"Papa nggak mau tahu! Pokoknya kamu harus pindah dan tinggal di desa sama nenekmu!" Ucap seorang pria paruh baya kepada Alvin. Ya,dia adalah papa Alvin -Steven Wilson-
"Kalau papa nggak mau tahu yaudah,tempe juga ada kok di dapur," Balas Alvin dengan santainya sambil mencoba memasukan kacang ke dalam lubang hidungnya.
"Dasar kamu ya! Kalu dibilangin selalu ngebantah! Dasar anak bandel!!" Bentak Steven pada anak semata wayang nya itu.
"Sudah pa. Sudah,sabar dulu,bicarain baik-baik aja gih" Ujar mama Alvin -Kayla Wilona- dengan sabarnya menghadapi anaknya yang luar binasahhh satu ini.
"Mau dibicarain gimana ma? Kalau dibilangin aja selalu nyepelein kok." Balas Steven tak terima.
"Papa itu kenapa sih?selalu maksa aku buat pindah ke desa dan pindah Sekolah? Papa udah nggak mau ngrawat aku lagi? Iya?!" Emosi Alvin pun ikut naik ke puncak gunung. Eh,nggak deng.
"Bukan gitu nak,papa sama mama cuma pengen kamu jadi anak yang lebih baik bisa mandiri,hemat,nggak terus ngehamburin uang,biar kamu tau,setelah lulus SMA nanti sulitnya cari uang,Alvin." Ujar Kayla dengan rasa sabar yang mungkin sudah langka.
"Mama juga,malah ngebela papa,apa aku udah nggak diperduliin lagi?" Kesal Alvin karena selalu dipaksa.
"Yaampun,kamu jangan nganggep papa sama mama nggak perduliin kamu,karena itu dia mama dan papa perduli banget sama kamu. Toh,itu juga untuk kebaikan kamu kedepannya." Ujar mamanya dengan bijak dan lembut,selembut kain sutera.
"Udah gini aja,kamu milih tetep di Jakarta,atau kamu mau pindah ke Jogja,tapi semua fasilitas kamu papa sita. Pilih gimana?" Ujar Steven dengan nada bicara yang sedikit turun dari tadi.
"Ishh,kok pilihannya nggak ada yang nyenengin sih!" Protes Alvin
"Ya mangkanya kalau kamu tetep disini,tapi fasilitas kamu nggak ada,kamu nggak malu sama temen kamu yang suka mandang harta kamu? Ya kecuali si Parjo itu," Kata Steven yang berhasil menohok hati Alvin karena pada perkataannya yang menyangkut teman-temannya.
"Kok nyangkut temen aku sih pa?" Heran Alvin.
"Kamu juga akan tau kok Vin,. Udah,besok kamu papa antar ke Sekolah,sambil ngurus surat pindah kamu" Ujar Steven dilanjut tepukan pada pundak Alvin.
"Lah,sekarang udah mulai disita pa?" Tanya Alvin dengan muka bingungnya.
"Iyalah,nanti kamu tuman."
(Tuman= Keseringan/kecanduan)
Kekeh Steven pada akhirnya."Arghhhh" Geram Alvin sambil mengacak rambutnya sendiri.
"Udahlah,papa mau ke kamar dulu."
"Hm,ya" Jawab Alvin sekenanya.
Mamanya? Sudah ke dapur noh,makan.
Alvin pov
'Sial banget sih hari ini,udah tadi telat,kena hukum bersihin WC satu sekolahan lagi,lha ini,malah penyitaan. Wasyemm' Gue mengumpat dalam hati. Dan,saat itu mama datang dari dapur.
"Vin,kamu udah belajar?" Tanya mama sambil duduk disebelahku.
"Udah ma,tadi di sekolah." Jawab gue asal,
"Lhah,kalau di sekolah mah itu wajib Vin," Tutur mama.
"Lha terus maksud mama itu belajar dimana?" Sungguh itu pertanyaan gue yang Subhanallahh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Plain Girl Vs Liar Boy
HumorKamu adalah "Candu", Sebuah "Candu" yang memberiku kenyamanan semu_- "Hidupku tertekan!!" -Reyna- "Hidupku leluasaaa" -Alvin- Ada apakah dengan kehidupan mereka berdua? Baca selengkapnya di: Plain Girl Vs Liar Boy PERHATIAN!! ~ Update kalau m...