Sejeong dan Malaikat Kecilnya

1.5K 225 25
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












❄ London sudah memasuki musim dingin akhir November itu, ditandai dengan menurunnya suhu udara di sepanjang jalanan kota dan orang-orang yang bersembunyi di balik pakaian tebalnya yang berlapis-lapis. Pemandangan di toko sepanjang jalan juga sudah berubah dengan banyaknya dekorasi merah, hijau, dan emas. Menyambut natal meski datangnya masih lama.

Bandara juga tak luput dari hiasan natal. Entah kenapa orang-orang sudah begitu semangat menyambutnya. Ada beberapa patung boneka salju, atau santa dengan rusa-rusanya. Sungguh indah dan lucu.

Sedari tadi Sejeong duduk di sebuah kafe di dalam bandara, menikmati warna cokelat dan putih serta ukiran-ukiran patung yang menambah kesan klasik sambil meminum cappucino hangat. Manik hitamnya kembali terpaku pada sebuah mainan di atas mejanya, sebuah miniatur dari merry go round yang tampak sangat berharga baginya. Banyak kenangan manis dan pahit yang tersimpan dalam sebuah mainan kecil itu. Walaupun warnanya terlihat sangat memudar dimakan usia, gadis berambut hitam legam itu tetap menyimpannya dengan berbagai alasan.

"Masih ada Doyoung yang kusimpan di sini."

Itu yang dia ucapkan jika ada orang yang bertanya mengapa dia masih menyimpan
merry go round lusuh itu.

Doyoung adalah teman masa kecil Sejeong saat dia masih tinggal di Jerman. Satu-satunya orang yang mau berteman dengannya karena memiliki bahasa yang sama. Namun bagi Sejeong, Doyoung adalah seorang malaikat. Sosok yang telah menyelamatkan hidup dan hatinya dari kehancuran luar biasa, dan orang yang selalu berada di sampingnya setelah orang tua Sejeong meninggal karena kasus pembunuhan yang kejam.

Senyumannya yang begitu lembut dan hangat selalu membuat Sejeong merasa tenang.

Masih sangat membekas di benak Sejeong, ketika Doyoung merengkuh tubuh lemahnya yang hanya bisa terpaku lemah tak berdaya saat mayat orangtuanya di bawa oleh polisi dalam kantung oranye untuk di autopsi. Nafas Sejeong memburu menahan amarah dan rasa sedihnya, tapi tangan lembut Doyoung yang mengelus rambutnya perlahan seakan berkata tidak apa-apa kalau dia menangis. Dan tangisan dan jeritannya menggema memilukan hati. Untuk pertama kalinya Sejeong terlihat sangat rapuh dan menangis di hadapan semua orang.

Sudut bibir Sejeong tertarik, tersenyum tipis saat dia mengingat hal itu. Sebuah cerita lama yang membekas dalam di hatinya. Sungguh, Sejeong sendiri masih tak percaya dia bisa menangis sekencang itu setelah sekian lama. Dia harus berterimakasih pada Doyoung dan segala kebaikan hatinya itu.

Drrrtt—

Ponsel di saku coatnya bergetar karena ada sebuah telepon yang masuk. Segera Sejeong mengangkat telepon yang ternyata dari teman kecilnya tersebut.

"Halo—"

"Iya, sebentar lagi aku akan berangkat. Pesawatnya sebentar lagi, jadi aku menunggu di kafe setelah check-in."

ANGEL⚫JaeDo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang