Taeyong dan Malaikatnya yang Menyebalkan

1.3K 215 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










❄ Langit mendung menguasai kota Paris sore itu menjadikan udara musim dingin semakin menusuk ke dalam pori-pori. Orang-orang mengeratkan syal yang dipakainya, mencegah udara masuk dan mengganggu mereka. Tapi hal itu tidak berlaku bagi seorang Taeyong yang saat ini baru saja keluar dari flatnya yang berada di tengah kota.

Rambutnya terlihat masih berantakan dan wajahnya masih terlihat sembab seperti baru bangun tidur. Memang seharian ini dia habiskan untuk bersembunyi di balik selimut tebalnya. Jika Taeyong tidak ingat bahwa harus melakukan sesuatu, dia sama sekali tidak akan beranjak dari sana.

Setelah mengunci pintu flatnya, dia berjalan menuruni tangga dan menyusuri jalanan Paris yang semakin ramai dengan keberadaan para turis sore itu. Tangannya dimasukkan ke dalam saku dan bibirnya terus-menerus menghela nafas.

Sebenarnya Taeyong malas melakukan ini, tapi dia sudah berjanji untuk menemui orang yang dianggapnya paling menyebalkan sedunia (tentu saja ini menurutnya, karena menurut orang lain, orang yang dianggapnya menyebalkan itu sangat baik hati walaupun sedikit kasar).

Netra gelapnya menangkap sebuah toko bunga yang berada di sudut jalan. Kaki panjangnya berjalan cepat menuju ke arah sana. Sang penjual bunga yang merupakan seorang wanita tua itu tersenyum pada Taeyong.

"Bunga untuk kekasihmu, Tuan?"

Pertanyaan itu sukses membuat Taeyong melemparkan senyuman kaku. Matanya menyusuri berbagai macam bunga di sana dan tertuju pada dua jenis bunga yang menarik perhatiannya.

"Aku ingin baby's breath dan cyclamen," ujarnya sambil menunjuk kedua bunga yang dia sebutkan tadi.

Wanita itu tersenyum kemudian membuatkan sebuah bucket bunga yang indah kemudian memberikannya pada Taeyong. Paduan warna putih pada kelopak-kelopak kecil bunga baby's breath dan potongan merah kelopak bunga cyclamen yang terlihat sangat indah itu tanpa sadar membuat sudut bibir Taeyong tertarik melengkungkan sebuah senyuman tipis. Kedua bunga yang melambangkan kisah cintanya yang tak akan pernah berjalan dengan baik.

Setelah memberikan beberapa keping uang pada wanita tua itu, dia kembali melanjutkan perjalanannya. Matanya terus memperhatikan sekitar. Jalanan yang dia lalui setiap harinya itu benar-benar tidak pernah berubah. Dia ingat betul saat-saat terakhir dia bertemu dengan orang yang dia cintai.

Melewati jalanan di kota hingga menghabiskan waktu dengan membaca materi perkuliahan, meminum secangkir coklat hangat sambil saling bertukar obrolan random di sudut kafe kecil di ujung jalanan sepi.

Semua itu. Semua kenangan itu. Taeyong tidak bisa membuangnya begitu saja.

Kakinya terus bergerak mengikuti jalanan yang membawanya ke tempat tujuan, namun pikirannya terus berputar di tempat yang sama. Dan orang yang sama.




ANGEL⚫JaeDo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang