Farhan menatap Fay dengan heran karena Fay seakan sama sekali tidak percaya dengan ucapannya. "Gue emang yang nulis surat buat lo, tapi gue cuma menulis empat surat terakhir yang gue kirimkan ke lo," ucap Farhan dengan santai yang langsung membuat Fay mengerutkan kening, tak mengerti.
"Empat surat terakhir? Maksud lo apa?"
"Iya. Gue emang orang yang nulis surat buat lo. Tapi nggak secara keseluruhan. Gue cuma menulis empat surat terakhir karena surat-surat sebelumnya bukan gue yang nulis."
"Lo ngomong apa sih?" kesal Fay karena Farhan tak kunjung mengungkapkan semuanya secara terperinci.
"Surat-surat sebelumnya ditulis oleh sahabat karib gue, Ozzy——"
"Lo jangan bercanda!" potong Fay dengan mata yang membulat sempurna, menandakan dirinya kaget luar biasa begitu mendengar penuturan Farhan.
"Gue serius. Ozzy udah menjelma jadi manusia super bodoh ketika dia sadar kalau dialah orang yang lo suka. Kalau nggak salah, saat itu lo nulis kalau lo dan 'dia' baru saja melakukan eye contact secara nggak sengaja. Dan diantara beberapa orang yang Ozzy masukkan ke dalam daftar orang yang lo suka, cuma Ozzy-lah satu-satunya orang yang eye contact sama lo saat itu."
"J-jadi..."
"Iya. Saking senengnya Ozzy bahkan nggak tahu harus menjawab apalagi surat dari lo. Alhasil, gue yang ambil alih tugasnya. Tenang aja, gue nggak ada perasaan apa-apa sama lo, gue cuma ambil alih tugasnya sebagai pengirim surat untuk sang Gadis Kecil."
Fay tersipu, membayangkan bagaimana ekspresi Ozzy ketika mengetahui bahwa Fay menyukai dirinya.
"Oke. Gue nggak mau berlama-lama ngobrol sama lo, takutnya besok gue diamuk sama Ozzy. Gue balik. Selebihnya biar Ozzy yang jelasin semuanya ke lo." Farhan melambaikan tangan, bermaksud menyudahi pembicaraan dan bergegas pergi.
Fay mengangguk dengan senyuman kecil. Hatinya sedang berbunga-bunga hingga rasanya sulit untuk menghilangkan lengkungan ke atas yang terbentuk dari bibirnya yang tipis.
"Fay..."