berhenti pada kedua pasang mata Kim. Matanya menatap tajam lurus kedepan, dirinya diam bagaikan patung, tenang tapi aura dinginnya sangat keluar.

Jujur saja, Eun Ji memuji pria ini. Kim mempunyai mata yang tajam, tapi berbinar. Ia mempunyai hidung yang mancung. Sampai disitu, Eun Ji mengeluh dalam hati karena tidak bisa melihat seluruh wajah Kim. Wajahnya ditutup masker hitam sampai ke hidung bagian atas.

Lamunan Eun Ji pudar ketika begitu teringat, bahwa dirinya harus check in segera. Eun Ji merapihkan barang-barang nya dan koper yang lainnya, setelah selesai, dipastikan bahwa dirinya siap menuju loket dan siap untuk menempuh perjalanan selama 6 jam.

"Aku duluan, semoga kita bertemu lagi"ucapnya sebelum pergi dari Kim.

Kim menoleh dan menatap kepergian Eun Ji sampai punggungnya menghilang dari pandangannya.

Setelah itu pandangannya berbalik seperti semula. Tak tahu bahwa kenyataan yang sebenarnya dirinya merasa risih sedikit dan juga membuat laki-laki bermarga Kim ini salah tingkah. Tapi beruntunglah, Kim masih bisa mengontrolnya.

•••

Kakinya melangkah memasuki pintu pesawat dan mulai mencari tempat duduk yang sudah tertera di kertas yang ia dapatkan.

Ah, tempat ini terlalu ramai. Banyak sekali orang-orang yang masih berdiri untuk menaruh barang-barang nya. Kadang, Eun Ji tidak suka tempat yang sesak dan padat seperti ini, terlalu susah untuk bernafas. Maka dari itu, Eun Ji sangat malas jika harus bolak-balik dari Korea ke Indonesia lagi, tapi apa boleh buat. Ayahnya sedang ada disana untuk urusan kerja dan mana mungkin seorang Ayah tidak rindu dengan keluarganya yang berada jauh disana, apalagi beda negara.

Setelah masuk pesawat, dengan segera Eun Ji mencari tempat duduknya.


Saat tiba di tempat duduknya, seketika mata Eun Ji melebar sempurna. Ia tidak salah bukan?.

Eun Ji mendekati orang yang sudah duduk terlebih dahulu itu di dekat jendela. Tampak orang tersebut yang sedang menatap keluar jendela dengan tangan yang dilipat, orang tersebut masih memakai maskernya.

"Woah, Daebak. Kita bertemu lagi?!"ucap Eun Ji mendudukkan bokongnya (Hebat).

Kemudian kepalanya menoleh ke arah Laki-laki yang bernama Kim itu dengan senyum yang manis tertera disana, begitupun sebaliknya. Hanya saja bedanya. Eun Ji terkejut dan Kim hanya menatap datar Eun Ji. Ia tidak terkejut sama sekali.

Truth Imagine [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang