Pertemuan Kembali

14 0 0
                                    

Eun Ri POV.

Kurebahkan tubuhku di atas kasur empuk itu. Tanpa mengganti baju kantorku, aku memejamkan mata dan berusaha melupakan semua yang terjadi hari ini. Aku benar-benar lelah. Drrrt.. Ponselku tiba-tiba bergetar. Aku kembali membuka mata dan segera meraihnya. Sebuah kontak tertera pada layar ponsel itu. Ada satu panggilan video dari Mijoo. Keadaanku sedang amburadul tapi aku harus menjawab panggilan dari sahabatku itu.

Aku segera bangkit, "Ne.."

"Oh! Eun Ri-ah! Kau sudah tiba di rumah?"

"Hmm.." Jawabku sambil mengangguk.

Mijoo agak terkejut, "Wae geure? Apa yang terjadi pada matamu? Keduanya keliatan sembab. Apa kah habis menangis lagi?"

Aku menggaruk belakang kepalaku yang tak gatal, "Eung.. Yaa.. Mungkin.."

"Eyy.. Ddeo wae? Apa yang sudah dilakukan namja itu? Aku akan memberinya pelajaran! Dia seharusnya tak membuat sahabatku menderita seperti ini!"

"Aigoo dwaesseo.. Gwaenchana.. Aah kau cerewet sekali."

"Yak! Kau pasti belum makan malam. Akan kubawakan jjajangmyeon. Aku ke sana yah!"

"Aah ani.. Aku tidak lapar."

"Yak! Kau harus makan! Aku tidak ingin sahabatku semakin kurus karena patah hati."

"Yak!"

"Dwaesseo! Kau jangan tidur dulu! Aku akan ke sana." Sahut Mijoo lalu mengakhiri panggilan videonya.

Eun Ri POV end.

Author POV.


Sementara itu, Donghan telah tiba di rumahnya. Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya malam ini. Ia mulai melangkah memasuki kamar tidurnya. Saat tiba di sana, seketika ia mengingat yeoja yang masih sangat dicintainya. Setelah kedatangan Eun Ri beberapa waktu lalu, kini kamar tidur Donghan benar-benar dipenuhi oleh aroma tubuhnya. Donghan tertegun, ia terduduk di atas tempat tidurnya.

"Aah aku pasti sudah gila.." Donghan memegangi kepalanya. Ia lalu meraih ponselnya dan menelpon seseorang.

"Hyung.."

"Ne.." Sahut seseorang di ujung telepon itu.

"Hyung... Bisa minta waktumu sebentar?

"Ehm? Nde? Yak! Aku baru saja selesai mengenakan piyamaku. Kau butuh waktu seberapa lama eoh? Aku mau tidur!" Gertak namja itu.

"Kenta hyung... Jebal.." Pinta Donghan.

Kenta tertegun, "Aah ne.."

"Cukup dengarkan aku saja. Kau mau memberikan masukan atau tidak pun tidak masalah. Aku hanya ingin didengar malam ini. Aku rak peduli kau akan mendengarnya hingga akhir ataupun tertidur di tengah ceritaku, tapi kumohon jangan matikan teleponnya. Aku benar-benar butuh pendengar sekarang." Sahut Donghan yang tanpa sadar menitihkan air mata.

"Hmm.. Teruskan."

"Hyung... Aku benar-benar mencintainya hyung. Aku tak bisa melupakannya hyung. Rasanya seperti ruangan ini benar-benar sudah dipenuhi olehnya. Aku tak sanggup menghapusnya dari hidupku hyung. Aku tidak bisa."

"Ehm.. Ne.."

"Mungkin ini agak gila tapi... Apakah aku bisa kembali padanya hyung? Aku tak ingin kehilangan dia.."

"Tentu saja."

"Jinjjareo?" Tanya Donghan penuh antusias.

"Yup! Apa kau perlu bantuan?"

Donghan tertegun, "Nde?"

"Aah pengalaman cintamu ini masih minim sekali ternyata. Yak! Kau tahu? Biasanya seseorang itu akan menyadari seberapa berharganya pasangan mereka setelah mereka berpisah. Seperti yang terjadi padamu sekarang. Yaa aku yakin bukan kau saja yang tak bisa melepaskan Eun Ri. Menurutku, Eun Ri juga belum bisa melepaskanmu. Melihat kejadian di lift, aku merasa jika kalian masih saling mencintai satu sama lain."

"Jeongmal?"

"Ne!"

"Geureom ottokhae hyung? Apa yang harus kulakukan?" Tanya Donghan lagi.

"Nde? Aah sepertinya kau butuh bantuan. Ok! Aku mengerti apa yang harua dilakukan sekarang."

"Mwonde hyung?"

"Tidurlah.. Besok datanglah ke gedung perusahaan lebih pagi!"

"Geureom?"

"Sudah tidur dulu sana! Aku akan melakukan sesuatu besok. Sudah yah~" Sahut Kenta lalu menutup teleponnya.

"Aah hyung ini benar-benar.." Donghan menutup teleponnya lalu melihat foto Eun Ri yang masih terpasang sebagai wallpaper ponselnya.

"Bahkan fotonya pun masih terpasang jadi wallpaperku. Aah aku benar-benar gila." Tambahnya.

Hari ini Donghan mendatangi gedung agensinya lebih pagi sesuai dengan perintah Kenta. Ia melihat ke sekeliling gedung itu namun tak ada siapapun di sana. Ia lalu mencoba menghubungi Kenta. Tiba-tiba saja ia melihat Taehyun berjalan menghampirinya dengan mengenakan jaket tebal. Namja itu menyapa Donghan sambil menguap.

"Oii Donghan~"

"Eyy hyung pergi cuci muka sana!"

"Nde? Eyy aku sudah cuci muka tau!" Sahut Taehyun sembari memasukkan kedua tangan ke saku jaketnya.

"Tumben kau datang pagi-pagi hyung."

"Eyy kalau bukan karena suruhan Kenta, aku tak mungkin datang pagi-pagi."

"Oh? Kenta hyung yang menyuruhmu datang pagi-pagi?"

"Ne!" Jawab Taehyun. Beberapa detik setelah itu Hyunbin dan Yongguk datang menghampiri mereka.

"Good morning~" Sapa Hyunbin.

"Mwoya.. Tumben sekali kalian datang pagi-pagi." Sahut Taehyun.

"Kenta hyung yang menyuruh kami datang ke sini pagi-pagi." Sahut Hyunbin sambil merapikan rambutnya.

"Kenta hyung juga?" Tanya Donghan.

"Yup!"

'Sebenarnya apa yang sedang Kenta hyung rencanakan? Aku benar-benar heran dengan orang itu.' Batin Donghan.

"Oh! Kalian sudah datang~ Ohayou~" Sapa Kenta yang baru saja datang bersamaan dengan Sanggyun.

"Yak! Ada perlu apa kau menyuruh kami datang ke sini pagi-pagi?" Tanya Taehyun.

Kenta menggaruk bagian kepalanya yang tidak gatal, "Aah gomen~ Sebenarnya tujuanku untuk mengumpulkan kalian di sini karena aku ingin membantu seseorang."

Donghan tertegun, "Nugu?"

"Yak! Siapa lagi kalau bukan kau.."

"Nde?"

"Yaa aku ingin membantu Donghan.. Anak itu benar-benar belum bisa melupakan Eun Ri, jadi kupikir kita harus membantunya kembali bersama Eun Ri."

Kelimat namja itu terkejut, "Nde?!"

"Hyung.. Kau sedang tidak bercanda kan?" Tanya Donghan lagi.

"Aniyo! Aku tidak sedang bercanda. Aku sedang bersungguh-sungguh. Kau masih sangat menyayanginya kan? Jadi, kembalilah padanya!" Sahut Kenta sambil melipat kedua tangannya.

"Waaahh maknae ternyata belum bisa melupakan Eun Ri yah.." Goda Sanggyun membuat wajah Donghan memerah.

"Geureom.. Apa yang akan kita lakukan?" Tanya Taehyun.

"Geu.. Aku punya beberapa rencana yang memerlukan bantuan kalian. Maka dari itu, aku mengumpulkan kalian agar kita bisa membicarakannya bersama-sama."

"Geure! Aku akan membantunya! Dulu mereka berpisah karena kecerobohanku dan sekarang aku akan berusaha membuat mereka kembali bersama." Sahut Hyunbin.

"Nado~" Sahut Yongguk.

Hyunbin merangkul bahu Donghan, "Tenanglah~ Kalian pasti bisa bersatu kembali.."

Donghan tersenyum lembut, "Gomawo hyungdeul.."

Permainan pun dimulai. Dari kejauhan, Eun Ri tampak sedang terfokus pada komputer yang ada di hadapannya. Sepertinya ada banyak foto yang harus ia edit hari ini. Mijoo datang agak terlambat jadi beberapa pekerjaan editing Mijoo diambil alih oleh Eun Ri.

"Aah banyak sekali yang harus diedit." Eun Ri mengeluh sambil sesekali memijat bahunya sendiri.

"Hmm Eun Ri-ah!" Sahut Kenta.

Eun Ri berbalik, "Nde? Waeyo?"

"Bisakah kau menolongku sebentar?"

Eun Ri segera berdiri, "Hmm.. Mungkin... Kau perlu bantuan apa?"

Kenta tersenyum lalu memberikan tumpukan majalah pada Eun Ri, "Tolong bawa ini ke ruang pemotretan yah!"

"Oh! Tapi.. Aku harus-"

"Jebal~ Aku harus pergi ke suatu tempat.." Kenta memohon.

"Aah geure.."

"Arigatou~" Kenta tersenyum lebar lalu pergi meninggalkan Eun Ri.

Tanpa pikir panjang, Eun Ri pun segera membawa tumpukan majalah itu ke ruang pemotretan. Ia mulai meraih gagang pintu dan bersiap untuk membukanya. Namun, tiba-tiba saja seseorang menabrak Eun Ri. Eun Ri terjatuh cukup keras bersama tumpukan majalah yang ikut berjatuhan ke lantai.

"Omo!! Aah mianhae Eun Ri-ah.. Aku sedang buru-buru.." Seseorang yang baru saja menabrak Eun Ri itu adalah Sanggyun.

"Ne Sanggyun oppa.. Gwaenchana.." Eun Ri tersenyum kecil.

"Apa kau perlu bantuan?"

"Nde? Aah tidak usah.. Kau sedang buru-buru kan? Lebih baik kau segera bergegas."

"Aah geure.. Kau benar-benar orang yang baik Eun Ri. Pantas saja Donghan tertarik padamu sampai segitunya.." Sahut Sanggyun kelepasan.

"Nde?"

Sanggyun tersadar, "Eh? Eung.. Aniyo. Aku pergi dulu yah!"

"Aah geure.."

"Sampai jumpa! Mianhae~" Sahut Sanggyun lalu bergegas meninggalkan Eun Ri.

Eun Ri mulai memunguti majalah yang berhamburan itu "Huft.. Gwaenchana.. Ini bukan masalah besar. Bersabarlah!"

"Biar kubantu.." Sahut seseorang ikut membantu Eun Ri.

"Aah ne.. Gamsa-" Eun Ri berbalik dan seketika tertegun melihat Donghan mengambil beberapa majalah tersebut.

"Cha! Sudah beres!" Sahut Donghan lalu segera berdiri sembari mengangkat tumpukan majalah itu.

"Ani.. Biar aku saja.."

"Nde? Tapi.. Ini kan berat."

"Aku.. Aku ini kuat! Berikan padaku!" Eun Ri mencoba meraih majalah itu namun tanpa sengaja ia memegang kedua tangan Donghan.

"Dwaesseo! Biar a.. Aku saja yang bawa.." Sahut Donghan mengontrol sikapnya.

"Eung.. Geure.. Go.. Gomawo.." Eun Ri memalingkan wajahnya. Sesekali ia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Sepertinya Eun Ri jadi salah tingkah setelah tanpa sengaja memegang tangan Donghan tadi.

Mereka lalu berjalan memasuki ruang pemotretan. Beberapa model tampak tengah bersiap untuk pemotretan mereka hari ini. Diantara beberapa model itu, Hyunbin mendapat urutan pertama untuk pemotretan hari ini. Eun Ri pun tampak kagum melihat Hyunbin yang dapat berpose dengan baik di depan kamera. Sebenarnya Eun Ri sudah cukup lama bekerja di tempat itu tapi baru kali ini ia melihat pemotretan secara langsung.

"Oh! Itu majalah edisi bulan lalu yah?" Tanya Taehyun sambil berjalan menghampiri Eun Ri dan Donghan.

"Sepertinya begitu.." Jawab Donghan lalu menyimpan tumpukan majalah itu di atas meja.

Taehyun tertawa kecil melihat Eun Ri yang masih memperhatikan proses pemotretan Hyunbin, "Yak! Eun Ri-ah!"

Eun Ri terkejut dan seketika berbalik, "N..Nde?"

"Sejak tadi kau memperhatikan Hyunbin. Wae? Kau kagum padanya yah?" Tanya Taehyun.

"Nde? Aah ne. Hyunbin oppa hebat. Bagaimana bisa dia setenang itu berpose di depan kamera? Kalau aku, mungkin sudah gugup setengah mati."

"Hahaha. Kau berlebihan. Berpose di depan kamera tidak sesulit itu. Kau mau mencobanya? Kebetulan hari ini kami kekurangan model yeoja, mungkin kau bisa menggantikannya." Usul Taehyun.

Eun Ri terkejut, "Nde?! Aku?"

"Yup! Wae? Tidak usah takut. Kau punya senyum yang manis. Wajah dan tinggi badanmu lumayan."

"Keu.. keunde.."

"Posenya tidak sesulit Hyunbin. Kau hanya perlu menunjukkan senyumanmu di depan kamera. Kau juga tidak sendirian. Hyunbin dan Donghan akan berpose bersamamu."

Donghan agak terkejut, "Nde? Aku?"

"Ne! Jisoo-ya! Tolong make up Eun Ri sedikit yah!" Sahut Taehyun kepada salah satu rekannya.

"Ok~ Ikutlah denganku!" Jisoo menarik tangan Eun Ri dan membawa ke ruang make up.

"Hyung! Kau benar-benar ingin melakukannya?" Bisik Donghan.

"Tentu saja! Wae? Anjoah? Yak! Ini kesempatanmu. Cepat bersiap di tempatmu!" Taehyun mendorong Donghan untuk segera bersiap di samping Hyunbin.

Pemotretan Hyunbin dan Donghan berjalan dengan baik. Berpose di depan kamera sudah menjadi makanan sehari-hari mereka. Eun Ri yang baru saja tiba dari ruang make up seketika terhenti saat melihat pemotretan Hyunbin dan Donghan. Kedua model itu terlihat begitu natural. Ia dan Donghan memang menjalin hubungan cukup lama. Namun, baru kali ini ia melihat secara langsung proses pemotretan mantan kekasihnya itu. Kedua matanya tampak berbinar-binar. Seketika ia tersadar. Donghan benar-benar terlihat tampan saat berpose di depan kamera.

DEG. Jantung Eun Ri berdetak cukup kencang. Kedua matanya tak dapat berpaling dari namja itu. Ekspresi dan pose Donghan kala itu berhasil membuat wajahnya memerah. Eun Ri benar-benar telah terkena 'heart attack'. Taehyun yang tampa sengaja melihat Eun Ri pun seketika terkejut. Ia tak menyangka jika Eun Ri akan memperhatikan Donghan sampai seperti itu. Tak ingin kehilangan moment, Taehyun segera mengambil ponselnya dan memotret Eun Ri. Ia lalu mengirim foto Eun Ri ke grup chatnya dengan caption "Eun Ri yang terpesona melihat pemotretan Donghan ㅋㅋㅋ". Foto itu langsung mendapat respon dari Kenta. Ia membalas di grup chat mereka dengan mengatakan "Sepertinya rencana kita berjalan dengan mulus. Aku yakin mereka bisa bersatu lagi."

Taehyun menghampiri Donghan, "Cha! Eun Ri-ah! Kemarilah! Sekarang giliranmu."

Eun Ri terkejut, "N.. Nde?"

"Kemarilah! Kita tidak boleh membuang-buang waktu."

"Aah ne.." Eun Ri berjalan menghampiri ketiga namja itu.

"Sekarang berdirilah di tengah-tengah Hyunbin dan Donghan. Cukup berpose senatural mungkin. Kau tak perlu bingung, aku akan membantumu. Ok?" Pinta Taehyun.

"Aah ne ne.." Eun Ri menuruti perkataan Taehyun lalu berdiri di antara Hyunbin dan Donghan.

"Eun Ri-ah! Tolong pasangkan ini pada Donghan." Sahut Hyunbi sembari memberikan sebuah dasi pada Eun Ri.

"N..Nde?"

Hyunbin tengah sibuk memasang dasinya, "Aku sedang sibuk. Donghan belum begitu tahu memasang dasi. Jadi tolong pasangkan untuknya."

"Aah ne.."

Eun Ri pun berbalik melihat Donghan yang sejak sibuk merapikan bajunya, "Keu.."

Donghan melihat Eun Ri, "Nde?"

"Hyunbin menyuruhku memasangkan dasi ini padamu.." Sahut Eun Ri agak canggung.

"Aah ne.. Gomapda.."

Eun Ri pun mencoba memasangkan dasi itu pada Donghan. Melihat tubuh Eun Ri yang semakin mendekat padanya, wajah Donghan memerah. Ia tak bisa menyembunyikan perasaannya. Ia mencoba memalingkan wajahnya dari Eun Ri. Namun, kedua matanya seakan menolak untuk berhenti memperhatikan yeoja itu.

Eun Ri tertawa kecil, "Eh? Ige ottokhaji?"

"Wae?"

'Aah ottokhae? Kenapa dasinya jadi begini?"

Donghan ikut tertawa melihat dasi yang dipakainya, "Eh? Mwoya ige.."

"Hahaha chakkaman chakkaman.. Aku bisa melakukannya."

"Biar aku bantu.." Donghan mencoba membantu Eun Ri memasang dasi itu. Tanpa sengaja, ia menyentuh tangan Eun Ri dan membuat yeoja itu tertegun.

"Oh! Mian.." Tambahnya sembari menatap kedua mata Eun Ri.

"N.. Nde? Aah aniyo.. Gwaenchana.." Eun Ri memalingkan wajahnya yang mulai memerah.

Sebuah senyuman kecil pun terlukis di wajah Donghan. Namja itu masih memperhatikan Eun Ri yang kini benar-benar berada dekat dengannya. Selama proses pengambilan foto berlangsung, benih-benih cinta antara Donghan dan Eun Ri mulai bermunculan lagi. Sesekali mereka berbalas senyuman, mencoba menghilang rasa canggung di antara mereka berdua.

Setelah pemotretan usai, Donghan menemani Eun Ri untuk kembali ke tempat kerjanya. Mereka berjalan berdua sembari berbincang-bincang. Tak ada lagi rasa canggung di antara mereka. Tanpa mereka sadari, kelima sahabat baik Donghan tak berhenti mengikuti dua sejoli itu.

Donghan menghentikan langkahnya, "Geu.. Eun Ri-ah!"

Eun Ri ikut menghentikan langkahnya, "Nde?"

"Terima kasih untuk hari ini. Tanpamu, mungkin pemotretan kami akan diundur lagi."

"Aah ne.. Aku juga ingin berterima kasih padamu dan teman-temanmu. Berkat mereka, hari ini aku punya pengalaman baru. Hehe." Sahut Eun Ri tersenyum manis.

Donghan ikut tersenyum, "Ne.. Aku benar-benar tak menyangka kau bisa berpose seperti itu di depan kamera. Sudah seperti seorang model profesional saja."

"Aah kau berlebihan."

"Oh! Chakkaman.." Donghan meraih ponselnya kemudian membaca sebuah pesan dari seseorang.

"Geu... Pesan dari yeochin-mu yah?" Tanya Eun Ri hati-hati.

"Nde? Aah aniyo.."

"Jinjja?"

"Eun Ri! Ikutlah denganku!" Ajak Donghan.

"Eh? Kau mau mengajakku ke mana?"

"Ikut saja.." Donghan tersenyum sembari menarik tangan Eun Ri.

"Yak! Kau mau membawaku ke mana?!"

Tanpa pikir panjang, Donghan langsung menarik tangan Eun Ri dan membawa yeoja itu pergi ke suatu tempat. Meski awalnya Eun Ri menolak, namun ia akhirnya mengalah setelah Donghan mengatakan jika tempat yang akan mereka datangi dapat membuatnya bahagia.

Mereka tiba di sebuah taman dekat sungai Han. Tempat itu tampak dipenuhi oleh bunga sakura yang mulai bermekaran, menandakan musim semi sebentar lagi tiba. Eun Ri tertegun memperhatikan pemandangan sekelilingnya yang terlihat begitu indah walaupun sudah larut malam.

"Kenapa... kau membawaku ke sini?" Tanya Eun Ri masih kagum melihat sekelilingnya.

"Kau ingat tempat ini?" Donghan balik bertanya.

"Nde?"

Donghan tersenyum kecil. Ia lalu berbalik memperhatikan wajah Eun Ri, "Jujur.. Aku tak bisa melupakan tempat ini. Tempat dimana aku bertemu denganmu untuk yang pertama kali.."

Eun Ri tertegun, "Aah maja.."

"Tempat ini.. Sudah menyimpan banyak kenangan tentang kita. Tempat ini adalah saksi perjalan kisah cinta kita."

Eun Ri berbalik, ia membalas tatapan Donghan, "Apa maksudnya ini? Kita sudah memgakhiri semuanya kan? Sebaiknya.. Kau melupakan tempat ini juga."

"Nde? Keunde.."

Eun Ri memaligkan wajah, "Tolong.. Jangan buat aku lebih sakit lagi. Kau sudah memiliki 'noona' itu kan? Untuk apa kau mengatakan semua hal bodoh itu?!"

"Noona? Aniyo! Aku kan sudah bilang. Dia hanya sebatas teman kerjaku. Dan juga.. yang dikatakan Hyunbin di telepon itu hanya gurauan. Dia hanya bercanda. Lagipula... tipeku juga bukan orang yang lebih tua. Tolong percaya padaku.. " Sahut Donghan sembari memegang kedua pundak Eun Ri

Eun Ri menepis tangan Donghan, "Mian.. Aku tidak bisa.."

"Yang dikatakan Donghan itu benar." Sahut seseorang yang berjalan menghampiri mereka.

Donghan berbalik, "Noona?"

"Biarkan aku pergi." Sahut Eun Ri mencoba lari dari tempat itu.

"Andwe! Aku datang ke sini ingin menjelaskan semuanya. Eun Ri! Maaf jika aku membuatmu salah paham. Apa yang dikatakan Donghan tadi itu benar. Kami hanyalah teman kerja. Lebih tepatnya, Donghan sudah seperti adikku sendiri. Dia banyak membantu majalah kami dan aku sangat berhutang budi padanya. Lagipula, aku juga sudah memiliki seorang suami yang menyayangiku seperti aku menyayanginya. Aku tak mungkin mendekati anak ingusan seperti dia." Sahut noona sembari merangkul lengan namja di sampingnya.

"Dia memang manja kepada setiap orang yang dikenalnya. Mungkin karena hal itulah kau jadi salah paham. Tolong maafkan dia. Dan kuharap, setelah ini kau dan Donghan bisa bersama lagi." Tambah namja itu.

"Maja! Kalian sangat serasi. Dan sepertinya.. Donghan juga sangat menyayangimu. Jangan lepaskan namja seperti dia.." Tambah noona lagi.

Eun Ri kembali terdiam. Ia mulai memikirkan perkataan orang-orang itu. Ia sebenarnya masih belum bisa melepas Donghan juga. Ia lalu mencoba membangun kembali kepercayaannya pada namja yang sangat dicintainya itu. Di sisi lain, kelima sahabat Donghan masih terus mengintai dua sejoli itu dari kejauhan.

"Keu... aku.."

Donghan meraih kedua tangan Eun Ri dan mencoba menatap lekat sepasang mata indah itu, "Eun Ri.. Kumohon.. Aku benar-benar tak bisa melupakanmu. Aku.. Aku selalu mengingat kenangan kita dan aku benar-benar menyayangimu. Aku tidak ingin kehilangan yeoja sepertimu. Aku.. Aku ingin kita kembali seperti dulu.."

Eun Ri tertegun, "Donghan.."

"Kumohon.. Aku benar-benar tidak ingin melepaskanmu. Sampai kapanpun. Aku tidak pernah meilirik yeoja lain selain kau karena aku tak bisa mengurangi sedikitpun rasa sukaku padamu. Aku ingin terus berada di sampingmu. Menjadi milikmu seutuhnya.."

Eun Ri terdiam sejenak. Ia memperhatikan namja itu sembari meneteskan air mata, "Donghan.. Aku.."

"Eun Ri.."

Eun Ri tertunduk. Isak tangis mulai terdengar darinya. Seketika ia memeluk Donghan dengan erat, "Mianhae.. Mianhaeyo.. Aku minta maaf karena sudah menuduhmu. Aku seharusnya percaya padamu. Aku egois! Aku jahat!"

Donghan mencoba membalas pelukan Eun Ri, "Aniyo.. Ini bukan sepenuhnya salahmu. Aku juga bodoh karena aku tak bisa meyakinkanmu dan membiarkanmu pergi begitu saja.."

Eun Ri melepaskan pelukannya. Ia kemudian menatap lekat kedua mata namja itu, "Mianhae Donghan.. Aku menyesal.."

Donghan tersenyum sembari mengusap air mata Eun Ri, "Nado mianhae.."

Taehyun yang sejak tadi mengintai mereka pun menyuruh Yongguk untuk menyalakan kembang api yang sudah mereka siapkan. Seperti yang sudah dikatakan Donghan sebelumnya, Eun Ri sangat menyukai bunga-bunga dan kembang api. Tak habis pikir, kelima sahabat baik Donghan itu pun mencoba menyatukan kesukaan Eun Ri dengan harapan agar sepasang sejoli itu dapat bersatu lagi. Pandangan Eun Ri dan Donghan kini beralih melihat kembang api yang menghiasi langit malam itu. Di sisi lain noona dan suaminya beranjak dari tempat itu dan membiarkan mereka menikmati kembang api itu berdua.

"Bukankah kau suka kembang api?" Tanya Donghan.

Eun Ri tersenyum haru, "Ne.. Neomu joah.."

"Geureom na? Apa kau menyukaiku seperti kembang api itu?" Donghan kembali berbalik melihat Eun Ri yang kini tertegun atas pertanyaannya.

"Geu.."

"Ottaeyo?"

Eun Ri berbalik. Sedetik kemudian sebuah senyuman manis terlukis di wajahnya, "Dibanding kembang api itu.. Aku lebih menyukaimu.."

Donghan tertegun, "Jin.. Jinjjayo?"

"Ehm! Tentu saja.."

"Geu.. Geureom.. Bagaimana jika kita.. Kita memulai semuanya dari awal lagi?" Pinta Donghan dengan hati-hati.

Eun Ri terdiam sejenak. Kedua matanya seakan mengabsen tiap bagian yang ada di wajah namja itu. Tiba-tiba ia tertunduk, "Aku..."

"Nde?"

Eun Ri meraih kedua tangan Donghan sembari tersenyum lebar, "Ne! Aku ingin bersama denganmu lebih lama lagi.."

Mendengar jawaban Eun Ri, seketika Donghan ikut tersenyum lebar. Ia langsung meraih pinggang yeoja itu dan memeluknya dengan erat. Ia terus memeluk Eun Ri seakan tak ingin melepaskan yeoja itu untuk yang kedua kalinya. Kelima namja yang sedari tadi bersembunyi di balik pohon pun berlari menghampiri Eun Ri dan Donghan.

"Waaaahh chukkae~" Sahut Kenta.

Donghan melepaskan pelukannya, "Aah hyung.."

Eun Ri agak terkejut, "Kenapa kalian bisa ada di sini?"

"Eh? Kenapa yah? Molla.. Kami juga tidak tahu kenapa bisa ada di sini hehe." Gurau Taehyun.

"Kau tak perlu memikirkan kami muncul dari mana. Tenanglah.. Kami datang bukan untuk merusak suasana hehe." Tambah Sanggyun.

"Kami datang untuk memberikan selamat~" Yongguk tersenyum sembari memberikan sebuket bunga mawar pada Eun Ri.

"Oh? Ini.. Untukku?"

"Tentu saja! Chukkae~"

"Gomawo~"

Hyunbin melangkah mendekati Eun Ri, "Geu.. Eun Ri.. Donghan.. Mianhae. Maaf karena kecerobohanku, kalian jadi berpisah."

"Nde?" Tanya Eun Ri agak kebingungan.

Hyunbin tertunduk, "Hari itu.. Aku benar-benar tak tahu jika kalian sedang bertengkar. Tiba-tiba saja aku bergurau tentang noona dan membuatmu salah paham. Aku benar-benar menyesal. Mianhae.. Jeongmal mianhae.."

"Aah.. Gwaenchana Hyunbin oppa.. Semua manusia pasti punya salah di masa lalu. Tak perlu menyesalinua terus.. Yang lalu biarlah berlalu."

"Ne, Eun Ri.. Gomapda.."

"Ne."

"Yak! Cepat berpose! Sebelum kembang apinya berakhir, kita harus mengabadikan moment ini! Ppalli ppalli!" Sahut Taehyun sembari memasang kamera di hadapan mereka.

Donghan meraih bahu Eun Ri dan tersenyum, "Ayo tunjukkan senyuman manis kita!"

"Nde? Ok!" Sahut Eun Ri ikut tersenyum.

"Ok! Aku sudah memasang timernya!" Taehyun segera berlari menghampiri mereka lalu berpose.

3.. 2.. 1..

Cekrek! Kamera berhasil mengabadikan moment indah malam itu. Di saat yang bersamaan, Donghan tampak terkejut saat menyadari sebuah kecupan manis di pipi kirinya. Setelah hasil fotonya muncul, kelima namja itu ikut terkejut melihat Eun Ri mencium pipi Donghan dalam foto itu. Mereka pun tertawa bersama dan terua menggoda Donghan juga Eun Ri, membuat kedua sejoli itu saling berbalas senyuman manis.


- fin -

Please, Comeback to MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang