Persahabatan Kucing dan Tikus

750 35 0
                                    

Narator : Pada jaman dulu, ada seekor kucing dan tikus hidup bersama di satu rumah. Suatu hari Si Kucing sedang duduk di beranda rumah menikmati sinar matahari. Kemudian datang Tikus ingin duduk di beranda rumah menikmati bau tanah sehabis hujan.

Kucing : Kau tahu betapa besarnya rasa kasih sayangku padamu?

Tikus : Tidak. Apa buktinya?

Kucing : Aku ini tidak seperti kucing-kucing di rumah-rumah lainnya yang suka menangkap dan memakan tikus. Lihat saja. Kita berdua bersama-sama berada di beranda rumah ini. Aku mengizinkanmu tinggal di sini. Lagipula, jika aku mengejarmu kesana kemari akan membuat seisi rumah berantakan. Aku suka hidup damai.

Ia terdiam sebentar.

Kemaren aku menyisakan susuku untukmu. Kulihat kau meminumnya.

Tikus (terkejut) : Kau lihat itu?

Kucing : Ya. Lihat kan? Betapa besarnya rasa kasih sayangku.

Tikus : Hmm ... yah, mungkin. Terima kasih. Kalau dipikir-pikir, benar juga semua yang kaukatakan. Aku pun suka hidup damai.

Mereka berdua tersenyum satu sama lain.

Kucing : Musim dingin sebentar lagi datang. Kita harus menyimpan cadangan makanan. Kalau tidak, kita akan kelaparan. Dan kau tikus kecil, tak dapat berkelana ke sembarang tempat karena suatu saat nanti kau bisa terjebak dalam perangkap.

Tikus : Kau benar juga. Terima kasih atas perhatianmu.

Kucing : Apa yang harus kita simpan? Ada saran?

Tikus : Bagaimana kalau kita beli satu pot lemak?

Kucing : Itu ide bagus.

Tikus : Tapi sebaiknya kita simpan dimana, ya?

Keduanya terdiam. Mereka berpikir keras.

Kucing : Aku punya ide. Bagaimana kalau di gereja? Menurutku, tak ada tempat lain yang lebih baik untuk menyimpan selain gereja karena tak seorang pun berani mencari sesuatu dari gereja. Kita akan menyimpannya di bawah altar dan kita tak akan mengambilnya sampai kita benar-benar membutuhkannya.

Tikus : Wah, kau pintar. Baiklah kalau begitu.

Narator : Mereka berdua pergi membeli pot lemak dan meletakkannya di tempat aman. Namun, tak lama kemudian si kucing ingin mencoba lemaknya. Ia memikirkan alasan apa yang akan diutarakannya pada si tikus. Tak lama, ia mendapat ide.

Kucing : Wahai tikus kecil, aku ingin mengatakan sesuatu.

Tikus : Ada apa?

Kucing : Sepupuku baru saja melahirkan bayi laki-laki dan ia memintaku untuk menjadi ibu baptis anaknya. Bayinya berwarna putih dengan bercak-bercak cokelat. Aku harus menggendongnya ke depan bak pada saat pembaptisan nanti. Bisakah aku pergi hari ini dan kau menjaga rumah sendirian?

Tikus : Ya, ya. Silakan pergi dan jika kau makan sesuatu yang enak, ingatlah aku. Aku ingin sekali mendapat setetes anggur yang biasa disediakan pada saat pembaptisan.

Kucing : Baiklah.

Narator : Setelah mendapat izin, si kucing pergi ke gereja. Namun, ia tak menghadiri pembaptisan. Semua yang dikatakannya adalah bohong. Si kucing pergi ke altar dan mengeluarkan pot lemak.

Si kucing menyendok lemak dengan tangannya.

Kucing : Hehehe. Tikus itu tak tahu kalau tidak ada acara pembaptisan sama sekali. (Ia menjilati lemak di jari-jarinya.) Mm, lemak ini enak sekali. Hehe. Tikus itu gampang dibodohi, ya.

Grimm's Brothers (dialog)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang