Chapter 3

8.7K 614 133
                                    

.

.

.

******

.

.

.

Sehun sempat tercenung sejenak begitu mendapat kabar buruk dari Chanyeol ketika baru sampai di parkiran fakultasnya, dan Pria itu lalu bergerak cepat gedung rektorat diiringi oleh kecemasannya.

Sehun menutup pintu mobilnya, dan segera belari masuk ke gedung rektor. Dan setiba dilantai satu, Sehun sempat menghentikan gerakannya, tertegun melihat Luhan yang berada didalam gendongan Chanyeol dengan keyakinan, keadaan gadis itu tidak baik saja.

Berusaha mengambil kendali dirinya yang hampir lepas, Sehun menghampiri Chanyeol dan Kyungsoo.

"Siapa yang berbuat ini padanya?" Suara itu menggertak geram.

"Nanti kita bicarakan, saat ini kita harus memberikan pertolongan pada Luhan." sahut Kyungsoo lembut.

Sehun mengangguk mengerti dengan janji tidak akan mengampuni siapapun yang berani mencelakai Luhan, "Kemari, biar aku yang membawanya." Sehun mengambil alih Luhan dari tangan Chanyeol.

Chanyeol mengangguk kecil, lalu menyerahkan Luhan pada sang pemilik. Sehun menyempatkan melirik gadis yang sudah berpindah kedekapannya, yang lebih memilih memejamkan matanya.

"Chanyeol, kau yang menyetir." pinta Sehun sebelum berjalan kemobil yang terparkir di depan gedung rektorat. Chanyeol mengangguk.

"Kyungsoo, bawa mobil ku, di parkir, basemant." Chanyeol melempar kunci mobilnya, ditangkap gadis mungil.

"Baiklah.."

Chanyeol menyusul Sehun.

Sehun tidak membawa Luhan ke rumah sakit atau poliklinik kampus, dia membawa gadis itu langsung ke apartmennya, kebetulan jarak apartmennya cukup dekat dari kampusnya, Kyungsoo dan Chanyeol menyusul.

.

.

Kemarahan Sehun tidak bisa dijabarkan bagaimana, Terlebih lagi pada saat Chanyeol menyebut nama Jiyeon sebagai pelakunya. Bahkan jemari Sehun yang meraih sebatang rokok milik Kai dari bungkusannya sudah bergetar karena tidak sanggup mendengar kejadian yang menimpa Luhan.

"Hei bung, yang kau ambil itu rokok."

Mengabaikan teguran Kai, Sehun menyalakan pemantiknya.

Pada dasarnya Sehun bukanlah perokok, selain, kedua temannya. Dia hanya butuh sesuatu untuk pelampiasan emosinya yang sudah menggerogoti habis kesabarannya.

Garis matanya sudah berbentuk pola tajam.

Chanyeol hanya membiarkan Sehun merokok, karena dia paham betul apa yang dirasakan Sehun. Chanyeol terus melanjutkan pembicaraannya. "Kau harus membawa kasus ini ke rektor, kau punya wewenang Sehun, mengingat orang tuamu penyumbang terbesar di kampus. Jadi, Kau hanya perlu membalas Jiyeon dengan mengeluarkannya dari kampus itu." usul CHanyeol, dia tidak ingin Sehun terlibat dengan hukum menyerang Jiyeon, berhubung Orang tua Jiyeon juga pebisnis terkenal di Seoul yang kekuasaannya tidak bisa dipandang sebelah mata.

Sehun belum menanggapi, dia masih sibuk mengeluarkan asap rokoknya sambil berpikir.

Kai saja sendiri ngeri menangkap aura Sehun. Ini baru kali pertama Sehun terlihat menyeramkan. Kemarahan pria ini bahkan sudah membungkus atmosfer di ruangan ini, sehingga udara yang tersedot ke paru paru mereka sudah terasa seperti racun.

NOT just YOU || HunHan GsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang