kleseo

251 23 13
                                    

Mingyu sedang konsentrasi mendengarkan penjelasan dari dosennya. Maklum Mingyu masih baru jadi mahasiswa, jadi lagi semangat - semangatnya, apalagi minggu depan udah Mid aja.

Ponsel Mingyu getar-getar terus, dilihat siapa yang nelpon Mingyu ga kenal. Berhubung getar terus akhirnya Mingyu ijin untuk mengangkat telponnya.

Ternyata itu telpon dari sekolah Haechan adiknya yang mengabarkan jika Haechan jatuh dan terkilir kakinya ketika main bola pas pelajaran olah raga.

Mingyu ijin pada dosennya untuk mengurus adik bandelnya itu. Ini bukan pertamanya bagi Haechan terkilir karena bermain. Haechan itu tipe anak yang ga bisa jalan. Contoh, dari ruang tamu ke dapur lari, dari kamar ke teras depan juga lari, pokoknya gitu. Apalagi jika Papah Jongin manggil mau kasih duit, dah kek superman ajah tiba-tiba sudah ada didepan Papahnya.

Mingyu masuk sekolah Haechan menjadi pusat perhatian. Tahu dirinya jadi pusat perhatian, Mingyu memanfaatkannya sekalian buat tebar pesona. Lumayan kalau ada yang nyantol.

Mingyu mencari keberadaan UKS tempat dimana Haechan berada sekarang. Setelah ketemu Mingyu langsung masuk saja, karena kebetulan UKS tidak ada yang jaga.

Mingyu menghampiri Haechan yang tengah duduk sambil memegangi kakinya. "Kesleo meneh Chan?" tanya Mingyu seraya meraba kaki Haechan yang sudah dibaput bandaid.

"Mas! Iyung . . . Ojo didemok." keluh Haechan ( Mas! Sakit . . . Jangan dipegang.)

"Yowes, . . Muleh wae saiki, tas-mu endi?" ajak Mingyu. ( yaudah, . Pulang aja sekarang, tas-mu mana?)

"Kui mas!" Haechan menunjuk tas nya yang sudah ada di UKS, tadi tas-nya diantar oleh Renjun teman sebangkunya.

"Tak pamit dulu, ndi penjaga UKS e?" Mingyu mencari penjaga UKS, ya masak dia pergi membawa Haechan gitu saja.

Panjang umur, ternyata yang dicari Mingyu nonggol. "Sudah di jemput Chan?" tanya perempuan yang baru saja masuk. Perempuan yang bikin Mingyu menatapnya tada henti.

'Subhanallah cantik banget.' batin Mingyu.

"Mas!" panggil Haechan.

"MAS MINGYUUUU!" teriak Haechan, tak lupa tangannya memukul lengan Mingyu dengan kencang.

"Apaan sih Chan?"

"Mas bengong aja, katanya mau pamit, itu mbaknya udah datang." Ucap Haechan.

Mingyu hanya cengengesan, kemudian minta ijin pada mbak penjaga UKS untuk membawa pulang Haechan, sekalian kenalan tentu saja.

Mingyu menggendong Haechan dipunggung. Haechan yang minta gendong, karena lagi hepi Mingyu meng'iya'kan saja permintaan Haechan sekalian pencitraan didepan gebetan barunya jika ia seorang kakak yang baik.

Haechan menikmati digendong Mingyu, jarang banget Mingyu mau menggendongnya seperti ini. "Mas Mingyu naksir ma Mbak Wonu ya?" tanya Haechan, tidak peduli suara jejeritan para cewek cewek yang melihat adegan Haechan digendong Mingyu.

"Yaiyalah Chan, Ayu bangat si Wonu." sahut Mingyu.

"Tapi sayang Mas."

"Sayang? Sayang opo Chan?"

"Mbak Wonu kan cuma KKN Mas disekolahnya nChan."

"Ga masalah Chan, Mas wes nduwe nomer hapene." (Mas dah punya nomer hpnya)

"Wah Mas gercep ternyata,"

"Jelas . . . Ayu e Chan."

Tak terasa mereka berdua sudah sampai parkiran, Mingyu mendudukkan Haechan di jok belakang motornya. Mingyu melajukan motornya menuju rumah setelah ia menelpon sang Ayah mengabarkan keadaan Haechan.

Ada Apa Dengan Papah KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang