Dia masih dilanda oleh rasa sakit masa lalu yang terus menyiksanya. Suara ayahnya yang merintih kesakitan masih terngiang-ngiang dalam pikirannya, dan dia masih mengingat dengan jelas percikan darah yang berserakan di mana-mana. Bayangan tembakan dan pemandangan ayahnya yang meninggal dengan tragis selalu menghantuinya. Setiap kali ia terkenang akan kejadian itu, air mata tidak bisa terbendung, dan segalanya kembali terasa sangat berat.
Perasaan dendam dan niat membalas dendam semakin menguat. Dia bersumpah akan mengambilnya secepat mungkin. Kalimat "Nyawa di balas dengan nyawa" telah menjadi mantra bagi dirinya, memberikan kekuatan dan motivasi yang tak tergoyahkan. Kematian bukanlah hal yang menakutkan, yang ia inginkan hanyalah membalas dendam atas pembunuhan ayahnya. Ibu yang selamat dari peristiwa itu sudah cukup, tapi dendamnya terus membara.
Teriakan dan suara keras benda dihempaskan menggema di dalam ruangan yang kelam itu. Kesedihan dan amarahnya ditumpahkan dengan cara yang kurang sehat, tapi itulah cara dia mengekspresikan perasaannya. Baginya, pembalasan dendam satu-satunya jalan penyelesaian. Hidup singkat, dan dia harus berjuang untuk balas dendam. Siapapun yang telah menyakiti keluarganya harus merasakan nasibnya yang sama.
Senyumannya tanpa arti mengumbar janji pembalasan dendam yang akan dilakukannya. Dia akan melanjutkan perjuangannya sampai tiba saatnya untuk memenuhi sumpahnya. Semua orang yang memaksanya mengalami masa lalu yang menyakitkan itu akan membayar dengan kehidupannya. Tujuannya jelas: dendam yang akan membakar habis segala sesuatu sampai ke akar-akarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHOPATH KELAS KAKAP
Mystery / ThrillerDEWASA!! Menceritakan seorang Laki-laki yang memiliki dendam kepada seseorang yang telah mengkhianati keluarganya. Pelakunya adalah sahabat ayahnya sendiri yang tidak terima dengan kekalahan bisnisnya yang hampir gulung tikar. Karena kejadian itu ay...