Prolog

122 21 8
                                    

Now playing
Tak sanggup melupa #Terlanjur mencinta
-Ziva magnolya-

Shena melangkah gontai menaiki tangga untuk menuju lantai dua Kafe X,dimana semalam dia mengajak Raga bertemu.Sejujurnya Shena tengah mengalami keraguan untuk dua hal yang berbeda.Ada kalanya ia ingin pulang karena ragu untuk bertemu Raga,akan tetapi disisi lain,Shena  sangat penasarannya akan cerita yang diceritakan Stevy selama 3bulan ini,disaat Shena berada di Bandung melanjutkan kuliahnya. 

Lagian Shena tidak bisa menampik rasa rindunya selama beberapa bulan ini menggerogotinya.Ya,Shena dan Raga harus berpisah,ketika mereka selesai menghabiskan masa putih abu abunya.

Sesampainya Shena dilantai atas Shena membayangkan hanya dirinya saja yang merasakan kerinduan ini,sedangkan Raga tidak,mengingat selama 1 bulan terakhir ini Raga tak menghubunginya,semakin membuat Shena merasa ragu untuk melangkah menuju meja yang Raga tempati.Shena menarik napas ,dan melangkahkan kakinya menuju MejaRaga yang berada disudut Kafe menghadap jendela.

“Hai” Sapa Shena canggung.

Raga hanya mengangguk membalas sapaan Shena.

Shena rasa ada yang salah selama ini,kenapa Raga biasa saja?

“Kamu apa kabar?”  Pertanyaan itu keluar begitu saja dari bibir Shena,melihat Raga tak kunjung angkat bicara.

Padahal sebelumnya Shena pikir Raga akan Excited bertemu dengannya.

“Hmm,sangat baik” Ucap Raga sembari meletakkan kopinya lalu menatap Shena.

Shena menegang sesaat matanya bersirobok dengan sepasang mata yg menatapnya tajam.

“Senang deh kalau kamu baik baik aja” Ujar Shena sembari tersenyum lebar. Shena mencoba menepis pikiran buruknya melihat sikap dingin Raga.Mungkin Raga kecapekan pikir Shena.

“Ada apa kamu ajak aku ketemuan disini?’’,Tanya Raga.

“Emang ga boleh ya ga,kan kita dah lama ga ketemu??

“Aku ga punya banyak waktu?” Ucap Raga datar.

“Raga??”

“Aku ga punya waktu,kalau ga ada yang penting,aku pulang” Raga segera mengeluarkan dompetnya untuk membayar kopinya.

“Raga…Kenapa ka…?

“Aku rasa Stevy udah cerita ke kamu”

“Jadi semua cerita Stevy benar ga??” Shena pikir Stevy bercanda,karena Stevy sangat tidak suka melihat dia dan Raga.

“Jadi benar kamu dan Mika tunangan? ”

Raga terdiam tak berniat menjawab pertanyaan Shena,tak juga memungkirinya. Ia membiarkan Shena untuk melanjutkan perkataannya.

“Kamu udah lupa ga???.” Lanjut Shena ,karena tak kunjung mendapat jawaban dari Raga.

 ‘’Aku sangat ingat.” Akhirnya Raga buka suara.

“Ga selama ini aku berusaha untuk cepat ketemu sama kamu dan ternyata?”

“Terus aku peduli” Lanjut Raga menatap Shena sinis. 

 Shena yang merasa ditatap pun tertunduk, menatap kopinya yang baru saja diantar Barista.

“Maksud kamu?” Cicit Shena ,masih dengan kepala  tertunduk.

“Udahlah Shen,Zaman sekarang masih ada yg ingat janji janji kampungan gitu,kayak anak SMP aja” Balas Raga sembari tersenyum,tapi bukan senyum yang Shena rindukan,melainkan senyum sinis yang sambil memandang remeh Shena.

“Aku rasa kamu cukup pintar, atau kamu pura pura bego untuk sadar kita itu ga ada hubungan apa apa??”Sinis Raga,masih dengan raut wajah tak sukanya.

Shena sadar,dirinya sangat sadar dan cukup tau,tapi apa salahnya dia merasa selama ini Raga menyukai dia.

“Atau kamu menganggap serius Janji yang aku ucapkan asal itu?”

“Wah Shena,mudah banget kamu jadi cewek,hanya dengan kata kata kaya gitu kamu bawa perasaan??” Raga kembali menatap sinis Shena.

Shena menunduk mendengar ucapan Raga,hati Shena tak karuan sesak rasanya,benar benar kecewa?Raga hanya mempermainkannya?Ya Tuhan kenapa harus Raga yang Shena pikir sangat menyayanginya.Memikirkan itu Shena merutuki dirinya,bodohnya dia .

“Ternyata semua cuma bercanda ya ga” Shena tersenyum getir,ucapan Raga tadi sangat menyakitinya..

Raga menyeringgai. “YA!!,dan aku menyesal udah ngucapkan kata kata itu,aku tarik lagi kata kata itu,aku harap kamu lupakan itu semua.

“Lagian kamu dan William serasi “ Lanjut Raga.

Shena masih bingung maksud Raga

“Ga,kamu salahh” Shena menggeleng tidak setuju.

Raga tak berniat buka suara,hingga keduanya larut dalam pikiran masing masing.

“Kenapa kamu bisa tiba tiba sama Mika? Lanjut Shena memecah keheningan.

“Aku udah lama suka sama Mika sebelum aku kenal kamu,dan aku sangat sangat mencintai Mika dan aku ma-

Ucapan Raga terhenti melihat Shena menunduk. Hatinya meringis, ia merasa sudah menjadi  lelaki pengecut.

Shena menunduk semakin dalam,air mata yang sejak tadi ia tahan,lolos keluar dari matanya.

‘’Tapi ga” 

“Udahlah Shen udah berakhir, lupakan janji kita yang dulu, jalani hidup masing masing aja.” Raga menatap Shena.

Bagi shena ucapan Raga menyiratkan bahwa Raga tak mau lagi berurusan dengannya.

Raga beranjak berdiri dan berjalan mendekati Shena lalu memeluk Shena erat. Raga pikir mungkin ini pelukan terakhirnya dengan Shena .Ia merasa ini sudah keputusan yang terbaik.

“Dulu aku rasa kita bisa bersama shen,tapi aku gak punya pilihan,aku menyayangi Mika, kamu sudah cukup dewasa ,dan aku tau William bisa jadi orang yang terbaik untukmu.” Lirih Raga pelan.

Shena menggigit bibirnya agar isakannya tidak keluar,ia menangis di pelukan Raga ,tak tahan mendengar  tangisan Shena,Raga melepaskan pelukannya ,dan beranjak pergi meninggalkan Shena.

Iya ini yang terakhir kalinya batin raga.



Who?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang