C.2

2.4K 77 0
                                    

Satu hari kemudian, taehyung berdiri di samping pohon sakura yang menjulang tinggi sebagai peneduh, memasuki kedua tangannya ke dalam saku jaket dengan kepala di tutupi dengan tudung jaket yang ia gunakan. Ia hanya terdiam memandang tanpa arah di gang sempit menunggu kedatangan seseorang.

Matahari perlahan-lahan mulai tenggelam, taehyung menghela nafas sembari sesekali melirik jam tangannya.

Samar-samar ia mendengar suara beberapa orang:

"Nona, kami bisa membantu membawa tasmu. Itu terlihat sangat berat"

"Tolong jangan ganggu aku"

"Ayolah nona, kami hanya ingin membantu"

Semakin lama suara itu terdengar semakin jelas bersamaan dengan suara langkah kaki yang semakin mendekat , taehyung mencoba untuk tidak memperdulikannya sampai akhirnya ia menemukan dari mana sumber suara tersebut.

Kedua matanya menangkap seorang wanita yang di ikuti oleh beberapa preman. Awalnya taehyung bersikap acuh. Namun, ia di kejutkan saat melihat dengan jelas wanita tersebut. Taehyung memastikan kembali pengelihatannya, ia tidak salah. Itu benar-benar dia.

Taehyung hanya memperhatikannya, preman-preman itu masih terus mengganggunya. Setelah berpikir beberapa saat akhirnya taehyung mendekat ke arah mereka.

"Lepaskan dia" ujar taehyung sedikit berteriak.

Preman-preman itu menoleh, salah satu dari mereka berjalan pelan ke arahnya, "Ini bukan urusanmu, pergi-lah"

Taehyung menghela nafas untuk kesekian kalinya, "Suara kalian sangat berisik, lagipula apa yang akan kalian dapatkan dari dalam tas itu?"

"Aku bilang, itu bukan urusanmu. Sebaiknya kamu pergi sebelum kami mematahkan kepalamu sekarang" ujar satu preman di depannya.

"Kepala ya?" Gumam taehyung pelan, "baiklah"

Taehyung mengangkat satu kakinya dan menendang kepala preman di depannya hingga jatuh. Preman yang lainnya terkejut lalu melayangkan pukulan mereka ke arahnya. Untungnya taehyung berhasil menghindar.

Aksi perkelahian taehyung dengan preman-preman itu berlangsung beberapa menit hingga mereka berlari pergi.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya wanita itu, "Terima kasih telah membantuku"

Taehyung hanya terdiam memandangnya. Ia hanya sedang memikirkan tentang sebuah rencana yang telah taehyung persiapkan. Kedua mata taehyung melirik ke arah nametag yang tergantung di kemeja wanita itu.

'Lee seoji'

Ia tidak menyangka akan menemukannya secepat ini. Senyuman taehyung terukir begitu saja, "Gang ini di penuhi preman, sebaiknya kau hati-hati jika lewat sini" ujar taehyung.

"Terima kasih, bagaimana aku harus membalasnya?"

Taehyung tidak ingin menyia-nyiakan kesempatannya, sesuai rencananya. "Siapa namamu?"

"Aku lee seoji, bagaimana kalau aku meneraktrimu kopi? Ku dengar ada satu cafe yang baru buka di dekat sini. Aku hanya tidak ingin berhutang budi padamu"

Taehyung tersenyum dan mengangguk setuju, "Tentu saja" ia berkata sambil menunjukkan senyum lebar.

Taehyung mengikutinya ke kafe terdekat, mereka memesan kopi dan duduk di meja berjarak satu sama lain. Mata Taehyung tidak henti-hentinya memandang Lee Seoji.

Setelah beberapa saat, Taehyung memutuskan untuk menanyakan pertanyaan.

"Kau berasal dari keluarga lee?" Taehyung bertanya dengan santai.

PSYCHOPATH KELAS KAKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang