Kim Jongin atau Kai, Laki-laki dengan status yang tidak jelas, mempunyai dua anak yang tidak jelas pula. Keluarga tidak jelas yang menjadi incaran penghuni komplek terutama kaum Hawa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kim Jongin alias Kai Dipanggil Papah oleh kedua anaknya Gantengnya ga usah diragukan, suka tebar pesona sama ibu-ibu komplek. Tapi sayang istrinya pergi entah kemana
Terkenal pelit dimata kedua anaknya meskipun jadi CEO. Memilih tinggal di perumahan cluster tipe 60 daripada di rumah gedong. Jadi, para tetangga ga ada yang tahu jika dia seorang CEO.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kim Mingyu. Dipanggil Gyu, atau Mas Gyu. Ganteng sudah pasti, baru masuk kuliah jurusan Disain Grafis. Anaknya periang, brisik, jago masak, sayang adik tapi berantem tiap hari dengan adiknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kim Haechan, Bungsunya Papah Jongin. Manis, tapi jangan tertipu dengan wajah manisnya. Usil tingkat dewa, berantem dengan Mingyu tiap hari. Tapi jika lagi akur sangat menggemaskan.
Haechan baru masuk SMU, selain usil juga manja, tidak bisa diem mulut, tangan dan kakinya. Bahkan ketika tidurpun juga begitu.
*
*
*
Keluarga Kim terkenal diseantero komplek perumahan, karena mereka sangat ramah pada para tetangga. Apalagi kedua anaknya, Mingyu dan Haechan. Haechan anak hits yang terkenal dari anak - anak yang masih balita sampai anak sepantaran Mingyu.
Haechan dengan sepeda BMX yang entah apa warnanya saking buluknya setiap hari berkeliling komplek perumahan. Berhenti dilapangan dan bermain disana sampai magrib, ga ingat belum mandi juga. Tidak peduli yang sedang bermain disana bukan teman seumurannya, kadang Haechan ikutan anak-anak sd main kelereng, ngejar layangan, tak heran jika kulitnya semakin hitam.
Haechan pulang kerumah dalam keadaan penuh lumpur, bahkan roda sepedanya juga belepotan lumpur. Haechan dengan santainya masuk ke rumah setelah meletakkan sepedanya begitu saja.
"HAECHAAAAANNNN!" teriak Mingyu, melihat lantai rumah yang baru saja ia pel ada bekas telapak kaki penug lumpur. Siapa lagi kalau pekalunya bukan Haechan.
Haechan mah sebodo amat, yang penting dia mandi sampai bersih, sampai putih kalau perlu.
Mingyu hanya mendengus sebal, kelakuan adiknya itu bikin darah tinggi jika dirasakan. Terpaksa ia mengepel ulang lantai yang dipijak Haechan tadi.
"Mas maem e pakek apa?" tanya Haechan sambil mendudukkan dirinya dikursi meja makan.
"Rasah maem, dolan wae kono rasah muleh." dumel Mingyu (ga usah makan, main terus aja sana, ga usah pulang)
"Ih Mas kok ngono sih, adek kan laper Mas."
"Neker e kae dimaem!" perintah Mingyu. ( kelereng nya itu dimakan!)
"Mas!" Haechan mengerucutkan bibirnya sebal pada Kakaknya. Sebenarnya betul juga kata Kakaknya jika dirinya itu lupa jika sudah main.
"Mas . . . Maafin Adek," melas Haechan.
Mingyu ga tega, akhirnya ia mengambilkan makanan untuk Haechan sambil cermah. "Kamu tuh dah SMU Dek, masak masih main sama anak-anak sampai lupa waktu lagi." Mingyu menasehati Adiknya, begitu-begitu Mingyu sayang ma Adeknya.
