FIRST MEET

111 7 0
                                    

Seragam putih abu-abu melekat di tubuh mungil gadis periang itu, ia berjalan menuruni anak tangga yang ada di rumahnya dengan senyum yang tercetak jelas di wajahnya.

"Pagi mah, pah" sapanya dengan riang membuat orang sekitarnya ikut tersenyum.

"Pagi, sayang" ucap kedua orang tua lala.

"Kak Ezra mana?" tanya nya sambil celingak celinguk mencari keberadaan seseorang yang tak lain adalah kakak kandungnya.

"Di rumah varrel" jawab haris ayah lala.

Setelah haris membuka suara, mereka kembali melanjutkan sarapan pagi mereka.

"Mah, pah, aku berangkat dulu yah" ucap lala lalu meneguk habis segelas susu buatan mamahnya.

"Kok buru-buru sih, la?" tanya caludia mamah lala.

"Hari ini upacara mah" ucap lala lalu mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

*********

Lala berjalan menusuri koridor sekolah dengan senyum yang terus menghiasi wajahnya, tak sedikit orang yang membalas senyumannya terutama kaum adam.

"La, lala.. " teriak seseorang menghentikan langkah lala.

Lala tersenyum melihat orang yang baru saja memanggilnya.

"Lo kapan datang?" tanya lala kepada seseorang yang baru saja memanggilnya. Dia adalah sahabat kecil lala namanya Olivia Navriel yang akrab di sapa oliv.

"Semalam" jawab oliv. Mereka lalu berjalan menuju kelas mereka. 5 hari yang lalu oliv pergi ke bandung menjenguk neneknya yang sedang sakit.

"Nenek lo udah sembuh?" tanya lala.

"Udah" jawab oliv sambil tersenyum.

"Duarrrr" lala dan oliv mengelus dada mereka masing-masing mendengar suara yang sangat keras di pagi hari seperti ini.

"Ngagetin aja nih anak" ucap oliv kesal. Lain halnya dengan oliv yang kesal, lala menatap dhita tajam. Dhita Verissa di panggil dita adalah teman mereka yang memiliki suara super duper toa.

"Maaf" dhita menyegir mendengar omelan oliv.

**********

Seorang siswa berhasil membuat semua kaum hawa menjerit histeris di area koridor sekolah siapa lagi kalau bukan Alvin Putra Stevenson anak pemilik sekolah yang memiliki ketampanan di atas rata-rata dengan wajah yang cool, baju tak pernah di masukkan dan rambut acak-acakan namun tak mengurangi kadar ketampanannya.

Alvin berjalan menusuri koridor sekolah tanpa melirik satupun dari mereka yang menyoraki dirinya.

"Vin" alvin yang mendengar namanya terus di sebut tak ingin menghentikan langkahnya atau bahkan berbalik melihat siapa orang itu . Biarkan saja dia yang mendekati dirinya, itu kata alvin.

"Sombong bener lo vin" ucap jevan sambil dramatis.

"Lo aja yang alay" jawab alvin ketus.

"Iya, alay lo" ryan ikut menghujat jevan yang sangat suka mendramastis kan keadaan.

Alvin memiliki dua orang sahabat yang tak lain adalah Jevan Marcello (Jevan) yang memiliki ke pribadian suka ngelucu, dan Bryan Alveno (Ryan) yang untung tidak seperti jevan.

"Mau ngantin gak?" tanya ryan kepada dua sahabatnya. Yah! Mereka bertiga memilik ke pribadian yang sama yang cukup menonjol yaitu jenis kelamin, typo maksud author kebiasaan bolos. Tapi, emang benar yah, fakta yang pertama author katakan.

"Gila lo yan, masa kita berdua kudu penganten" jawab jevan dengan wajah super duper kaget.

"Ngantin, ngantin woyy" ralat ryan.

LALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang