5 bulan yang lalu...Malam pertama...
"Awas aja kalo sampe nangis. Gue pukul pantat lo dalam posisi telanjang dan tengkurep,"kata Edwin yang sedang menghabiskan sisa rokoknya didepan jendela.
Samira menjawab. "Ah, elah.. gue nggak secengeng itu kali. Mana ada orang lagi di ena-enain malah nangis,"
Edwin menaikan sebelah alisnya dengan senyum mengejek. Yakin lo?
Samira mengedik. "Ayo buruan!!! belai gueeeeee!!!" Teriaknya tidak sabaran.
Dibuangnya puntung rokok yang masih sisa setengah, di lempar begitu saja keluar jendela padahal dibawah adalah kolam renang. Edwin menghampiri sang istri, siap membantai tanpa ampun.
Posisi mereka ada disebuah hotel, hotel berbintang dimana tadi pesta pernikahan mereka dirayakan.
"Udah gosok gigi belum lo?"
"Lima hari nggak gosok gigi," sahut Samira agak sebal. "Nggak usah sok seteril deh,".
"Bukan sok seteril atau gimana, barang kali nanti mulut lo bau jigong, enek gue jadinya, jijik"
"Tau tai nggak?" Tanya Samira.
Edwin menjawab. "Elo kan?"
"Elo yang tai!"
Edwin tertawa dan menarik tangan Samira yang tidur telentang diatas kasur pakai kaos oblong. "Bisa nggak pakai baju yang seksi dan sehalus sutra? Malam pertama padahal loh,"
Samira nyengir. "Ada sih, tapi geli pakai baju kayak lonte,"
"Emang lo udah jadi lonte kan?"
"Apa lo bilang?!"
"Lontenya gue. Kan gue suami elo,"
"Nggak lucu," Samira cemberut, jadi bad mood dan menjatuhkan dirinya lagi ke kasur.
"Eh, bangun dungu! Mau di ena-enain nggak?"
"Lo nya sih, ngeselin,"
Edwin melepaskan kaos putih yang melekat di dirinya, lalu melemparnya sembarangan sebelum kemudian menindih tubuh Samira. Di kecupnya bibir Samira dengan singkat. Lalu tanya "Masih perawan nggak?"
Untuk kedua kalinya Samira memutar matanya. "Udah nggak. Udah bolong pake botol saos yang ukuran jumbo,"
"Waow!" Mata Edwin melebar, memberi reaksi seolah dirinya terkejut. "Udah nggak enak dong?"
Emang ya! Punya suami tengil itu nyebelin. Samira sampai menggertakkan giginya, yang lantas mencubit lengan Edwin begitu kerasnya. "Belai gue sekarang nggak!" bentaknya mendelik.
Sambil mengaduh kesakitan Edwin menepis tangan Samira yang nyubitnya tidak kira-kira. "Sakit goblok!"
"Lagian lo ngeselin,"
"Lo-nya aja yang nggak sabaran,"
"Ya udah deh. Nggak usah sekalian!" dengan keras Samira mendorong Edwin menjauh darinya. Kesabarannya sudah habis. Marah jadinya. Kemudian ia berguling memunggungi Edwin dan memilih memeluk bantal. Dibelakangnya Edwin menggoda jahil. "Yah, ngambek. Ayo gue ena-enain,"
Dalam mata terpejam Samira memutar matanya. Giginya menyatu dengan ketat. Kesal! Lalu ia merasakan Edwin yang memeluknya dari belakang, kaki Edwin membelit kakinya dan menjepitnya. Kemudian tangan cowok itu meraba dadanya dari belakang. Mengusap dadanya yang terhalang kaos, meremasnya dan menggesekkan telapak tangannya sampai Samira merinding.
Mulut Edwin tak tinggal diam, sejenak tangannya meninggalkan payudaranya untuk menyingirkan rambut Samira dari lehernya yang putih bersih dan jenjang, kemudian menciuminya untuk menggoda. Tangannya kembali ke payudara, kini lebih berani dengan masuk kedalam kaos oblong Samira mencari dimana payudaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Couple ( Edwin & Samira)
Romance21++ Pasangan muda! Edwin dan Samira! Hobinya adu mulut karena tingkah Edwin yang tengil minta ampun. Dan khusus untuk dewasa....