Part 3

177 19 0
                                    

"Luhan..." suara Chanyeol terdengar marah, dia sudah memanggil

Luhan berulang kali tapi gadis itu tetap saja bersenandung. Kali ini kedua tangannya sudah siap menyentakkan bahu Luhan, ketika tiba-tiba saja gadis itu tersentak dan menatapnya dengan tatapan ketakutan yang sangat.
Luhan berusaha menghiraukan panggilan Chanyeol, dia terus saja bersenandung. Beberapa saat kemudian mobil yang dikemudikan Ayah mulai oleng melewati jalur, tapi Ayah dengan cepat mengembalikan mobil kejalur semula. Tapi itu sudah membuat Luhan tersentak dan mengalihkan pandangannya kearah Chanyeol, kakak tirinya sudah menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Akhirnya." Suara Ibu memecah kesunyian antara mereka berdua,

"Kita sudah tiba direstoran kesukaan Luhan." Wajah Ibu terlihat gembira, bahkan Ayah terlihat tersenyum tipis.

Ada kehangatan yang dirasakan Luhan saat melihat Ibu dan Ayah terlihat gembira, tapi kehangatan itu tidak bertahan lama saat dia teringat apa yang mereka lakukan saat dia masih kecil. Dengan wajah datar Luhan memasuki restoran itu, suasananya terasa berbeda dari yang dulu. Alunan musik klasik memenuhi seluruh penjuru restoran itu.

Pelayan menghampiri mereka, berbincang sedikit dengan Ayah, lalu menunjukkan arah ke meja yang sudah dipesan.

"Luhan mau pesan apa?" Suara Ibu kembali terdengar ceria, Luhan menatap wanita itu cukup lama sebelum memutuskan pesanannya. "Aku sedang tidak lapar. Aku pesan makanan penutup saja."

"Baiklah, makanan penutupnya ada apa saja?"

"Ah, biar aku saja yang melihatnya." LuhN mengambil menu dan mulai menelusuri menu khusus makanan penutup, "aku pesan blueberry sorbet saja." Dia menutup menu dan memberikannya pada Chanyeol.
Mereka menunggu pesanan dalam diam, sesekali Ayah dan Chanyeol berbicara mengenai pekerjaannya yang mulai menguras waktu bersama dengan calon pengantinnya. Pesanan mereka akhirnya datang, kali ini suasana tampak mencair, beberapa kali Luhan tersenyum karena candaan ibu. Tapi senyum itu cepat memudar.

Luhan sudah menghabiskan blueberry sorbetnya, saat ponsel yang berada disakunya bergetar. Gadis itu melihat nama yang muncul dilayar, Chanyeol sepertinya lagi kurang kerjaan, mereka berdua hanya berjarak beberapa langkah dan laki-laki itu mengirimnya pesan.

Tadi kau bilang ada urusan, apa urusan itu berhubungan dengan orang itu?

CY

Luhan tertawa kecil, entah sejak kapan Chanyeol senang mencampuri masalah orang lain, membuatnya geli sendiri. Ponselnya kembali bergetar, satu pesan dari Chanyeol yang membuatnya tersenyum sinis.

Jangan berhubungan lagi dengannya, dan apa
maksudmu akan pulang setelah pesta?

Ibu mau kau tinggal lebih lama lagi.

CY

Chanyeol menatap Luhan nanar, ada sesuatu yang disembunyikan gadis itu. Sesuatu yang selalu ingin dia bongkar, ponsel yang dari tadi dia pegang bergetar. Menunjukkan balasan dari Luhan.

Itu tidak ada urusannya denganmu.

Luhan

Luhan, gadis itu sejak kecil tidak bisa ditebak, bahkan ketika Chanyeol lebih memilih Luna yang sudah memiliki semua yang Luhan inginkan, dia tetap saja menatap mereka dengan tatapan yang tidak bisa terbaca.

"Jadi..." suara Ayah memecah keheningan, "Luhan ambil kuliah jurusan apa?" pertanyaan itu membuat Ibu dan Chanyeol mendongak tertarik.

"Aku tidak kuliah." Luhan menatap wajah Ayahnya yang terlihat terkejut dan menyesal, "Aku sudah kerja." Tambahnya.
"Kerja?" suara Chanyeol terdengar mencemooh dan juga marah, entah kenapa dia kesal dengan kenyataan itu. "Kerja dimana?" dia menghabiskan minumannya dengan sekali teguk, dan masih saja terlihat marah.

ForgivenessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang