Duh maafkeun daku yang baru update ini TvT biasalah. Males. Eheh.
Oke kita langsung saja ya karena nampaknya sudah banyak fujoshi/fans yang menunggu bagian ini.Enjoy ea~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Daijobu
Todoroki Shouto × Midoriya Izuku.
.
."Midoriya... Aku-"
"Ah, Kacchan!"
Selalu saja seperti itu. Selalu.
Entah apa atau bagaimana caranya, tapi Bakugou pasti muncul bila Todoroki ingin menumpahkan perasaannya pada Midoriya. Lalu si Ash blonde itu akan mengusirnya seperti lalat penganggu kemudian membawa Midoriya pergi dengan ekspresi melecehkan.
Semua kebetulan itu lama-kelamaan membuat Todoroki muak. Ia ingin membakar kedua telinga Bakugou agar si tukang bom itu kehilangan pendengaran super nya dan tidak seenaknya muncul di moment terpentingnya.
Namun, suatu hari Bakugou tiba-tiba menarik kerah Todoroki lalu membisikkan sesuatu padanya.
"Kau pikir itu semua hanya kebetulan dan aku tidak tau? Jangan paksakan kehendak atau perasaanmu. Biarkan Deku menunjukkan sendiri siapa yang akan ia pilih."
Sejak saat itu, Todoroki berhenti mengajak Midoriya mengobrol berdua-duaan. Ia memilih menjadi seperti dirinya yang dulu—mengawasi gerak-gerik targetnya.
Hasil pengamatannya kemudian membuat ia tersadar dan mengerti apa maksud perkataan Bakugou tempo hari.
"Deku lebih menyukaiku. Ia memilihku. Bukan kau meskipun kau memaksanya berjuta-juta kali."
Todoroki pun perlahan mulai berhenti mengejar cinta nya.
Di saat itu pula, ia mulai sekarat—Hanahaki menenggelamkan dirinya dalam-dalam.
🥀🥀🥀
"Todoroki kritis?!"
"Dia dirawat di rumah sakit mana? Kondisinya benar-benar parah?"
Selang dua minggu setelahnya, Hanahaki Todoroki kian mengganas. Membuat pemuda bersurai merah-putih itu harus masuk rumah sakit karena terus-terusan membatukkan bunga di sertai dahak darah.
Itu karena ia gagal melupakan Midoriya. Ia gagal melupakan perasaan cinta nya karena sudah terlalu dalam.
Satu-satunya cara agar dirinya bisa bersih kembali adalah melalui operasi. Namun hal tersebut akan membuat Todoroki melupakan segalanya yang berhubungan dengan Midoriya. Selamanya.
Tawaran tersebut pun di tolaknya—tidaklah ada yang tau kenapa ia bersikeras tidak mau melepaskan kepingan-kepingan Midoriya di dalam hatinya. Karena baginya, Midoriya adalah cinta pertama sekaligus terakhirnya.
Biarlah terluka sedikit. Asalkan Cinnamon roll itu bisa bahagia.
"Todoroki-kun!"
Ah, dia datang.
"Midoriya... Dimana Bakugou?"
"Kacchan menunggu di luar. Ia berkata ini adalah pembicaraan empat mata denganmu. Ada apa?"
Kenapa malah kau yang sangat mengerti, Bakugou?
"Midoriya... Maafkan aku..."
Tangan dingin Todoroki bergerak lemah, kemudian menggenggam tangan Midoriya. Sial, rasanya begitu hangat dan lembut. Sudah berapa lama ya, ia tidak merasakan perasaan seperti ini?
"U-Untuk apa?"
"Untuk kebodohan, paksaan dan perasaanku."
"Eh?"
Semuanya harus dijelaskan.
"Aku... Selama ini menyukaimu dan berusaha untuk menjadikanmu milikku. Tapi selalu terhenti karena Bakugou. Kau juga lebih mencintainya, kan?"
"T-Todoroki-kun..."
"Tidak apa, Midoriya. Berbahagialah bersama Bakugou."
Satu tarikan lagi...
"... Tidak apa, Midoriya. Aku tidak apa-apa... Tidak usah khawatir..."
... Todoroki pun akhirnya terlepas dari semua beban-bebannya dengan meninggalkan muntahan bunga mawar hitam.
.
.
.- OWARI -
A/N : Tolong jangan keroyok saya