🍰Tengil (idolxidol)

8 2 0
                                    

Walau mukanya kiyowo bahkan kalau didandani jadi cewek jadi cantik, Hyungseob juga punya tipe cewek kesukaannya. Hyungseob suka cewek ceria, pintar, cantik lah jelas, pintar masak, dan yang jelas nggak tengil. Dari semua perempuan yang ada, yang mendekati tipenya itu sosok adek kelas. Namanya Wang Yiren, yang dipilih sebagai salah satu visual sekolah.

Hyungseob suka Yiren. Pembawaannya manis dan kalem. Tapi entah kenapa, rasanya terlalu sesuai harapan. Kayak nggak ada kejutannya. Berjalan flat walau Hyungseob masih dalam usaha mendekati Yiren. Yiren juga menerima, walau Hyungseob tahu Yiren sempat ikut blind date kerjaannya Shuhua.

Yiren terasa terlalu sempurna

Itu yang selalu dikatakan Hyungseob ketika ditanya kenapa masih belum sreg sama Yiren. Yang mana bikin Yena gemes sendiri. Ya walau agak kesel sih karena biasanya Yena ngerecokin sahabatnya ini. Kemudian sibuk sama Yiren.

Ya gimana. Nggak mungkin mendominasi, kan.

Dan Yena kaget waktu Hyungseob ngajak main seharian hari Sabtu. Biasanya main sama Yiren karena besoknya masih libur. Setelah sekian lama nggak main bareng, akhirnya Yena bisa ngerecokin Hyungseob lagi. Ya sekalian ngorek informasi buat bahan gosip. Maklum, bibit-bibit lambe turah si Yena ini.

"WOI NYET TUMBENAN AMAT NGAJAK MAIN." Seru Yena setelah melihat Hyungseob di salah satu meja di kafe. Yena paling nggak suka dijemput Hyungseob di rumah kalau ngajak atau diajak main. Males nanti dicengin Minki, Abangnya.

"Bacot lu tumpah." Hyungseob noyor kepala Yena. Yena cuma cengengesan habis itu duduk di kursi depan Hyungseob.

"Ada acara apaan nih ngajak gue main? Biasanya Yiren mulu. Selesai apa gimana nih?" Celetuk Yena sambil nyedot minuman yang dipesankan Hyungseob.

"Iya, Yen. Gue selesai sama Yiren."

Minuman Yena hampir aja nyembur ke mukanya Hyungseob, "DEMI APA LO?"

"Berisik, Yen." Hyungseob berdecak, "Iya, selesai pendekatannya."

"Wah, kiyowo gitu bisa brengsek juga lo." Yena cengar-cengir. Mukanya tengil banget gausah dibayangin. Hyungseob pengen nampol lihatnya.

"Kenapa selesai, sih?"

"Gue masih belum srek aja, Yen. Kayak, lo itu ngidamkan sesuatu tapi setelah lo dapetin jadinya biasa aja. Nggak ada kejutan-kejutannya karena lo udah nerka apa yang terjadi. Kayak lo pengen banget dikado anjing sama gue tapi sekarang malah si Bibi yang ngurusin."

Yena ngangguk-ngangguk, "Oh, paham gue."

"Yiren juga sibuk sama kegiatannya. Sementara lo tau sendiri gue lebih banyak ngaso ngaso club kayak lo. Lama-lama ya bosen. Flat aja gitu."

"Terus Yiren gimana?"

"Ya kemarin sih dari mukanya kecewa. Tapi kalo gue terusin, gue bakal nyakitin dia lebih jauh. Mending gue selesai di awal daripada terlambat."

"Iya sih bener. Selamat, lo udah bisa jadi brengsek."

Serius. Hyungseob pengen banget nampol Yena yang kadar ketengilannya di atas rata-rata. Suka ngalahin couple Hyunbin-Saerom yang juga tengil.

"Udah deh gausah cemberut." Yena nyolek pipinya Hyungseob, "Ada film bagus, nih. Mau marathon apa satu aja?"

Biasanya Yena dan Hyungseob kalau nonton nggak cuma sekali. Bisa dua atau kadang tiga film mereka tonton. Genrenya juga nggak cuma romance. Dan habis nonton, mereka ngomongin dan diskusi—atau lebih tepatnya berantem halus tentang film itu.

Kalau sama Yiren, Hyungseob biasanya cuma sekali nonton. Itupun genrenya kebanyakan romance. Atau kalau nggak, banyak bumbu drama cinta-cintaan. Bahasnya juga cuma filmnya menarik, nggak sampai tebak-tebakan alasan jalan cerita bahkan bahas lanjutan cerita ala-ala Yena dan Hyungseob.

"Marathon, lah. Dua ya? Gua penasaran nih koki-koki cilik kayak gimana. Satunya apaan?"

"IYAAA ITU gue juga penasaran katanya Sihyun bagus tapi gatau deh. Kali aja ada banyak makanan enak. Satunya liat-liat dulu ajalah." Yena menyetujui dengan semangat.

"Makan dulu, pler. Biar lemak lo nggak ilang."

"Si tai." Yena berdecak, "Udah makan gua. Lo kalo mau makan gue tungguin."

"Gue mau belanja baju sama yang lain, Yen. Kangen belanja sama lo."

"Lah? Emang lo kalo jalan sama Yiren nggak belanja apa?"

"Ya belanja cuma rasanya beda."

Yena mengernyit, "Beda gimana dah?"

"Ibaratnya nih, ya. Kalo Yiren tuh Nissa Sabyan, lo itu EDM atau Band Metallica." Hyungseob nyengir.

"Tengil banget sih lo, anjir." Yena refleks ngejambak rambut Hyungseob.

Hyungseob ketawa. Kangen dia kayak gini sama Yena.

Mereka hangout kayak biasa. Mereka nonton film dulu dua kali. Habis itu nyemil-nyemil sambil bahas filmnya. Baru belanja apa yang mereka cari. Yena sih awalnya nggak minat belanja. Tapi lihat Hyungseob jadi tergoda buat belanja juga.

Nah, sesi belanja ini yang paling berisik. Soalnya mereka milih sambil ngobrol dan berantem kenceng. Mana ketawanya nggak bisa dikondisikan. Pokoknya berisik, jangan dibayangin.

"Seob, cobain dah ini." Yena ngasihin sepatu cewek yang heelsnya agak tinggi tapi ukuran besar. Habis itu ketawa ngakak ngelihat Hyungseob jalan kayak peragawati pakai itu sepatu. Biasanya kalau sama Yiren, suasananya kalem banget.

Nggak, Hyungseob bukannya bandingin kok. Hyungseob sama-sama nyaman. Cuma dua vibe yang beda bikin Hyungseob kangen jalan sama Yena. Yena nggak ada jaimnya sama sekali. Pecicilan, tengil, banyak gerak, ngomong asal jeplak.

Tapi Hyungseob suka.

"Yen, kenapa coba salah satu alasan gue milih buat selesai sama Yiren?" Tanya Hyungseob setelah Yena mulai meredakan tawanya.

"Random banget lo tapi gue penasaran. Kenapa emang?"

"Karena mungkin emang Yiren mendekati tipe cewek idaman gue." Ucap Hyungseob sambil menatap Yena dalam, "Tapi tipe idaman bakalan kalah sama rasa nyaman, sekalipun orang itu jauh dari tipe idaman gue."

"Jadi lo udah nyaman sama orang lain sementara lo mulai sama Yiren?" Yena mengernyit, "Siapa?"

"Elo, Yen. Lo tuh jauh dari kata jaim. Berisik banget. Masak indomie juga suka kebablasan. Otak lo rada pas-pasan. Dan yang penting, lo tengil—"

"KOK LO MALAH NGEHINA GUE, SIH?"

"—tapi lo bikin gue nyaman dengan cara lo sendiri."

Yena terdiam, menunggu Hyungseob melanjutkan ucapannya.

"Gue sayang sama lo, Choi Yena. More than just a friend, bestfriend, megabestfriend, frienemy, partner in crime, or a sister. I love you as a girl."

"Bukannya mau merusak suasana nih ya." Yena nyengir, "Masalahnya mau gue friend, bestfriend, megabestfriend, frienemy, partner in crime, maupun sister, gue tetep cewek. And you'll always love me as a girl even I just a friend to you."

Ekspresi wajah Hyungseob berubah. Tapi bukannya panik, Yena malah cekikikan, "CIAAAAH PANIIIK tenang aja nggak ditolak kok perasaan lo."

Diconfess masih bisa tengil? Ya cuma Choi Yena

INI AKU GATAU KENAPA BISA NGEPAIR MEREKA HUHU YUEHUA SQUAD AKU

Menurut aku muka Yena tipe-tipe orang tengil kayak Hyungseob makanya lucu aja kalo dipair

Aku suka ngecrackship. Jadi besoknya siapa? Jisung-Wonyoung? Hyunjin-Yiren?

ENGGALAH BECANDAAA WKWK

Aku ngestuck nih bantu ide dong+kapalnya :(

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Apple PieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang