Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝Someone's breath. That heavy breath.
How can I see through that? though I can't understand your breath,
It's alright I'll hold you❞
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hening, dingin, kedua insan itu duduk berhadapan dengan punggung saling ditegakkan.
Mereka hanya berdua di dalam ruangan tersebut. Satu-satunya penerangan yang didapat hanyalah dari kelap-kelip lampu gedung pencakar langit di Busan yang terpampang di jendela hotel.
"Nama?" Lelaki di hadapanku memulai percakapan kami saat jam mengarah ke angka 12.
"Kim Taehyung."
"Maksudku, namamu," tanyanya ulang dengan sedikit penekanan nada pada tiap katanya.
"Ah, iya." aku terkekeh dengan senyum yang sebenarnya sangat kupaksakan. "Kang Eunjin."
Tiba-tiba sebuah tangan mendarat di bahu kananku. "Relax. It's okay." Ah, dia menenangkanku rupaya.
Mungkin dia menangkap wajah kakuku yang selalu menghindari tatapannya, keringat dingin membasahi seluruh tubuhku, bahkan tadi saja aku malah menyebutkan nama miliknya. Padahal jelas-jelas dia tidak akan menanyakan hal itu kecuali jika dia baru saja terbangun dari rumah sakit dan terdiagnosa 'amnesia'.