Bab 1 - Awal Pertemuan

401 35 1
                                    

KUROKO Tetsuya, anak laki-laki berusia 6 tahun, ia memiliki kulit pucat dan warna rambut biru muda. Dia tinggal di panti asuhan Cloud sejak usia 5 tahun. Saat ini, Kuroko masuk sekolah di TK Pelangi.

Kuroko mengalami hidup yang cukup berat untuk ukuran anak yang seharusnya butuh perhatian. Baik panti asuhan dan TK tempat ia berada, semua orang, baik dewasa maupun anak-anak, mengucilkan Kuroko. Semua kesalahan dilimpahkan pada anak yang belum tahu apa-apa tentang hidup selain penderitaan.

Suatu hari, ia kembali dituduh mencuri oleh teman-teman sekelasnya. Guru yang harusnya menghentikan tuduhan malah percaya pada anak-anak lain karena menilai Kuroko yang berasal dari panti asuhan. Padahal Kuroko tidak pernah melakukan tindakan tak terpuji. Kuroko tak sanggup menahan fitnah tersebut hari itu, ia ingin menghilang saja dan hal itu membuatnya lari keluar kelas.

Saat itulah, Kuroko bertabrakan dengan seorang anak berambut merah—Akashi Seijuro. Mereka dipertemukan oleh takdir. Dunia mereka sangat berbeda, langit dan bumi. Hal yang sama mungkin keduanya haus akan kasih sayang seorang ibu.

"Hei, kamu bisa berdiri?" Tanya Akashi mengulurkan tangan.

Kuroko menilai Akashi dengan ragu. Ia takut anak itu sama seperti anak-anak lainnya. Saat ia asyik memikirkan hal-hal negatif, Akashi kembali bicara, kali ini dengan sebuah senyuman, "Kamu kelihatannya sedang sedih. Baiklah, kamu akan menjadi temanku!"

Akashi memutuskan itu seenaknya. Tapi, hari itu untuk pertama kali, perkataannya dilawan oleh anak kecil berpakaian lusuh tersebut. "Tidak mau, pergi sana!" Ujar Kuroko.

"Aku tidak bertanya, kau hanya harus patuh karena ini adalah perintah!" Ujar Akashi menarik Kuroko yang sedari tadi duduk di tanah untuk berdiri. "Namaku Akashi Seijuro. Siapa namamu?"

"Kuroko Tetsuya." Jawab Kuroko. "Lebih baik kau menjauh karena aku pembawa sial!"

"Aku tidak peduli akan hal itu. Mulai hari ini, kau milikku dan cuma aku yang boleh memanggil nama kecilmu, Tetsuya!"

Usai berkata begitu, Akashi membawa Kuroko masuk ke dalam mobil pribadi keluarganya dan langsung membawanya pulang ke mansion yang mewah.

*

Mansion Akashi sangat mewah, luas, dan besar. Ada banyak maid dan butler yang menyambut saat Akashi tiba di depan mansion. Kuroko memperhatikan semua hal asing itu dengan penuh takjub.

Salah satu butler membuka mulut, bertanya, "Siapa anak dekil itu, Tuan Muda?"

"Dia temanku. Jangan coba lancang padanya!" Jawab Akashi setelah menyayatkan mata gunting melukai pipi butler itu hingga berdarah. Butler itu buru-buru minta maaf dengan wajah pucat pasi.

Kuroko mengerti satu hal detik itu, yakni Akashi adalah rekan baik untuk dijadikan teman, sekaligus hal terburuk untuk dijadikan musuh. Ia bertekad untuk tidak dibenci oleh Akashi.

"Tetsuya, kau mau menemaniku main seharian, kan?" Tanya Akashi memegang kedua telapak tangan Kuroko yang kurus dan penuh luka goresan.

"Aku mau." Jawab Kuroko mengangguk.

Bermain dengan Akashi adalah mimpi terindah anak-anak orang kaya sekalipun. Semua mainan terbaik tersedia, camilan dan minuman paling enak disiapkan koki profesional pribadi, kolam renang yang besar dengan pelampung paling bagus, taman bermain pribadi yang ada mainan hiburan, dan terakhir bisa duduk di atas punggung anak kuda milik Akashi. Semua itu Kuroko dapatkan dalam seharian. Akashi memberinya kebebasan dan bermain gembira bersamanya.

Saat matahari terbenam dan langit gelap yang mendung tiba, Ayah Akashi pulang dari kantor dan membangunkan Kuroko dari mimpi indahnya. Ia mengusir Kuroko, yang menurutnya kotor dan memberi pengaruh buruk bagi Akashi, keluar dari mansion.

"Tetsuya adalah temanku. Jangan usir dia, Ayah!" Jerit Akashi saat ia ditarik sang Ayah masuk ke dalam rumah. Sementara, seorang butler menyeret Kuroko keluar dari halaman mansion.

"Aku tak izinkan kamu bergaul dengan anak miskin seperti itu, Seijuro!" Hardik Ayah Akashi.

Suara itu masih terdengar oleh Kuroko Tetsuya. Kuroko menangis di luar mansion itu mendapat perlakuan seperti apa yang kebanyakan manusia memperlakukannya. Kuroko secara tak sadar saat itu juga, ia sudah menganggap Akashi Seijuro adalah teman pertama dan orang yang paling baik padanya. Ia tidak ingin melupakan Akashi dan suatu hari akan kembali untuk main dengannya lagi.

Kuroko pulang kembali ke panti asuhan. Ia melanjutkan hidup penuh caci maki dengan harapan kuat tertanam dalam hati. Bagaimana pun caranya dan semenderita apa pun, ia harus hidup lebih lama untuk kembali bermain bersama Akashi lagi.

*

10 tahun kemudian.

Kuroko Tetsuya, 16 tahun, dia berada di salah satu kapal tempat manusia diperjual-belikan untuk menjadi mainan orang-orang kaya. Dia sudah berpindah dari satu majikan ke majikan lainnya selama 5 tahun ini. Segala penyiksaan sudah ia dapat dan hampir semua majikannya tidak ada satu pun yang baik. Setelah bosan, mereka kembali menjualnya ke kapal gelap ini.

Hari ini, kapal itu membawa Kuroko kembali ke lautan Jepang. Majikan baru sudah menantinya di pelabuhan. Begitu kapal berlabuh, maka ia akan kembali menjalani entah siksaan baru apa dari sang majikan terbaru.

Manusia yang diperjual-belikan sebagai mainan atau lebih akrab disebut budak, tak punya kebebasan. Mereka hanya boleh menjawab "ya" dan patuh pada majikan mereka. Pada saat itu, hukum tidak berhak menindak bagaimana perlakuan seorang majikan pada budak yang telah dibeli. Dunia menutup mata dari para budak.

Begitu tiba di pelabuhan, sebuah lelang budak dibuka di depan puluhan orang-orang kaya. Mereka akan meneriakkan harga untuk budak yang ingin mereka beli. Pemberi harga tertinggi berhak mendapatkan budak yang ingin ia beli.

Kuroko diabaikan hingga menjelang penutupan lelang. Salah satu meneriakkan 50 juta, yang lain meneriakkan 100 juta, dan orang terakhir tiba-tiba meneriakkan 700 juta. 700 juta, harga yang membuat bungkam orang kaya lainnya. 700 juta bukan angka sedikit, mereka tidak akan rela memilih budak dengan tubuh selemah Kuroko. Jadi, tidak ada yang menawar lebih tinggi selain itu.

Kuroko tidak bisa melihat wajah orang kaya yang memilihnya karena setiap pembeli memakai topeng. Rambut pembelinya berwarna merah. Tapi, itu bukan hal yang membuat Kuroko merasa senang. Merah bukanlah warna langka di luar negeri dan Kuroko sudah pesimis bisa menemukan Akashi, teman masa kecilnya. Itu tak mungkin terjadi di dunia yang kejam baginya.

Bodyguard pribadi orang kaya yang membeli Kuroko datang mengambilnya. Merekamemasangkan kalung besi tanda budak yang sudah ada pemiliknya. Kalung itu disambungrantai panjang yang kemudian digunakan untuk menarik agar Kuroko berjalanmengikuti mereka.

Thousand Tearsdrop by Twinkle RedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang