Tiigaa

14 3 0
                                    

       Melupakan memang tak mudah. Bagaimana mau mudah? Dari teka sampai SMA melulu hafalan, dari angka satu dua sampe rumus yang buat gila. Mungkin, semua yang sudah kita lupakan  susah susah kembali menari dengan indahnya diotak.

"Gimana? Masih enak gak makanan gue?"

    Mars yang mengunyah nasgor buatan Venus menaruh sendok dan garpunya. Tangannya meraih gelas transparan yang berisi susu dan kemudian meneguknya.

"Ya lumayan sih, not bad"  Venus mengerucutkan bibirnya, yang membuat Mars terkekeh. Setelah itu hening, hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar.

   5 menit kemudian mereka telah menyelesaikan makannya. Mars dengan segera mencuci peralatan makannya. Sedangkan Venus membersihkan rumahnya sejenak. Sungguh mereka lelah, bangun pagi pagi sekali, sebelum dan sepulang sekolah mereka akan membersihkan rumahnya. Tapi bagaimana? Mamanya melarang keras mereka menggunakan pembantu, nanti manja.

"Nus, udah belum?" Teriak Mars diruang tamu. Venus menuruni anak tangga dengan tergesa gesa.

"Gausah cepet cepet, ini masih pagi" Venus tersenyum kearah Mars.

"Waras kan Lo?"

"Makasih ya Mars Lo udah jadi adik yang baik" Mars memutar matanya jengah. Dia lelah karena setiap hari Venus akan mengucapkan terimakasih atau maaf. Bukannya ini tugas saudara?

"Udahlah kaya sama siapa Lo? Dah yuk berangkat, pasti macet" Mars menggandeng tangan kakaknya menuju teras. Mobil mereka terparkir dengan manis di halaman rumahnya. Mars sempat mengeluarkan mobilnya tadi sebelum makan.

.

   Venus melangkahkan kakinya menuju kelasnya. Mars sudah berada dikelasnya. X IPS 2, ikatan pelajar santai katanya. Sedangkan Venus sudah kelas XI IPA 3. Venus lebih suka mempelajari Fisika ketimbang sejarah. Menurutnya, sejarah membuatnya gila. Venus tersenyum ketika melihat Trisya dan Dellia di koridor.

"Udah senyum senyum aja Lo pagi pagi"

"Kan harus semangat"

"Yaudah deh serah Lo"

"Btw, Lo udah sarapan?"

"Udah? Emangnya Lo belum?"

"Gue belum" Trisya mengelus perutnya, dan menggembungkan pipinya.

"Tenang gue selalu bawain kalian bekal kan? Apalagi Lo sya" Trisya menyengir.

"Yaudah yuk ke kantin, Lo perlu makan kan?"

"Dikelas aja lah, males gue ke kantin"  Dellia dan Venus tersenyum, Trisya memang selalu manja, apalagi kepada kedua sahabatnya. Dia menarik tangan kedua sahabatnya dan menggelayut manja.

    Dikelas mereka segera duduk di bangku mereka masing masing. Dellia yang duduk bersama Trisya mengeluarkan kotak bekalnya dan memberikan kepada Trisya. Venus mengeluarkan novel dari tasnya dan membukanya. Venus selalu fokus ketika membaca novel hingga tanpa dia sadari hampir sejam dia membaca dan kurang dari 5 menit pelajaran akan segera dimulai.

    Bel berbunyi nyaring membuat Venus menutup bukunya. Ia memang duduk sendiri, semenjak Dewa pergi, dulu mereka selalu bersama. Apalagi mereka sekelas. Dan sekarang? Padahal sebentar lagi mereka kelas XII, yang mereka tunggu. Tapi kini Dewa pergi untuk selamanya.

   Bu Laili memasuki kelas membuat semuanya terdiam. Bukan Bu Laili yang membuatnya diam, tapi seseorang dibelakangnya.

"Assalamualaikum anak anak, selamat pagi"

"Waalaikumsallam dan selamat pagi"

"Saya membawa teman baru untuk kelas ini. Perkenalkan namamu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VenuskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang