epilog

2.9K 430 132
                                    

"Ho, mau temenin aku kerumah? Ada yang harus aku ambil" ucap jisung.

Minho mengangguk menyetujui.

Selama satu jam tadi mereka hanya melepas rindu dengan cuddling di sofa. Minho merindukan jisung nya begitupula jisung yang merindukan minho.

"Mau ngambil apa?" Tanya minho.

"Aku udah nyiapin itu untuk kamu. Jadi rahasia ya" ujar jisung sambil mengedipkan sebelah matanya.

Lucu!

Sesampainya mereka didepan rumah jisung , masih ada garis polisi disana.

Ayah jisung bilang meskipun ini kasus bunuh diri tetap harus diselidiki.

Tangan jisung memegang erat lengan minho,pemuda lee itu bisa merasakan tangan pacar baru nya itu bergetar.

Minho mengerti, jisung nya pasti trauma.

Ia pun merangkul bahu jisung memberinya kekuatan.

"Gapapa, ayo masuk sama sama" kata minho.

Dengan perlahan pintu kayu itu terbuka. Rumah tampak gelap. Masih sama seperti sebelumnya, tidak banyak yang berubah.

"Barang nya dimana?" Tanya minho.

"Dikamar mama, ayo ke sana"

Mereka pun menaiki anak tangga. Minho dapat merasakan tubuh jisung semakin begetar. Ia sendiri pun merinding , mengingat bagaimana nyonya han menggantung diatas langit langit.

Cklek

Pintu itu terbuka.

"Dimana barangnya?" Tanya minho.

Jisung menunjuk arah kamar mandi "Aku lupa, barangnya jatoh disekitar sini pas aku nemuin mama"

"Aku bantuin ya" tawar minho.

"Ga usah! Barang itu buat kamu. Nanti ga surprise lagi--minho tunggu aja ya. Aku cari sendiri"ujar jisung sambil tersenyum. Minho mengangguk, ia mengacak surai jisung tanpa menaruh rasa curiga.

Jisung masuk ke kamar mandi, mencari sesuatu yang katanya tak sengaja ia jatuhkan.










































Sebuah belati penuh darah di balik cermin.











Jisung melangkah pelan menghampiri minho yang duduk membelakanginya. Dengan gerakan hati hati ia menancapkan belati itu pada tengkuk minho kemudian menarik garis lurus hingga melukai punggung kokoh itu.

Minho kaget dan mengerang kesakitan. Ia memuatar pandangannya dan menatap jisung tak percaya.

Minho pusing berat, ia merasakan banyak nya darah yang mengalir di belakang nya.

Ia berdiri berusaha menghindari jisung yang mencoba untuk menusuknya kembali.

"S-sung.... k-kamu....."

Jisung hanya tersenyum manis.

"Aku bikin mama pergi biar bisa sama kamu. Tapi aku lupa. Kalau aku juga ga bisa hidup tanpa mama. Jadi aku harus biarin kamu pergi juga. Nanti aku nyusul. Jadi kita bisa ketemu disurga"

Minho menggeleng kuat. Kesadarannya hampir hilang. "Kamu salah! Bukan gitu caranya sung!"

Jisung terus mendekat hingga minho terjebak pada pagar pembatas balkon.

"Jisung sayang minho. Sayang mama juga" ucap nya.

Langkah pelan jisung kini berubah menjadi larian. Ia menusuk minho diperut nya dua kali, lalu mendorong tubuh itu hingga jatuh ke tanah.

"Ternyata kamu emang ga bisa dipercaya, aku sayang kamu sung. Harusnya aku bisa mencegah semua ini" batin minho sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya.

Jisung memanggil manggil minho dari atas sana dirasa tak ada sahutan ia pun mengikuti minho dan terjun dari sana.














Jisung selamat. Felix menemukannya dan membawanya kerumah sakit lebih cepat hingga nyawa nya tertolong.

Dan setelah jisung sadar dari koma nya, ia dipindahkan kerumah sakit jiwa dan di isolasi disana. Ia berbahaya.

🍃🍃

Hani, kakak kembar jisung , meninggal bukan karena kecelakaan mobil , lebih tepatnya, jisung mendorong nya ke jalan raya hingga tertabrak mobil yang sedang melaju kencang.

Ia iri pada kakaknya yang begitu diperhatikan oleh ibu nya. Namun tindakannya itu malah memperparah kondisi psikis nya. Dimana ia harus berada dibalik bayang bayang kakak nya yang tidak ia sukai itu. Hanya untuk perhatian sang mama.

Nyonya han meninggal bukan karena bunuh diri.

Jisung melarutkan puluhan obat dalam minuman nyonya han hingga overdosis dan meninggal dunia. Kemudian ia menggantungkannya di atas langit langit seolah ibu nya bunuh diri.

Rasa sayang pada sang mama di gantikan oleh rasa sayang nya untuk minho. Ibu nya yang gila itu melarang nya. Dan jalan pintas untuk restu ibu nya adalah dengan melakukan pembunuhan tersebut.

Ia pikir dengan membunuh ibu nya membuat ia bisa leluasa menerima penuh cinta dari minho. Sayang nya ia merindukan ibu nya. Dan pemikiran kita akan bahagia bersama disurga terlintas dipikirannya setelah merenung berhari hari dikamar felix. Dan nyawa minho menghilang setelahnya.

Jisung bergetar saat itu bukan karena ia takut. Melainkan ia terlalu bersemangat untuk bertemu dua orang yang ia kasihi disurga.

Jisung telah rusak. Bahkan jauh sebelum sang ibu merusak mentalnya.


-finish-







🍃🍃

Aku pecinta plot twist:)

Adakah yang sudah menebak jika jisung begitu?
Btw, di chapter 6 aku udah ngode'-'

MOMMA ● [Minho × Jisung]  ✔Where stories live. Discover now