🍀 #1 : Keinginan Zania

9.4K 169 4
                                    

Keinginan Zania

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keinginan Zania

(❤)


"Ayaaah" teriak seorang gadis kepada Ayahnya saat melihat sang Ayah hendak pergi bekerja. Dia gadis yang manja, namun bisa berubah menjadi gadis dewasa ketika sedang menyikapi masalah.

"Ya, nak, ada apa? Ayah akan berangkat sekarang. Zania mau dirumah atau ikut ibu ke pasar lagi?"

"Hari ini Zania akan ikut Ibu, Yah" terlihat dia menunduk lesu. "Tapi disana Zania tidak bisa kasih ibu tambahan uang. Ayah, bagaimana jika aku ikut Ayah bekerja disana? Bersama Ayah" keinginannya itu membuat ayahnya tercengang sekaligus iba seketika. Seumuran dia yang seharusnya masih melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, malah harus bekerja untuk membantu ayah ibunya.

"Tidak nak. Cukup Ayah dan Ibu saja yang bekerja. Zania tunggu ya sampai Ayah bisa kumpulkan uangnya untuk kamu lanjutkan sekolah"

"Ayah, Zania tidak akan memaksakan keadaan. Jika Allah sudah menakdirkan Zania untuk kuliah, Insya Allah semua akan mudah. Dan untuk saat ini, Zania memilih untuk bekerja dulu. Zania ingin sekali membantu Ayah dan Ibu"

"Maafkan Ayah nak, belum bisa memberimu kebahagiaan layaknya gadis seusiamu. Kalau mau Nia seperti itu, baiklah, ayah akan bicara pada pak Umar"

Rona bahagia nampak pada wajah Zania. "Ayaah Nia sayang ayah. Tolong jangan berkata seperti itu, Ayah adalah ayah terhebat untuk Nia"

Fariz tersenyum simpul seraya mengelus pucuk kepala putrinya yang tertutup hijab itu. "Baiklah nak, Ayah berangkat dulu. Hari ini Ayah akan bicara pada pak Umar"

"Baik Ayah, hati-hati bekerjanya"

...

Gadis ceria itu kini sedang membantu Ibunya di pasar. Dia bersenandung seraya merapikan letak sayur-sayuran disana.

Sang Ibu ikut tersenyum melihatnya, "Zania, nak" panggilnya. Zania menoleh dan menghampiri Ibunya, "Iya, Bu?" lagi-lagi Ibunya hanya tersenyum.

Zania yang bingung melihatnya ikut tersenyum juga, "Ibu kenapa? Ada yang lucu, ya, sama Nia. Zania kan memang lucu, bu" candanya.

"Benar, sayang. Karena kamu lucu, ceria, Ibu jadi bahagia melihatnya" jelas Hana.

"Zania mau tidak lucu bagaimana, Nia kan anaknya Ibu" keduanya tertawa bersama sampai pembeli datang dan menyudahi candaan Zania.

Sampai jam menunjukan pukul 4 sore, Zania masih berada di pasar bersama Ibunya. Saat ini mereka sedang membereskan sisa-sisa dagangan untuk dibawa kerumah, lalu menutup warung dan pulang bersama.

Sesampainya dirumah, Zania cepat-cepat membawa air minum untuk Hana, sembari fikirannya terus mencari cara untuk bisa memberitahu sang Ibu soal keinginannya untuk bekerja.  "Terima kasih, nak" Zania tersenyum lalu mengangguk.

Zania Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang