Seorang gadis berada dikamarnya. Duduk diatas kasur yang empuk, sambil menatap keluar jendela.
Dia termenung, bahwa benar kata bijak itu 'kadang hidup memang tak seindah dari yang kita bayangkan'.
Ia masih bisa menyadari takdir apa yang Tuhan berikan padanya. Pahit! Jarak memisahkannya dengan kekasihnya yang sekarang kini menjadi Mantan Kekasihnya.
Dia ingin tidak terima dengan kenyataan hidupnya sendiri, namun ia harus sadar bahwa semuanya telah terjadi. Tak ada yang bisa mengubahnya.
Jika bisa mungkin Tuhan hanya kasihan melihatnya, seperti itulah yang selalu ada dalam pikirannya.Ia perlu bangkit dari keterpurukan yang selalu menghantuinya. Namun mungkin masih sulit untuk itu. Banyak kenangan yang telah tercipta. Kenangan yang selalu membuatnya susah keluar dari lembah kehitaman.
Gadis itu berpikir seolah-olah dialah yang paling menderita di dunia. Padahal kenyataannya banyak diluar sana yang melebihi dari sedihnya kisah cintanya.
Gadis itu merasa yang paling tersakiti, yang paling terkhianati, yang paling bodoh didunia ini.
Saat ia berusaha melupakannya ada saja peristiwa yang mengingatkan nya terhadap masa lalu.
Ia tak tau banyak teman, kerabat atau yang lainnya geram padanya. Entah memang masa itu terlalu indah untuk dikenang atau memang dia yang tidak mau melupakannya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang-Ku dan Dia
General FictionTerlalu banyak kenangan indah itu yang membuatku selalu tidak bisa melupakannya. Namun sepahit atau seburuk apa itu dia harus bisa bangkit. Dia harus sadar hidupnya bukan monoton tentang itu saja!