1

24 3 0
                                    


Raja siang bersinar begitu terang. Hari ini awal masuk sekolah. Tak seperti biasanya, hari ini aku harus naik bus menuju sekolah. Di halte ini, sudah 15 menit aku menunggu tetapi belum ada bus yang melintas. Hanya motor, mobil pribadi dan aneka macam truk saja yang melintas. Kulihat jam tangan ku, ternyata sekarang sudah jam 6.10 dan bus tak ada yang melintas juga. Bagaimana ini kalau aku telat, padahal hari ini aku akan melaksanakan mpls,batinku.

Selang beberapa menit, bus yang kutunggu pun melintas. Aku segera naik ke bus itu dan segera mencari kursi yang kosong. Tetapi, karena ini hari senin, kursi-kursi itu penuh diisi oleh anak sekolahan sepertiku, dan juga orang dewasa yang akan bekerja. Namun, tak sengaja aku menemukan satu kursi kosong yang berada di baris terakhir. Segera saja aku menuju kursi itu. Ketika aku mau duduk, tiba tiba ada seorang laki-laki berseragam SMA yang mendahuluiku. Dia dengan santainya duduk di kursi yang akan aku tempati. Aku penasaran siapa laki laki yang berani mendahuluiku dan mulai menegurnya.

"Hei! Kamu menempati kursiku!" ucapku.

"Oh ya? Ini kan kursi bus umum, bukan kursimu saja. Lagipula kamu belum duduk di kursi ini kan?"kata cowok itu dengan santainya.

"Ngalah dong sama cewek. Percuma ganteng kalau sifatnya kayak gini!" kataku yang mulai kesel dengan dia.

"Males. Oh ya makasih lo kamu mengakui kalau aku ganteng" katanya sambil menjulurkan lidah.

"Yayaya" ucapku malas sambil memutar kedua bola mata. Aku pun langsung mengakhiri perdebatan itu dan segera menjauh dari kursi nya.

Tepat pukul setengah tujuh aku tiba di SMA Merdeka. Aku segera berlari ke gerbang sekolah, karena gerbang akan segera di tutup. Namun, usahaku sia sia karena gerbang sekolah baru saja ditutup.

"Bagi siswa siswi kelas 10 yang terlambat silahkan berkumpul di gerbang sebelah kanan dengan Kak Nando." kata kakak panitia mpls.

Aku dan siswa siswi kelas 10 yang terlambat segera ke gerbang sebelah kanan untuk mencari Kak Nando.

"Kayaknya itu Kak Nando deh!" ucap seorang perempuan berambut panjang sambil menunjuk seorang laki laki yang membelakanginya serta memakai almamater.

"Kayaknya sih iya. Dia memakai almamater seperti kakak osis yang lain" ucapku menyetujui perempuan tadi.

"Wah dari belakang saja kakak itu kelihatan tinggi dan ganteng. Aku jadi penasaran deh wajah Kak Nando itu" kata perempuan berkaca mata sambil tersenyum malu.

"Sudah sudah, bahas itu nanti saja" gerutu laki laki di sebelahku.

"Iya,yuk kita kesana!" ajak yang lain sambil berlari dengan terburu buru.

Setelah sampai di gerbang sebelah kanan dengan nafas yang memburu, aku terkejut. Ternyata, Kak Nando itu laki laki menyebalkan yang kutemui tadi di bus. Haduh, bagaimana ini kalau aku dimarahin sama Kak Nando yang menyebalkan itu, batinku. Kak Nando melihat wajahku yang terkejut dan takut secara bersamaan. Dia tersenyum ke arahku tetapi tak menghilangkan aura menyebalkan yang ada di wajahnya.

"Rajin benar kalian, pertama masuk sekolah pukul segini baru datang" teriak Kak Nando sambil melihat jam tangannya.

"Maaf ,Kak" ucap kami sambil menundukkan kepala.

"Ya sudah, kali ini saya maafkan. Lain kali tidak ada kata maaf bagi kalian semua yang terlambat!" seru kak Nando

"Terima kasih Kak" kami merendahkan suara.

"Ayo yang terlambat bentuk lingkaran, termasuk kamu!" suruh Kak Nando sambil menunjuk ke arahku.

"Iya kak" sahut yang lain.

Kami pun membentuk sebuah lingkaran kecil, karena yang terlambat cuma 10 orang. Kak Nando memutari kami sambil melihat atribut mpls yang kami kenakan. Dia juga menanyai nama lengkap kami satu persatu dan tak lupa ia tulis di buku keterlambatan yang dipengangnya.

"Nama?" Tanyanya dingin ke arahku.

"Camelia Nirwana Putri" jawabku sambil melihat ke arahnya.

"Nama yang cantik, tapi buruk sifatnya. Tidak punya sopan santun dan berani sama kakak kelas!" kata Kak Nando sambil menaikkan sebelah alisnya.

Aku tak menghiraukan sindirannya. Aku hanya tersenyum ke arahnya yang kini tersenyum jahat ke arahku. Tapi, lama kelamaan senyuman Kak Nando berubah menjadi senyuman tulus. Kayaknya, aku butuh kesabaran lebih deh untuk menghadapi Kakak ganteng tapi menyebalkan ini. Aku gak boleh terlena dengan parasnya yang rupawan bagai malaikat, batinku.

"Baiklah, kalian boleh masuk untuk mengikuti kegiatan mpls, kecuali Camelia Nirwana Putri." Kata Kak Nando yang melihat ke araku.

Semua yang terlambat kecuali aku berlari masuk ke sekolah. Aku tetap berdiri disini dengan perasaan mangkel. Bagaimana tidak, semua yang terlambat sudah boleh mengikuti kegiatan mpls bersama teman teman yang lain, sedangkan aku sendiri yang tidak boleh. Padahal kan kami sama sama terlambat, batinku. Baru hari pertama sekolah disini,aku sudah bosan dengan wajah sok dan menyebalkannya.

"Kenapa Kak?" tanyaku dengan wajah menantang.

"Kamu bisa mengikuti kegiatan mpls jika sudah berlari keliling lapangan selama 7 kali putaran, tanpa istirahat!' katanya sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Tapi...."

"Tidak ada tapi tapian. Kalau kamu mau mengikuti kegiatan mpls ini silahkan berlari. Kalau memang tidak mau ya sudah gak papa, kamu bisa beristirahat di rumah" Ucap Kak Nando

"Baiklah kalau itu mau kakak. Sepertinya Kakak seneng kalau lihat saya menderita" kataku yang mulai pasrah dan berlari memutari lapangan.

Aku pun mulai berlari memutari lapangan yang penuh dengan siswa siswi yang lain. Putaran pertama terasa ringan bagiku. Putaran ketiga, mulai banyak siswa siswi yang melihat ke arahku. Kak Nando juga masih mengawasiku. Putaran kelima pandanganku mulai kabur dan dadaku mulai sesak. Ya, aku belum sarapan tadi pagi dan aku punya penyakit asma. Namun, aku tetap berlari sekuat tenaga. Ketika putaran keenam, tiba tiba aku merasa kehilangan keseimbangan. Semua siswa siswi yang ada di sekitar lapangan mulai berteriak. Aku merasa sebentar lagi tubuhku akan terjatuh. Sebelum tubuhku terjatuh dan mulai menutup mata, aku merasakan sebuah tangan besar yang menahan tubuhku agar tidak terjatuh. Namun, aku tidak sempat melihat siapa orang itu karena mataku sudah menutup duluan.


Sekarang, dan selamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang