Pertama

2 0 0
                                    

Pertama kali gue melihat dia berujung pertemuan pertama gue dengannya. Gue sangat berterimakasih sama Tuhan karena gue nggak akan dihantui dengan pertanyaan siapa dia dan siapa nama dia.

Nenek Nur sudah ditangani oleh dokter dan para perawat. Gue udah menghubungi keluarga nenek dan mereka sudah disini untuk mendengarkan apa yang terjadi pada kondisi Nenek Nur dari dokter.

"Nenek nggak kenapa-napa, ayo gue anter lo balik," ajak gue.

"Kakak duluan aja. Aku bisa pulang sendiri," tolaknya secara halus.

"Nggak ada. Gue akan anter lo pulang. Ini udah petang dan lo cewek."

Ya kali mana tega gue ninggalin dia pulang sendiri. Dia masih setia menatap lantai, sementara di depannya ada cowok ganteng yang rela dianggurin.

"Tapi kan kakak juga cowok. Sama aja bahaya atuh."

Wah, dikira gue ular apa sampe dibilang bahaya gitu. Apa mungkin rumor kenakalan gue dia tau. Parah sih kalau sampai dia tau atau seluruh cewek di sekolah tau. Tapi ya gimana nggak seluruh sekolah tau, korbannya kan udah ada di seluruh penjuru sekolah.

"Gue jamin lo aman 100%. Jangan suka ngedengerin gosip sekolah. Itu nggak baik bagi anak polos macam lo," kata gue.

Dia kelihatan bingung gitu. Sampai tiba-tiba suara lantunan panggilan ibadah terdengar. Suaranya buat hati gue adem entah kenapa. Dia langsung mencopot tas dan mengambil ponselnya. Rupanya suara itu berasal dari ponsel.

"Waktunya sholat. Kakak mau ikut sholat?" Tanyanya membuat gue bingung harus menjawab apa. Belum sempat gue ngomong, dia pergi begitu saja ke sebuah lorong.

Gue memilih duduk di bangku panjang yang ada di depan ruangan Nenek Nur. Gue ambil ponsel gue dan ternyata banyak notifikasi. Semuanya dari temen-temen gue tadi.

Ah iya, gue lupa ngabarin mereka. Padahal tadi kita janjian nongkrong disana sambil ngomongin tentang rencana malem ini.

maap gue ada urusan

Revandra P

napa lo

Kinandyo

kemana lo
main ngilang aja

ada bidadari yang mesti gue tolong

Al
skrg maennya nenek2
mantip bro

bngst sia
lain eta
ini cewek anak sekolah kita

Kinandyo
gils
kesambet apa lo jadi sm yg kendor2

Revandra P
kesambet kutang teteh teteh kosan sebelah😁

Ajg
Bngst
Bye

Untung mereka temen-temen gue dari kita masih ingusan bareng. Kalau nggak, dari dulu udah gue usir mereka setiap numpang di rumah gue.

Bingung harus apa, gue memutuskan untuk main game dulu. Sampai 10 menit kemudian, perempuan itu masih belum kelihatan batang hidungnya. Nggak mungkin selama itu kan, kecuali dia buang air besar dulu.

Antara khawatir, cemas dan takut dia udah pulang sendiri, gue memutuskan buat nyari dia lewat lorong tadi. Nggak lupa gue bawain tas dia yang masih tergeletak di bangku tadi.

Ruang inap di sebelah kanan dan kiri satu persatu gue lewati. Keadaan lumayan sepi, tidak seperti saat gue datang dan anterin nenek ke ruang inap. Ya mungkin karena sekarang sudah malam hari.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LAKUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang