Venus mengenakan sepatu ketsnya yang berwarna putih, kemudian bangkit dan memandang pantulan badannya dari kaca besar di kamarnya. Dengan jeans putih, kaos polos merah maroon dan jaket denim ia sudah nampak cantik. Rambutnya ia biarkan tergerai, rambutnya tak panjang, hanya sebatas bahu. Ia mengambil tas yang hampir setahun tak ia sentuh. Ransel kecil berwarna tosca pemberian sang kekasih yang sudah tiada:(
Ah sudahlah-,
Venus turun dengan melompati setiap anak tangga, membuat adik lelakinya yang duduk dimeja makan geram.
"Jatuh tau rasa Lo"
Venus memanyunkan bibirnya yang membuat adiknya terkikik.
"Jahad bgts si Lo"
Adiknya bahagia hari ini. Sudah setahun kakaknya itu gak pernah tersenyum, memanyunkan bibirnya, melakukan hal hal lucu yang kadang membahayakan. Tapi hari ini? Dia waras?
"Lo kesambet ya?"
"Kesambet apa? Dirumah ini emangnya ada setan?"
"Enggak, tumben ceria gitu"
Venus menolehkan kepalanya dan tersenyum. Ia menarik bangku dan menghempaskan bokongnya.
"Mars, ini udah setahun udah waktunya gue Muvon, ya secara ga mungkin gue ga Muvon selamanya? It's Impossible. Bisa makin terpuruk gue"
"Terus Lo udah punya cowok apa gebetan?"
Venus menggelengkan kepalanya yang membuat Mars bingung.
"Terus?"
"Marsku sayang, Muvon ga selalu difaktori ada yang baru tapi, ada yang nyemangatin?"
"Siapa cobak?"
"Ya kamu lah sayangkuuu, gmz deh"
"Jangan bilang Lo brother complex yaa?"
"Ha? Lo yakin ngomong gitu? Gue masih waras keles, masih sadar, masih bisa bedain mana cowok beneran sama cowok jadi jadian"
"Lo bilang apa? Jadi jadian? Lo gatau? Setahun ini gue ikut karate tau"
"Yang bener Lo karate? Lemes kaya cewe gitu"
"Heh mending gue lemes bawaan lahir, Lo kayak kangkung layu gara gara ditinggal cowok" ucapannya membuat hati Venus merasakan lagi kesakitan yang dilalui setahun yang lalu. Perubahan ekspresi kakaknya membuat Mars bingung.
"Eh sorry nus, gue ga bermaksud-"
"Alah gapapa"
"Btw, Lo mau kemana?" Ujarnya mengalihkan pembicaraan.
"Mau jalan-jalan"
"Sama siapa?"
"Temen lah"
"Kemana?"
"Ngemall, udah lama juga gue gak ke mall"
"Ya iyalah, orang Lo ga keluar dari kamar"
"Ihh apaan sih"
"Btw, rame ga?"
"Yah bertiga"
"Ada cowoknya?"
"Gaada"
"Yah, pdhl gue mau ngikut"
"Hah? Lo gila? Ga mungkin lah lo ikut gue"
Baru saja Mars membuka mulutnya bel berbunyi memenuhi penjuru rumahnya. Venus berlari membuka pintunya. Mereka hanya tinggal berdua, gak ada pembantu dirumahnya, orang tuanya jarang dirumah mereka sering pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis. Sudah setahun ini, Mars jarang sekali dirumah, bahkan gak pulang karna kakaknya yang gak pernah keluar kamar hingga ia merasa kesepian dan mencari hiburan, yah seperti yang dikatakan tadi setahun terakhir ini ia mengikuti ekstra karate di sekolahnya hal yang menjadi nilai + baginya. Selain itu, ia juga sering mengikuti baksos. Venus beruntung memiliki adik yang baik, karena ia bisa menjaga diri ketika Venus terpuruk dan gak bisa menjaganya. Dan gak menjadikan kleb malam sebagai pelampiasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venusku
General FictionMenurut kalian Venus itu apa? planet? bulan? bintang? Tapi, bukan untuk pria berbadan tegap ini. Baginya Venus adalah hidupnya, belahan jiwanya, sangat berpengaruh bagi setiap detik jantung yang berdetak didadanya.