Yoon!

20 6 2
                                    

Desember, 2016

Aku. Seseorang yang berjalan dikesunyian tanpa rusuk seorang Ibu, kasih sayang, bahkan Perhatian darinya. aku berjalan tak tentu arah. hanya suara burung berkicau di langit biru dan gemuruh suara air dibawah jembatan yang kini aku pijaki.

Dilema. Benar! aku dilema antara harus berhenti dan mengakhiri hidupku disini dengan segala kepedihan yang telah dilalui selama aku hidup Tujuh belas Tahun lamanya atau terus hidup dalam bayang-bayang kebencian dan penyesalan hidup.

Tidak aku harus Berhenti. tidak ada yang harus aku lakukan lagi didunia ini. aku membenci semuanya. aku membenci diriku, membenci kehidupanku, bahkan membenci setiap inci dunia.

Dengan Perasaan bersalah dan penyesalan yang menghantuinya. ia menaiki satu persatu besi penyanggah dijembatan itu. hingga sedetik kemudian gadis berambut sebahu itu menghilang ke dalam birunya air sungai.

Maafkan aku, Ibu.

•••

Cahaya menusuk melewati kelopak mata Gadis yang tengah terbaring lemah di ranjang. matanya ia paksakan agar terbuka. ia melirik ke arah sebelah kanan, tepat pada seorang pria yang tengah berdiri sambil menatap dirinya. ia benar-benar tidak mengenali pria tersebut. bahkan dirinya sendiri ia tak tahu. ingatannya seakan lenyap begitu saja. ia seperti orang yang linglung. mengganti posisinya menjadi duduk, dan melihat sekitar, mencoba mengingat sesuatu. tapi hasilnya nihil.

Aku dimana? siapa dia? gumamnya dalam hati.

"Tenang saja, kau ada dirumah sekarang. kau tak perlu takut, aku bukan orang jahat"

pria tersebut tersenyum dan menjawab seperti mengetahui isi hati gadis tersebut. sontak gadis tersebut terkejut dan menanyakan beberapa pertanyaan yang ada difikirannya, seperti 'Siapa aku?','Siapa dia?', dan 'apa yang telah terjadi?'. dia benar-benar tidak mengingat siapapun dan apapun itu. bahkan kejadian yang telah terjadi padanya.

"emm.. namamu Dara, Yoon Dara. sepertinya kau tak mengingat apa-apa ya?"

Gadis itu mengangguk pelan.

"kau tergelincir di kamar mandi dan kepalamu terbentur bath up tadi pagi"

Tergelincir? tapi kenapa tak ada darah atau luka dikepalaku

Kepalanya seperti tersengat saat pria itu tersenyum. ia merasakan seperti ada sesuatu yang menjanggal. tapi, ia tak yakin apa itu.

"oh iya, namaku Yoon Jisung. aku kaka tertuamu. kamu punya sebelas saudara. mereka semua ada dibawah sekarang. jika kau sudah membaik, aku akan mengantarmu kebawah"

"aku sudah lebih baik"

"Baiklah, sini biar aku bantu kamu berdiri" Yoon jisung membantunya berdiri dan jalan ke Ruang keluarga, tempat kesembilan saudaranya berkumpul. setelah sampai, mereka semua melihat Dara dengan pandangan yang cerah layaknya mendapatkan jackpot disiang bolong.

"Daraa, Lo udah sadar?" ucap salah satu dari mereka yang bergigi gingsul, Woojin.

Gadis itu hanya mengangguk. karna sepertinya yang orang itu maksud adalah dirinya, dirinya yang kini menjadi seorang Yoon Dara.

"duduk sini, lo pasti masih sakit" ajak Sungwon si Kakak tertua kedua. Darapun hanya mengikuti apa yang Sungwon katakan.

"Lo beneran ngga inget kita?" kata Ong Seongwoo. dan dibalas dengan anggukkan pelan oleh Dara.

"yaudah kalau gitu kita kenalan lagi aja gimana?" ucap Jisung dan dibalas dengan antusias dari yang lainnya.

"oke gue duluan nih ya, nama gue Sungwon, Ha Sungwon. panggil aja sungwon, gue tertua kedua disini setelah jisung" senyum merekah muncul dari sudut bibir Sungwon.

"alah, Tua aja kok bangga" ucap woojin yang dilanjut dengan tawa dari mereka.

"bentar, Daniel sama Guanlin mana?" tanya jisung.

"entah, dia bilangnya mau keluar bentaran" jawab Ong enteng dan dibalas anggukan dari si tetua.

  •••   

MALL

"Niel Hyung. lo yakin mau beliin baju orang tapi ngga sama orangnya?"

"iya kan namanya juga hadiah lin"

"emang lo tau ukurannya?"

"ya pake feeling aja gitu"

"lagian dia kan juga belum sadar, hyung. buat apa beli buru-buru?"

"biar dia tau kalau gue serius sama dia lin. biar dia belum sadar sekalipun"

  •••     

Tbc.

Miracle i'm in Love - Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang