#
AUTHOR POV
____________________________________
Wonwoo merebut remote tv dari genggaman Hera. Mengecilkan volumenya hingga jadi begitu pelan, malah nyaris tak kedengaran.
Hera hanya diam mengabaikan kehadiran Wonwoo. Kini pria sipit itu sudah meninggalkan singgasana dan buku tebalnya, menyandarkan kepala di paha Hera ikut menatap layar tv.
Ditariknya tangan kanan Hera untuk mengelus surai kehitaman miliknya. Itu sudah menjadi kebiasan, Wonwoo seperti anak kucing yang senang dielus rambutnya hingga tertidur.
"Hera..."
"Iya"
"Ingin tahu satu hal yang menarik?" Ujar Wonwoo, mencolek - colek lengan Hera agar perhatiannya beralih padanya.
"Apa?"
"Kemari aku bisikan"
Wonwoo mengecup singkat bibir Hera membuat mata gadis itu membulat sempurna karena kaget.
Kesadaran Hera belum kembali namun Wonwoo kembali mengecup bibirnya berkali - kali seperti anjing laut yang berlompat untuk dapat makanan.
"Yaa!"
"Kenapa?" Hera memicingkan matanya. Kesal dengan tingkah Wonwoo yang menganggu, setelah dirinya diduakan oleh buku.
Seakan tak peduli Wonwoo malah menarik tengkuk Hera agar mendekat kewajahnya, mencuri ciuman dari istri yang sedang kemusuhan itu. Hera melepas tautannya. Mendadak Wonwoo memasang wajah cemberut, merasa patah hati.
"Leherku sakit, Won"
Laki - laki itu bangkit dari posisinya menjadi duduk, melanjutkan menciumi Hera dengan penuh hasrat. Reflek wanita itu memejamkan matanya merasakan bibir lembut Wonwoo yang menuntut dan berubah menjadi hisapan kecil yang membuat mereka kehabisan napas.
Hera melerai ciuman itu untuk menghirup udara sebanyak yang ia bisa. Napasnya memburu karena kehabisan oksigen.
Wonwoo mengangkat tubuh Hera menjatuhkannya di atas ranjang, dia tak bisa menahan diri lagi. Sebelum Hera protes Wonwoo membungkamnya dengan sebuah lumatan dibibir Hera begitu ahli, bersamaan dengan sentuhan tangan besarnya yang menggrayangi tubuh Hera.
Tanpa sadar Hera sudah mengalungkan lengannya di leher Wonwoo. Tangan Wonwoo meraih piyama Hera melepas kancingnya satu persatu.
Hingga keduanya polos.
Napasnya memburu serta keringatnya semakin membanjiri begitu tubuh naked mereka saling bersentuhan.
Hera merasakan sesuatu yang menegang di bawah sana masuk ke dalam organ kewanitannya secara paksa. Sehingga menimbulkan desahan lembut dari bibirnya karena nyeri.
Terasa lengket, namun memabukkan. Melakukan hal luar biasa yang terasa indah. Karena hasrat dapat merobohkan segalanya termasuk akal sehat.
Mengubah malam dingin menjadi begitu panas.
___^^___
Cakrawala berwarna kebiruan terlihat nyata lewat sela gorden yang sedikit tersingkap. Hera merasakan selujur tubuhnya terasa sakit dan kaku, dia menarik selimutnya lebih dalam untuk tidur lebih lama.
Pria disampingnya merapatkan pelukannya, membuat Hera mengurungkan niat untuk kembali jatuh pada dunia mimpi. Dia terkejut saat mendapati tubuhnya hanya terbalut kaus milik Wonwoo yang kedodoran.
Ingatan tentang kejadian semalam membuat Hera merasa malu, melakukan kegiatan yang sesuai dengan status mereka.
"Morning my waife," ujar Wonwoo dengan suara serak khas bangun tidur. Dia merapikan surai kecoklatan milik Hera yang menutupi wajahnya, menatap Hera dalam.
"Berhenti menatapku seperti itu Won"
"Memang tatapanku kenapa?"
Tatapannya selalu sukses membuat Hera semakin jatuh cinta padanya, itu tak baik untuk kondisi jantung Hera yang terus memompa ekstra. Wonwoo tersenyum melihat tingkah canggung Hera, dia merapatkan pelukannya memangkas jarak diantara keduanya.
Dia mencium Hera. Lagi.
Ciumannya menuntut untuk kembali melakukan aktivitas lebih.
Ponsel di nakas berbunyi nyaring. Wonwoo melerai ciumannya, mendengus kesal.
"Ganggu aja sih" gerutunya. Lalu menggulingkan tubuhnya menjauh dari Hera.
Hera meraih ponselnya, menggeser tombol hijau.
"..."
"Wonwoo sedang di toilet, eomma" Ujar Hera kikuk, lalu melirik Wonwoo yang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"..."
"Iya eomma, kami akan kesana"
Sambungannya terputus Hera menaruh ponselnya kembali.
"Won..."
"Hmm"
"Kita harus cepat kerumah eomma" Hera menyingkap selimut Wonwoo agar bisa melihat wajah pria itu.
"Aku masih ngantuk" ujarnya, kembali menarik selimutnya.
"Nanti tidur disana saja" Wonwoo mendesah kesal kemudian membalikkan tubuhnya membelakangi Hera, berusaha tak peduli.
Diciumnya singkat pipi Wonwoo, lalu Hera bangkit dari posisinya "cepat siap siap, eomma sudah menunggu"
______________
Tbc.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman, jika ada kritik dan saran rep aja yaa ehehe. Maaf kalau berbau nc untuk beberapa part.
Love. Queenzee
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate #Jeon Wonwoo
FanfictionBagian 2 dari Nevermind. Pernikahan dengan landasan perjodohan bukan menjadi alasan Hera dan Wonwoo merasa tertekan. Berkat cinta mereka bisa bertahan. Namun apa jadinya ketika takdir mempermainkan keduanya, memihak hal dan buruk secara bersamaan...