Aku berjalan memasuki apartementku yang sepi karena aku tinggal sendirian. Namun, akhir-akhir ini, cowoku selalu menemaniku di apartement dengan segala sentuhannya di tubuhku.
Aku menyimpan tas jinjingku di meja rias dan membuka ikatan rambutku. Namun, gerakanku terhenti saat ia memelukku dari belakang.
"Lama sekali kau di luar."
"Ya, Jungkook-ah. Aku hanya keluar sebentar."
"Terasa lama untukku."
Ia mencium leherku, membuat sensasi geli.
"J-jungkook-ah, itu geli."
Namun ia tidak berhenti, terus mencium leherku, sesekali menjilatnya.
"Ngh, Jungkook-ah, berhentilah dulu."
"Tadi kau mandi dengan susu ya?"
"Tau dari mana?"
"Lehermu manis."
"Ah jinjja?"
"Ne, teruslah mandi dengan susu, aku semakin menikmati memakan tubuhmu."
Ia kembali menjilati leherku sambil mengeratkan pelukannya di pinggangku. Aku mencengkram tangannya yang melingkar di pinggangku. Sensasi geli bertambah parah di leherku. Jungkook semakin mahir dengan lidahnya.
Tanpa ku duga, ia mengangkat tubuhku dan langsung menjatuhkan diriku ke kasur. Ia menimpa tubuhku. Kembali menjilati leherku.
Tanganku berkelana ke lehernya, memeluknya dengan erat. Permainan Jungkook benar-benar mempengaruhi diriku.
Lidahnya beralih ke mulutku. Ia memasukkan lidahnya ke mulutku dan menyapu rongga mulutku. Aku membalasnya. Ciuman kami bertambah panas. Sesekali ia menggigit bibir bawahku, membuatku meringis kecil.
"Hnngggh, j-jungkook-ah."
Aku menarik nafas terengah-engah saat Jungkook mengeluarkan lidahnya dari mulutku. Ia melakukan hal yang sama.
"Mulutmu semakin manis."
Ia kembali memasukan lidahnya ke mulutku, membuatku lebih mengeratkan pelukanku di lehernya. Lidahnya kembali menyapu rongga mulutku dengan mulus. Matanya terpejam, menikmati tiap gerak-gerik yang ia lakukan.
"Hnngghh."
Desahanku mulai muncul. Jungkook mengeluarkan lidahnya dari mulutku dan beralih ke leherku lagi.
"Hnnghh, jungkook-ahh."
Tangannya berkelana membuka kancing kemeja yang membalut tubuhku. Permainannya semakin panas. Ia membuka dalaman atasku, membuatku harus sedikit terangkat saat tangannya membuka kaitan di belakang. Ia langsung melepas dalaman atasku dan melemparnya ke lantai. Lidahnya beralih ke gundukkan di dadaku. Menjilatinya dengan penuh gairah. Sesekali menyesap ujungnya.
"Hnnggghh, j-jungkook-ahh."
Jari-jariku sudah mencengkram bahunya. Permainannya semakin panas. Tidak ada lagi Jungkook yang imut. Kali ini, sifat yadong nya keluar.
Ia menjilati gundukkan dadaku dengan tenang. Ia benar-benar menikmatinya. Kembali menyesap ujung gundukan dan menjilatinya di dalam mulutnya.
"Hnnnggghh."
Lidahnya beralih ke mulutku lagi. Menyapu rongga mulutku lagi. Sedikit sensasi, ia memegang gundukan dadaku. Cengkramanku semakin kuat saat ia meremas gundukkan dadaku.
"Hnnngghhh."
"Kau menikmatinya?"
"Aku tidak pernah membenci setiap sentuhanmu, Jungkook-ah."
"Kau masih mau melanjutkannya?"
Aku mengangguk, tanganku berkelana di perutnya yang sudah terbentuk, "Tapi, aku belum siap untuk itu."
"Gwaenchanha, kita bisa melakukannya saat kau siap saja."
"Gomawo, jungkook-ah."
"Saranghae."
Lidahnya kembali masuk ke dalam mulutku, menyapu rongga mulutku. Tanganku kembali memeluk lehernya. Ia menjatuhkan tubuhnya di sampingku, kali ini ia memelukku dengan erat. Tubuh kami tertidur ke samping. Lumatan kami tidak terputus, terus menyapu rongga mulut satu sama lain.
Nado saranghae, Jungkook-ah.

KAMU SEDANG MEMBACA
maknae nc shoot! [17+]
Fanfiction| nc; yadong; byuntae | bangtan maknae line × you kumpulan cerita one-shoot nc