Tak kenal maka tak sayang

28 1 0
                                    

Keempat cowok tampan sedang duduk dibagian pojok kantin, dimejanya tergelatak empat gelas es jeruk dan empat piring nasi goreng.

"Gila si Nathan, abis mutusin cewek malah neraktir," Ucap Daffa sambil memakan makannanya

"Hahaha udah si lo tinggal makan aja ribet, perut kenyang hatipun senang" Ujar Alvaro

Keempat cowok itu tertawa, karena tawa salah satu cowok diantara mereka mengundang tatapan memuja cewek-cewek yang berada disekitar area kantin.

'Yaampun Nathan gantengnya gaada cela"

"Nathan senyumnya, meleleh akutuh"

"Gue mau ngarungin lo rasanya Nathan"

"Nathan cimit cimit kuuu"

Begitulah pujaan cewek-cewek terhadap Nathan.

Namun, ada tiga cewek yang menghampiri meja Nathan dan teman-temannya.

"Boleh duduk disini Nathan?" Ucap salah satu cewek yang memakai seragam ngepas dibadannya, rok diatas dengkul dan dua kancing teratas seragamnya yang sengaja tidak dikancing.

Nathan melirik dari atas kebawah, dan menyeringai

Nathan menampilkan senyum manisnya, "Oh boleh kok Calista, duduk aja sini samping aku."

Cewek yang dipanggil Calista itupun duduk disamping Nathan dengan senyum yang manis sekali, dan keempat ceweknya juga duduk diantara kursi yang kosong.

"Thanks Nat," Calista mengibaskan rambutnya kebelakang, "Btw lo baru putus ya sama Melisa?"

"Hem, kayanya satu sekolah juga tau deh Cal. Lagian cewek kaya gitu gapantes deh sama gue,"

Ricko, temen Nathan hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Nathan. Lain halnya dengan Daffa dan Alvaro yang disampingnya ada temen Calista, mereka berdua nampak seneng-seneng aja.

"Iya Nat, lo pantesnya mungkin sama cewek kaya gue, modis, pujaan cowok-cowok satu sekolah, hahaha" Ucap Calista dengan bangganya

"Lo mau jadi pacar gue, Cal?"

"Mau dong, kita jadian nih?"

"Hem oke, jadian"

Ricko berdiri dari kursinya, dia hendak memesan es jeruk lagi.

"Mau kemana lo, Ko?" Tanya Daffa

"Pesen es lagi, ikut?"

"Kaga ah. Lo aja sono"

Ricko meninggalkan temen-temennya dan berlalu ke penjual es.

"Bang jon, es jeruk ya satu lagi, dibayar Nathan"

"Siap Ricko"

Sambil menunggu esnya Ricko memainkan ponselnya, namun tiba-tiba ada yang menginjak kakinya.

"Eh sorry-sorry, gak sengaja gue," Ucap si penginjak "Lo si Shey ah ribet dorong-dorong."

"Gapapa, selaw aja kali."

"Oke, oh iya minta tolong dong sekalian pesenin dua es teh manis sama satu es teh tawar ke bang Jon. Lo kan tinggi, jadi bisa langsung keliatan yang mesen. Ini penuh banget gue kedorong terus."

"Oh iya oke," Ucap Ricko. "Bang Jon tambah dua es teh manis ya sama satu es teh tawar," teriak Ricko pada si penjual es

Tak lama, Bang Jon memberikan minuman pesanan Ricko. "Nih Ricko, tambahannya yang bayar Nathan juga?"

"Engga bang Jon, gue yang bayar," Cewek si penginjak tadi mengeluarkan uang dua puluh lima ribu dari kantong seragamnya, "Nih bang jon, sama lunya Ricko juga. Thanks ya"

Cewek si penginjak tadi sama temannya mengambil pesanananya, dan pergi meninggalkan Ricko.

Ricko mensejajarkan langkahnya dengan cewek itu, "Thanks minumnya. Btw nama lo siapa?"

"Penting banget tau nama gue?"

"Gak juga si. Tapikan kata pribahasa Tak kenal maka tak sayang"

"Haha baperan lo. Gue Thania," Jawabnya, "Ini Sheyna temen gue."

Nama yang cantik, kaya orangnya. Batin Ricko

Thania mengibaskan tangannya didepan wajah Ricko, "Woi bengong lagi lo,"

"Haha sorry sorry."

"Yaudah gue kemeja gue dulu ya, temen gue lagi nunggu juga."

"Oke, gue juga ke meja gue dulu."

Dan berpisahlah ketiga orang itu. Sheyna bersama Thania ke mejanya, dan Ricko kemeja temen-temennya.

"Mesen es lama amat lo," Ujar Alvaro

"Antri bego,"

"Antri apa kenalan sama cewek?" Tanya Nathan

"Hahaha ko lo tau Than? Cenayang?"

"Liat lo tuh disitu," tunjuk Nathan dengan dagunya

"Oh ahaha iya, minta tolong dia tadi. Korban baru lo kemana?"

Nathan mengedikkan bahunya, "Ditelen buaya kali."

"Haha bego lo."

*****

Dikelas Thania

"Aduh ngantuk banget gue pelajaran sejarah," Ucap Kyara

"Tidur lah Ra," Sheyna berpendapat

Thania berdiri dari bangkunya, "Gue mau ke toilet, ikut gak lo?"

"Engga ah, ngantuk gue. Mager," Jawab Kyara

"Gue engga Tha, mager, hehehe" Jawab Sheyna

"Yaudah,"

Thania keluar kelas menuju ke toilet sambil memainkan ponselnya.

"Gila, gila si Lidiya enak bener kaga sekolah malah ku--- awww," Thania jatuh, dengan ponsel yang tergeletak dilantai

"Jalan tuh pake mata, jangan pake dengkul." Ujar si penabrak

Thania mengambil ponselnya dan berdiri, berhadapan dengan si penabrak, "Kalo lo jalan pake mata juga gak mungkin nabrak gue, idiot"

"Lo ngatain gue?"

"Menurut lo?"

Si penabrak maju, dan memepet Thania pada tembok

"Mau apa lo?"

Si penabrak mendekatkan wajahnya pada wajah Thania, idung mereka menyatu, bahkan keduanya bisa merasakan nafas satu sama lain.

Cup

Bibir mereka menempel, hanya menempel.

Thania mendorong si penabrak, "Lo,nyi.....nyium....gu....e?"

"So....rry gue gak sengaja,"

plak! "Sialan lo,"

Thania berjalan meninggalkan si penabrak

Si penabrak itu bergumam, "Lo beda," ia tersenyum dan menjilati bibirnya, "Manis"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NATHANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang