Fay buru-buru beranjak dari kursinya begitu mendengar bel tanda pelajaran berakhir berbunyi. Ia sempatkan berpamitan sebentar pada Alea––teman sebangku sekaligus sahabatnya.
"Gue duluan ya, bye!" Fay melambaikan tangannya pada Alea.
Alea yang saat itu masih mengemasi buku-buku pelajaran hanya mengangguk sebagai respons. Ia paham kalau Fay akan menemui sang pengirim surat hari itu.
Dengan langkah panjang-panjang, Fay berhasil sampai di koridor kelas XI tak sampai satu menit. Ia mencari-cari sosok pengirim surat yang harusnya saat itu sudah berada di tempat yang sama seperti dirinya.
Akan tetapi, ternyata mencari sang pemilik surat tak semudah bayangannya. Fay pikir, ia cukup melangkahkan kaki sampai di koridor dan orang itu akan datang dengan sendirinya. Namun kenyatannya, saat ini ada puluhan bahkan ratusan siswa yang berjalan mondar-mandir di koridor tersebut. Fay mendesah kesal. Sudah kurang lebih 10 menit ia berdiri dengan penuh tanda tanya.
"Fay!"
Mendengar namanya dipanggil, Fay menoleh. Ia menengok ke arah kanan dan kiri, mencoba mencari sumber suara.
"Hallo!" sapa seseorang yang kini tiba-tiba berdiri di depan Fay.
Laki-laki itu tersenyum lebar, seolah tidak ada hal penting yang terjadi. Fay terperangah, agak bingung dengan tingkah aneh laki-laki di hadapannya saat ini.
"Kaget ya?"
Fay menelan ludahnya. Lagi-lagi sejak tadi hanya laki-laki itu yang berbicara. Fay hendak menjawab, tapi rasanya lidahnya tercekat hingga membuatnya sulit berbicara.
"J-jadi, lo yang nulis——"
"Hahaha," laki-laki itu tertawa sejenak. Seakan-akan ada sesuatu yang lucu dan patut ditertawakan.
"Iya. Gue, Farhan Ardana, adalah orang yang menulis surat untuk lo."
Mulut Fay ternganga. Entah harus bagaimana ia menanggapi ucapan Farhan. Farhan sahabat Ozzy sementara dalam surat beberapa waktu yang lalu, disebutkan bahwa sang pengirim surat menyukai Fay. Jika sang pengirim surat adalah Farhan, itu artinya Farhan menyukai Fay, sementara Fay menyukai Ozzy.
Cinta segitiga?