Jeon Jungkook tidak pernah tau jika sejak lima menit terakhir mendudukkan diri dikursi pesawat, ada seorang yang memerhatikannya tanpa mengalihkan pandang barang sedetikpun. Ia hanya terlalu fokus meneliti satu persatu gambar yang dihasilkan oleh jepretan tangan terampilnya, yang terpampang pada layar kamera Canon kebanggaan. Sudut bibirnya sesekali terangkat begitu sorot mata mendapati potret absurd yang tidak sengaja tertangkap oleh lensa kamera ketika dirinya mengambil gambar secara acak.
"Eum, halo."
Suara serak dan dalam itu menginterupsi kegiatan, menjadikannya menoleh kearah kanan tepat dimana sumber suara berasal. Lantas mengerutkan dahi sedikit ragu begitu memastikan bahwa orang asing disampingnya benar-benar bicara padanya.
"Saya?" Jawabnya sembari mengarahkan telunjuk pada dirinya sendiri."Boleh kenalan?"
Seseorang yang duduk disampingnya tersenyum lebar sembari mengulurkan tangan kanan. "Kim Taehyung, dari Korea Selatan."Lantas menjadikan Jungkook balas tersenyum separuh tanggap untuk kemudian balas menjabat uluran tangan pemuda tersebut.
"Jeon Jungkook, dari Korea Selatan juga.""Ohh, kau dari mana Jung?" Kim Taehyung bertanya dengan nada teramat santai seolah keduanya sudah bersahabat puluhan tahun sebelumnya. "Aku baru saja terbang dari London, holiday."
"London, kuliah."
Taehyung lantas mengerjap terpana. Mendengar jawaban Jungkook membuatnya semakin antusias menggali informasi mengenai pemuda itu. Rasanya seperti ada suatu hal yang Taehyung sendiri tidak mengerti, akan tetapi cukup membuatnya penasaran dan ingin mengetahui segala hal yang menyangkut tentang diri Jungkook lebih banyak lagi.
"Woahh, kau kuliah di London? Keren sekali. Ohh, benar, sekarang libur semester juga ya. Kau mau pulang ke Korea menemui keluargamu?"Hanya perkenalan singkat, Jungkook lantas kembali fokus pada kameranya. Pesawat sudah take off dua puluh menit lalu. Dan pemuda Jeon tidak pula memiliki niat untuk melanjutkan perkenalan dengan pemuda asing itu lebih jauh.
Jungkook sendiri ialah pemuda berkepribadian introvert. Pendiam, tidak begitu ramah, ia bahkan sedikit acuh tak acuh pada sekitar dan selalu merasa nyaman dengan kesendirian.
"Sendirian?" Taehyung kembali membuka percakapan. Menjadikan Jungkook lantas menoleh dengan kernyitan dahi yang mengisyaratkan bahwa ia tidak nyaman dengan pertanyaan retorik Taehyung barusan. Dan hanya mengangguk sebagai balasan, sebab terlampau malas meladeni tingkah sok akrab pemuda yang baru ia kenal tidak lebih dari setengah jam lalu.
Hingga satu jam terlewat, keduanya hanya saling diam tanpa ada yang memulai percakapan. Taehyung sendiri cukup peka dengan sikap Jungkook yang terlihat tidak nyaman dengan pertanyaan-pertanyaannya. Ia hanya mencoba balas acuh. Sebisa mungkin abai dengan apapun yang dilakukan Jungkook disampingnya. Akan tetapi matanya terus berkhianat. Jangankan mengacuhkan, bahkan mengalihkan tatapan sedetikpun saja rasanya tidak mampu. Retinanya hanya selalu bergerak dengan sendirinya untuk merekam segala gerak gerik sosok pemuda tampan yang terlihat indah walau hanya sedang mengembuskan napas.
"Jungkook?" Pemuda Jeon menghela napas kasar. Jelas sekali mulai muak dengan tingkah Taehyung yang sok akrab. Akan tetapi pemuda Kim tidak sedikitpun goyah dan lantas menyerah. Ia justru mengambil note kecil didalam saku kemeja untuk kemudian diserahkan pada Jungkook beserta satu pena berwarna merah maroon.
"Boleh minta id Line mu?"
•••
Sudah seminggu terlewat sejak perkenalan konyol dengan seorang pemuda didalam pesawat yang berakhir dengan dirinya harus menulis id Line pribadinya diatas note kecil milik Taehyung, Jungkook masih tidak merasakan adanya perubahan apapun dalam hidupnya. Masih seperti hari-hari biasa dimana dirinya hanya disibukkan dengan laptop kesayangan untuk kepentingan editing gambar-gambar hasil fotografinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go
Proză scurtă"If you want to see a rainbow you have to learn to see the rain." Vkook yaoi gay homo