Chapter 2 ~Tentang Reyna

37 5 1
                                    

"Masih kotor piringnya! Kalau nyuci tu yang bener!!" Bentak seorang wanita yang tengah hamil 7 bulan itu pada gadis di depannya yang mungkin berusia 18 tahun

"Iya ma,maaf" Jawab gadis tersebut

"Yaudah,mama mau ke kamar dulu,jangan bikin ulah lagi,tau!"

"Baik ma," jawab gadis itu pasrah.

Mungkin dalam hati gadis itu sedang berteriak,mengumpat,dan menangis. Tapi tak apalah,yang terpenting ia harus berbakti pada orang tuanya yang hanya Mama Tiri.

Yaa walaupun ia tidak suka terhadap hadirnya perempuan itu yang sudah membuat hidupnya hancur dan tertekan.

Namun,ia harus terlihat baik didepan orang tuanya. Bukan bermaksud berpura-pura ataupun memakai topeng. Ia hanya ingin membahagiakan papanya dan mamanya yang sudah tenang disisi tuhan.

Ia tak mau dikatakan cengeng,ia harus kuat,tabah menjalaninya.


Dan gadis tersebut adalah Reyna. Ya,Reyna Nathalia Azahra.

Setelah selesai mencuci piringnya,Reyna bergegas kekamar mamanya untuk melaporkan tugasnya.

OoOo

Tok..Tok..Tok..

"Maa"

"Masuk!"

"Tugas Zahra udah selesai ma,apa lagi yang harus Zahra kerjakan?" Tanya gadis itu

"Kamu masak buat makan malam nanti,terserah kamu mau masak apa."

"Kalau mama maunya apa?"

"Dibilangin terserah itu jangan tanya lagi!" Bentaknya lagi.

Inilah keseharian Reyna,yang harus menyiapkan dan menguatkan hati juga fisiknya saat berhadapan dengan mamanya tanpa papanya

"Maaf ma,Zahra mau masak dulu." Pamitnya

"Ya udah cepat keluar!"

Reyna pun membalikkan badannya lalu berjalan keluar dan menutupkan pintunya dengan pelan,sangaaat pelan.

Ya,memang ia sekarang dipanggil dengan nama Zahra,bukan Reyna

Mengapa?



Kepoo dehh.

Toh,dalam namanya juga tercantum kata Zahra pada bagian belakangnya.

OoOo

Tin.. Tin..

"Zahra!! Buka pintunya cepet!"
Teriak mama Reyna dari dalam kamarnya. Yang bernama Shela Tania

"Iya ma"

Reyna pun menurut,segera ia berlari kecil ke pintu depan.

"Assalamualaikum" ucap papa Reyna Rezha Nathalio setelah masuk.

"Waalaikumsalam pa" Reyna pun segera mencium punggung tangan papanya.

"Mama mana Ra?" Tanya Rezha

"Di kamar pa. Sini pa,tasnya biar Zahra yang bawain ke kamar sekalian panggilin mama." Tawar Reyna

"Ohh ya. Ini" Rezha pun menyerahkan tasnya pada Reyna

Reyna segera mengambil tas tersebut dan membawanya ke kamar. Di tengah tangga,ia berpapasan dengan mamanya yang juga akan turun menyambut suaminya

"Mama udah ditunggu papa,Zahra mau ke kamar dulu."

"Iya,tau!" Ketus mamanya


OoOo

"Mas," Panggil Shela pada suaminya dengan nada yang sok ramah. Memang,SOK!

"Eh,iya" balas Rezha

Ia pun segera mencium tangan suaminya.

"Udah lama mas?" Basa basinya yang udah basi!

"Baru aja,kamu dari mana?"

"Dari kamar,habis istirahat"

Saat itu juga Reyna sudah turun ke ruang keluarga dan mendengar pernyataan mamanya

'Emang situ pernah kerja? Kerjaan juga istirahat. Cihh,dasar jalang!' -Umpat Reyna dalam hatinya.

"Zahra,sini" panggil papanya

Reyna pun memenuhi panggilan papanya

Ia pun mengambil tempat duduk ditengah-tengah mama dan papanya.

Untuk apa??

Menghalangi papa dengan mamanya yang ia tidak sukai?
Maybe.

"Ada apa ya pa?" Tanya Reyna pada papanya,sambil menghadap ke arah papanya

Ingat,hanya papanya,bukan mamanya! Kemungkinan ia tidak sudi!!

"Satu minggu lagikan kamu udah naik kelas 11. Nah,papa titip amanat. Jaga pergaulan kamu diSekolah,kamu kan semakin dewasa. Sikapmu dalam bergaul,bercanda,menghadapi masalah,dan yaaa yang lain.

Papa harap,kamu bisa menjadi gadis yang sopan,tau aturan,tata krama,dan yang penting itu tanggung jawab. Kalau ada masalah itu diselesaikan sama-sama,bukan kamu pendem sendiri."

"Bentar pa,papa itu ngasih amanat apa pidato?" Gurau Reyna yang menanggapi ucapan papanya yang panjang kali lebar kali tinggi.

"Ya kan,kita jarang juga kumpul bareng,kamu tau kan papa itu sibuk kerja,kamu sendiri juga sekolah,malamnya belajar." Ujar papanya

"Ya papa sih,mentingin kerja terus,jadi nggak ada waktu buat Zahra." Sanggah Reyna dengan memoncongkan bibirnya.

"Papa kerja kan juga buat kita sama-sama,apalagi nanti ditambah adek kamu kalau udah lahir. Ya kan dek?" Tanya Rezha sambil mengelus perut buncit istrinya itu.

"Hehe,iya nih. Daritadi dikacangin papa sama kak Zahra. Adeknya kam juga pengen diajak ngobrol." Balas Shela dimanja-manjakan

'halah,sok banget sih lu Tai!
Mana ada bayi dikandungan mau ngobrol,yakali itu maknya! Pengen dimanjaaaaa terus,JIJIK GUE!'  Umpat Reyna dalam hati

Ya kalau diomongin kan bisa barabe nanti hm.

"Iya ya,maaf deh ya dek. Ya udah yuk kita ke kamar,istirahat." Ajak Rezha pada anak dan istrinya

"Yaudah yuk!" Jawab Shela dengan centilnya,persis dengan tante girang.

"Zahra,ayo!" Ajak Rezha yang melihat Reyna belum bergerak dari sofa.




***

TBC...

kira-kira ada masalah apa tentang keluarga Reyna?

Tunggu di chapter selanjutnya yaa. Tetep sama ceritaku

Jangan lupa bintangnya hehe..






~See you next time~

Plain Girl Vs Liar BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang