"tiga tahun sudah berjalan bersama waktu .Namun percayalah,bahwa hati ini masih memilih merinduimu dari pada mencari rindu yang baru."lirih ninsa yang sedang menggenggam cincin manis diantara jemarinya disertai lelehan kristal yang membanjiri matanya.
'Dreetttt, dreettt, dreett' suara dering ponsel. "Iya hallo bang" Nensa mengangkat ponsel. "Jadi kan Sa?aku tau kamu masih berduka,tapi ini demi kamu Sa,ini demi masa depan kamu!." Ucap Deva penuh telisik. "Bang,kamu kan tau sendiri kalo aku gak bisa kalo harus ngelupain secepet ini.Aku gak bisa bang.Bahkan mas Bisma belum ditemukan jasadnya.Aku masih belum bisa ngelupain bang". Ucap Nensa lirih. "Hm,Ya sudah aku gak mau tau Sa.Kamu ini istriku harusnya kamu paham aku membebaskan kamu apa saja kecuali mencintai pria lain.Seharusnya kalo kamu memang enggan bersamaku kamu bilang dari awal!."Deva kesal kemudian mematikan panggilan.
'Aku harus bagaimana Tuhan?Betapa sangat egoisnya aku ini' Lirih Nensa.
"aku sudah berkali kali meminta kepada pencipta agar hati ini senantiasa mengikhlaskan kepergianmu yang entah masih ada ataupun sudah tiada Bisma." Seketika Nensa terlelap dilantai dengan mata yang sembab.
'klek, ' Pintu terbuka.Seorang pria melesak masuk menghampiri Ninsa lalu menggendongnya keatas ranjang.
'Bahkan untuk melihatmu seperti ini aku sangat merasa cemburu Sa.Kenapa kamu sebodoh ini!.' Gumam Deva sembari merapikan rambut Nensa dan menatap cincin yang melingkar dijari mungilnya.
jam pukul 2 dini hari Nensa terbangun dari tidurnya.Ia menyadari Deva sudah pulang tengah tertidur disofa dekat ranjangnya berbalut slimut.
Nensa berjalan menuju dapur mengambil air putih kemudian membuka kulkas,dan benar saja dugaannya bahwa sang suami membelikannya makanan lagi.
Nensa tau kalau suaminya juga selalu belum makan tiap pulang kerja.Ia selalu menghangatkannya dipagi hari tanpa membangunkannya.Saat-saat seperti ini yang membuat Nensa selalu merasa nyaman dengan Deva.
"Pagi Sa,kamu udah bangun?bagaimana tidurnya?nyenyak?sudah baikan?." tanya Deva
"Aku baik bang,Kamu kalo malem gak pernah makan ya bang?Aku lihat dikulkas banyak makanan tial tengah malam." sahut Nensa
"Kalo kamu gak makan aku juga gak makan sayang.Udah ya aku mau berangkat dulu.Hari ini ada rapat penting jadinya harus aku cek ulang dulu berkasnya dan mungkin aku lembur pulang agak malem Sa." Ucap Deva sembari menyubit kecil pipi Nensa dan cepat-cepat pergi
"Iya sayang." Sahut Nensa
Seketika.langkah Deva terhenti dan berbalik menciumi kening sang istri.
Sontak Nensa terkejut."Apa?."Raut Nensa merah padam
"Tidak apa-apa.Aku ini kan suamimu sayang.""Aku pergi sayang,bye !."
Untuk pertama kalinya Deva mengecup keningnya setelah setahun menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pada Senja Yang Mulai Menghilang
Novela JuvenilAda kalanya Kita membuka hati bukan mata Untuk mengerti makna cinta bukan hanya sekedar memahami kata cinta saja Karna cinta hadir bukan untuk berkunjung Melainkan berlabuh🙂