Tatapan David terhadap kedua bola mata Anita begitu mendalam, terkadang ia menyentuh kulit lembutnya Anita, di sebuah perdesaan polu polu, David mengajak Anita jalan jalan dan menikmati suasana perdesaan yang sangat indah bagaikan surga.
"Jadi, sejak kapan kamu memperhatikan aku di bawah pohon jambu itu?"tanya Anita kepada David.
"Sejak awal kamu bahagia, dan terakhir kamu sedih, lalu menyendiri."
Anita terkejut, kepalanya menunduk kebawah. ia malu, selama ini gerak geriknya ada yang memperhatikannya.
David lalu menyambungkan pembicaraan Anita.
"Lantas, kenapa kamu sedih Adinda, sampai aku melihat air mata mu begitu mengalir dengan deras, ceritakanlah kepadaku"
Anita menghela nafas
"Aku sedih karna, orang tua aku yang aku cintai sampai sekarang ini telah meninggalkan aku begitu saja, aku benci mereka. dahulu hubungan orang tua aku berjalan harmonis seperti biasanya, bercanda, tersenyum, bahkan kasih sayang dan cinta selalu meliputi kami. namun... munculah suatu masalah yang membuat kehidupan orang tua aku berpisah selamanya, dan aku hanya di tinggal sendirian di sebuah rumah sederhana ku."
"Apa masalahnya?" tanya David, penasaran.
Anita kembali menangis, air matanya mengalir dengan lembut.
sejenak mereka memberhentikan langkah kaki, Anita tertunduk lemas dengan air matanya. lalu secara langsung ia memeluk David dengan pelukan yang erat. David dibuat terkejut dengan pelukan dari seorang Gadis cantik itu.
"Apa aku salah bertanya seperti itu, maafkan aku Adinda" jelas David.
Anita mulai melepaskan pelukannya, ia mengusap air matanya dengan jari jemarinya yang putih nan lentik.
"kamu tidak salah bertanya seperti itu, David."
ia memberanikan diri memandang bola mata David.
"Masalahnya adalah, ada orang ketiga dari hubungan Ayah dan ibuku. orang itu pacarnya Ayah, semenjak dulu sebelum pacaran dengan mamah aku.
David tersentak kaget. Ia mengusap air mata Anita dengan sapu tangan yang dimiliki nya
"Sudahlah Anita, kini kamu sudah tidak kesepian lagi, kan ada aku. Yang siap mengisi hari hari mu yang kosong, jangan sedih lagi ya."
Senyuman manis David membuat Hati Anita kini kembali reda.
Mereka kembali meneruskan perjalanan, matahari meredupkan sinar nya. angin menghembus dengan lembutnya dari pegunungan menuju pedesaan hijau Polu-Polu.
Mereka kini kembali ke tempat asal mereka pertama bertemu,yaitu pohon jambu hijau. Semut merah mulai kembali ke sarangnya, Bunga mawar merah masih ditempatnya. Anita kembali bertanya kepada David. Ia lupa dengan pertanyaannya yang belum di jawab oleh David.
"Oh iya aku lupa dengan pertanyaan ku,kenapa semut merah mengelilingi bunga merah. Kamu belum menjawabnya,David" Seru Anita
David langsung mengambil bunga merah itu, lalu mencium aroma bunga merah itu. Tampak ia menikmatinya.
"Kenapa di cium?"Tanya Anita kembali.
"Pada suatu hari, Aku sedang jatuh Cinta dengan seseorang yang bernama Melati dari desa Polu polu juga, sama seperti kamu. Tetapi aku hanya memandanginya dari jauh saja, aku tak berani menyatakan perasaan ku padanya. Dak akhirnya takdir berkata lain, ia di bunuh dengan sadis oleh para perampok desa, mereka tergiur dengan perhiasan kalung yang dipakai olehnya. Aku telat menolongnya, hingga perampok itu berhasil kabur dengan membawa perhiasannya. Ia terbunuh di bawah pohon jambu ini. Sebenarnya pada saat itu juga aku ingin menyatakan perasaan ku... tapi itu semua telat."
David memandangi Anita dengan senyuman dan wajah yang semeringah.
Anita melihat David jadi salah tingkah sendiri. Ia pura pura membuang mukanya dengan melihat Buah jambu yang ada diatasnya.
"Aku cinta sama kamu"
Anita terkejut mendengan perkataan David. Perkataan itu membuyarkan lamunannya dari Buah Jambu.
"Ma...Maksud kamu apa?" Tanya Anita dengan gugupnya
"Wajah kamu sangat Mirip dengan Melati," Sahut David.
Anita terperangah.
"Sudah lama aku jatuh cinta kepada mu Anita. Sejak kamu pertama kali datang ke Pohon ini. Aku memperhatikan mu dari jauh dan memendam perasaan ini."
David mendekati Anita, Jantung mereka berdegup dengan kencang. Hati mereka mendesir, pandangan mata saling bertatapan.
Senja mulai tiba, langit orange menghiasi pasangan kedua insan itu. Kicauan burung cemburu dengan mereka, matahari mengintip mereka di balik pegunungan.
"Ini bunga merah untuk mu, rawat lah dengan baik, tanamlah di kamar mu."
"Kenapa harus bunga Merah?"
David tersenyum, lalu Air matanya mengalir membasahi pipinya.
"Aku menyatakan cinta kepada Melati dengan memberikan Bunga merah ini, namun aku telat. Ia sudah meninggal di hadapan ku. Genggaman ku terhadap bunga merah mulai lemah, karna aku menyesal dengan semua ini. Dan akhirnya bunga merah, ku jatuhkan ke tanah. Di saat itu juga Semut semut merah menghampiri bunga itu dan mengelilinginya." Sahut David dengan senyuman manisnya.
Anita langsung memeluk David, dengan tangisan bahagia. Pertemuan itu membuahkan cinta, pelajaran yang berharga. Dan takdir yang tak bisa di pungkiri...
Semut merah memperhatikan mereka dari Atas pohon, mereka beriringan melihatnya. Hingga sampai kecupan bibir David ke kening Anita, air mata mereka berjatuhan bersamaan dengan gelapnya malam.
Bersambung
YOU ARE READING
Semut Merah
Teen FictionAnita seorang gadis cantik, yang sangat sayang dan cinta kepada Ayah dan Ibunya, namun dengan ada masalah besar, Ayah Ibunya kini berpisah dan meninggalkan Anita seorang diri di sebuah desa Polu-Polu, namun takdir menentukan nya bertemu dengan pem...