Part 1 : BERITA KEHAMILAN

56 4 1
                                    

"Mas, aku hamil," ujar Dinda, "alhamdulillah ya mas. Setelah sekian lama akhirnya aku hamil juga." Kulihat rona bahagia terpancar dari wajah istriku. Kutatap wajahnya seakan tak percaya. Bertahun-tahun kami mendambakan keturunan, segala upaya telah kami lakukan. Namun sampai sejauh ini belum menampakkan hasil. Dan sekarang Dinda hamil. Aku masih berada di antara percaya dan tidak.
"Akhirnya," aku membatin lirih.

"Mas, mas bahagia tidak?" tanyanya.
"Tentu saja Mas bahagia sayang. Ibu juga pasti senang mendengarnya. Nanti kita kabari ibu ya. Sudah lama beliau menantikan cucu dari kita." Kupeluk Dinda dengan hangat. Tiba-tiba mataku membasah. Aku tertawa dalam hati. Hey, untuk apa aku meneteskan airmata? Bukankah ini yang kuinginkan? Memiliki keturunan setelah sekian lama penantian.

Kupandangi wajah istriku. Wajah itu benar-benar polos. Kebahagiaan itu memang tak bisa disembunyikan. Nyata jelas terlihat dari sorot mata dan bahasa tubuhnya. Aku sangat memahami Dinda. Perasaannya, hatinya, dan penderitaannya selama 3 tahun terakhir ini. Dua tahun pertama usia pernikahan semua masih baik-baik saja. Namun menjelang tahun ketiga hingga sekarang tahun kelima tekanan datang, terutama dari ibuku. Mungkin tak kasat mata, namun aku paham secara psikologis ia sangat tertekan.
~~~~~~~
Hari ini kami pergi ke rumah ibu. Benar sekali dugaanku. Beliau sangat senang mendengar berita kehamilan istriku. Tentu saja, karena akhirnya ada penerus untuk dinasti Haryokusumo. Kulihat ibu begitu "gemati" pada Dinda. Mereka terlihat asyik mengobrol di dapur. Sesekali ibu mengusap rambut Dinda dengan tatapan sayang.

Tak ingin mengganggu keintiman mereka, aku memilih untuk berjalan-jalan di taman depan rumah. Halaman rumah yang cukup luas begitu asri dengan taman yang tertata apik. Dering gawai mengalihkan perhatianku. Kulihat satu nama tertera di layar. Jack.

"Halo, pak Bagus. Saya kirim foto yang bapak minta kemarin," kata Jack di ujung telpon.
"Oke. Nanti jika pekerjaanmu saya anggap sudah beres, sisa pembayaran akan segera saya transfer," jawabku.

Segera kubuka aplikasi WA. Kudownload beberapa foto yang dikirim Jack padaku. Darahku mendidih melihat foto-foto itu. Terlihat dengan jelas foto dua orang sedang bergumul dengan dosa. Istriku dan seorang pria.

KETURUNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang