01. Saya Aja

14.8K 2.6K 362
                                    

"Kalian bikin kelompok, satu kelompok dua orang, pertemuan selanjutnya dikumpulkan."

Kerja kelompok. Dua kata yang paling nggak gue suka, karena gue harus kumpul sama anak kelas yang berujung main bukannya ngerjain tugas.

Dan kalimat itu diucapin sama bu Yuri, guru bahasa gue dua hari yang lalu, dari hasil undian gue sekelompok sama Siyeon. jelas aja gue yang ngerjain, karena ada dua alasan.

Pertama, kata Siyeon "gue gabisa ngerjain, lo aja deh gue mau jalan sama Jeno,"

Kedua, kalopun siyeon nggak ngomong gitu, pasti gue bakal ngomong "gue aja yang ngerjain gapapa."

Dan yang bikin gue gelisah sekarang, tugas gue ada di flashdisk, flashdisk gue ada di...

Astaga, gue lupa. Ada di kak Hendery.

Mana belum dikembaliin lagi, masa gue yang minta? kan dia yang pinjam? Haechan juga belum datang.

Waktu lagi memikirkan gimana caranya supaya flashdisk gue balik, hp gue getar. Benar aja ada line dari Haechan.

Haechan

Haechan
|sayang
|p
|p
|p

Marry
hm?|

Haechan
|ijinin bu Yuri gamasuk hehe

Marry
bolos lagi?|

Haechan
|gimana ya ehe

Marry
yaaudah gampang|
btw, fd gue ada di kak Hendery gimana?|

haechan
|paling nanti dikembaliin
|butuh cepet?

Marry
iya|

Haechan
|ke kelasnya aja nanti gue bilang kalo lo ada dikelasnya

Marry
kan udah bel|
udah dulu, bu Yuri masuk|

Haechan
|okek
read

Setelah line dari Haechan, gue langsung ngeluarin buku bahasa. Gue cuma berharap semoga bu Yuri nggak menagih tugas, tapi kayaknya hari ini gue sial.

"Semuanya, kumpulin tugas kelompoknya. Ingat, yang nggak dalam bentuk flashdisk nggak saya terima,"

Udah mampus.

"Mar, lo udah ngerjain kan? sini, gue aja yang ngumpulin. " tanya Siyeon yang di depan gue. Gue menunduk. ini kelemahan gue, kalo di suasana yang genting gue selalu nunduk.

Gue berdehem, "itu, Yeon, flashdisknya dipinjem kak Hendery belum dikembaliin,"

"Kok di kak Hendery sih? kan itu ada tugas kita."

"Plis deh, gue yang bikin kok lo yang sewot." bales gue dalam hati. Gue selalu merutuki sifat gue yang nggak bisa ngomong langsung apa yang dipikiran.

"Yaudah lah, lo bilang bu Yuri kalo punya kita ketinggalan atau gimana," oke, Siyeon kali ini bikin gue naik darah. Dia mah enak nggak ikut mikir, cuma tinggal terima nilai. Tapi akhirnya gue yang ngomong, daripada ribet urusannya malah nambahin urusan lain.

•••

Dan berakhirlah sekarang gue menuju ruang guru, panggilan dari bu Yuri buat gue dan Siyeon karena telat ngumpulin tugas. Mungkin cuma dapat ceramahan sama poin doang.

Bu Yuri nggak segalak itu, guru muda kayak dia pasti maklumin kalo telat sehari. Dia cuma melaksanakan peraturan sekolah yang ketat. Salah satunya ya, nggak boleh telat ngumpulin tugas apalagi dengan alasan yang terkesan dibuat-buat.

"MARRY!" gue mencari ke sumber suara yang manggil gue waktu gue mau buka pintu ruang guru.

Kak Hendery, yang ditunggu akhirnya datang juga.

"Kak Hendery mau ngapain? kok nyariin lo? Mau ngembaliin flashdisk?" Tanya Siyeon.

Pertanyaan Siyeon tadi nggak gue jawab karena kak Hendery yang mulai mendekat ke arah kita berdua, "kamu Marry kan?" gue mengangguk.

Kak Hendery ngasih flashdisk gue yang langsung gue ambil. Tapi waktu flashdisk udah ditangan gue, kak Hendery ngomong "maaf ya? saya nggak sengaja, isi flashdisk kamu keformat semua."

Gue membeku.

Mampus.

Bagus banget kan? Tugas gue ada flashdisk dan demi nyelesaiin tugas itu gue kurang tidur. "nggak apa-apa kak, aku masuk dulu dipanggil bu Yuri." seperti biasa, gue cuma bisa marah dalam hati. Dan Siyeon udah nggak tau kemana pasti sama Jeno atau nggak teman seperjuangannya.

"Eh, dipanggil? kata Haechan kelas kamu ada tugas dari bu Yuri kan? pasti bakal kena poin apalagi tugas kamu kehapus, saya aja yang ngomong sama bu Yuri." kak Hendery nyegat gue lagi dan ngomong gitu.

"Nggak usah kak,"

"Udah saya aja yang ngomong, nggak enak nih," kak Hendery langsung masuk sambil menarik tangan gue dengan lembut masuk ke ruang guru, tapi nggak lama gue lepas dengan halus karena nggak enak dengan guru-guru disini.

PRECIOUS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang