3💕
*****
Gerald berjalan dengan santainya, satu tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, bajunya dikeluarkan dengan lengan digulung sedikit, rambutnya acak-acakan namun tak ayal membuatnya tampak maskulin.
"Gerald!" teriak perempuan di samping Gerald. Padahal jarak antara mereka cukup dekat.
"Ya?" jawab Gerald masih tetap berjalan, matanya menatap keseliling mencari sang 'incaran baru', lalu berhenti saat dia melihat Lisa yang berjalan memasuki kelas.
"Sayang! Ih, kok liatin dia terus! Masa aku dicuekin," ucap perempuan tadi dengan tangan bergelayut manja di lengan Gerald.
Gerald mengabaikannya, tangannya terulur untuk melepaskan diri dari sang ular, lalu berjalan mengikuti Lisa.
"Yang! Sayang! Mau kemana?!"
"Oi Ger!"
"Bangs*t! Gue dikacangin."
Gerald mendekati Lisa, satu tangannya terulur merangkul Lisa. Sontak saja, Lisa dibuat kaget olehnya.
"Heh!" Lisa menepis tangan itu lalu memelintirnya kebelakang, Gerald mengaduh kesakitan.
"Eh eh eh!" Lis ini gue!" Lisa melepaskan pelintirannya lalu menatap Gerald tajam.
"Galak amat jadi cewe, ntar gak ada yang mau tau rasa lo."
"Sorry ya, banyak yang suka sama gue, tapi gue tolak semua."
"Halah! Mana ada yang mau sama cewek kasar kayak lo."
"Gak ada? Yakin? Terus siapa ya yang kemarin nembak gue di kantin? Oh iya, dia kan makhluk jadi-jadian."
"Huh!" Gerald memalingkan wajahnya lalu pergi begitu saja. Kok imut sih, batin Lisa.
🙈🙈🙈
Jam pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi. Suasana di sekolah pun sudah sepi, hanya ada beberapa siswa yang sedang menunggu jemputan.
Hari mulai mendung, namun Lisa masih tetap berdiri di pos sekolah, tangannya terus bergerak mengetikkan sesuatu di ponsel miliknya.
"Naik," ucap seseorang yang datang sambil memberikan helmnya.
"Siapa?"
"Ini gue." Orang itu membuka kaca helmnya. Oh Gerald, cowok gila kemarin, pikir Lisa
"Ngapain lo kesini?!"
"Udah mau hujan. Naik."
Lisa menyeringit bingung,"Hah?! Gue? Emang rumah lo dimana?"
"Gak usah banyak tanya. Naik aja," ucapnya yang malah membuat LIsa tambah bingung.
"Gue suka hujan," ucap Gerald tiba-tiba.
"Gue gak tanya!"
"Lo suka hujan?" Gerald mengabaikan ucapan Lisa, dia menatap Lisa sejenak, "Ada yang bilang hujan itu romantis, tapi bagi gue hujan adalah pelindung. Hujan selalu dapat menyembunyikan masalah seberapa pun kerasnya dunia. Hujan, temanku satu-satunya," ucap Gerald dengan tangan terulur memberikan helm.
Lisa mengambilnya, sungguh dia masih bingung dengan perkataan Gerald tadi.
"Yuk pulang," ucapnya lalu berjalan.
"Lis. Yee ... malah bengong." Gerald memutar balik tubuhnya. Ditariknya tangan Lisa hingga sampai ke depan motornya. Lisa masih terdiam, entah karena dia yang lemot atau apa.
"Lis? Jangan bengong, cepet naik!"
"Eh? I ... iya." Lisa menaiki motor Gerald, karena Lisa memakai rok, diapun duduk menyamping.
"Jangan nyamping, gue takut lo jatuh."
"Kenapa?"
Gerald mengambil sesuatu di jok motornya, "Ya, gak bisa! Nih pake!" ucapnya melempar benda itu.
Lisa menyeringit bingung, mulutnya terbuka, matanya melotot, "Hah?!Pake ini? Buat apa?"
"Ya buat nutupin paha lo lah. Emang lo mau makan tuh kresek?!"
"Apa?! Lo gila ya?! Ngasih kok kantong kresek?! Apa kek gitu, gak modal. Dasar!"
"Apa-apa? Emang apa yang lo harapin ke gue?" Gerald terkekeh, "Lo mau gue romantis ke lo, terus ngasih jaket, masangin helm, gandengan tangan, lalu-"
"Gerald!" teriaknya nyaring.
"So?"
"Iya iya gue pake!"
Dan saat itulah. Kisah ini dimulai
*****
Hohoho
Memang pendek, sengaja.
Jadi ini ceritanya baru mau mulai.Anggep aja part sebelumnya adalah perkenalan.
(Part ke-3 ini terinspirasi dari suksesnya film 'Dilan') tapi, bukan berarti mau plagiat.
Salam hangat, dari Author yang mau netes.
25/8/2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Lisa! | #Wattys2018
Teen FictionCalisa Rainy Smith cewek ugal-ugalan yang takut akan darah, dihadapkan dengan berbagai masalah yang berhubungan dengan fobianya. "Demi apapun, gue gak suka sama nih orang. Kenapa gue harus ketemu sama dia?" ~Calisa Riany Smith~ "Dia, satu-satunya...