I am try

826 103 2
                                    


Kai sedang menunggu Sehun yang akan menjemputnya di depan gerbang kampus. Terdengar suara klakson mobil dari arah gerbang.

"Kok belum pulang Kai. Mau kuantar." Kyungsoo terlihat menurunkan kaca mobilnya.

"Tidak usah. Aku sedang menunggu temanku."

"Ya sudah. Aku duluan ya. Jika temanmu tidak datang katakan saja padaku. Aku siap menjemputmu."

Kai tertawa, mengangguk lalu menyuruh Kyungsoo untuk meninggalkannya.

"Dasar hitam, beraninya mengusirku."

"Dasar boncel, kau memang pantas diusir."

Kyungsoo melambaikan tangannya.

Sehun datang tak berselang lama. Memberi tatapan untuk Kai agar menyuruhnya duduk di depan. Kai menurut.

"Loh. Kok Kai hyung di depan cih. Kan Thewoo jadi cendirian di belakang."

"Daddy bukan supir jadi harus ada yang menemani di depan." Kata Sehun meninggalkan area kampus Kai.

"Kalo begitu sini, Sewoo dipangku sama hyung saja biar tidak di belakang sendirian."

Sewoo langsung berpindah posisi. Duduk nyaman di pangkuan Kia.

"Thewoo cuka di pangku Kai hyung. Hyung sangat wangi."

Sewoo menciumi wangi di leher Kai. "Geli Sewoo. Jangan."

Kai menjauhkan wajah Sewoo yang berada di sekitar lehernya. Dia sedikit sensitif di area tersebut.

Sehun sedikit merasa terganggu, dia menjadi tidak fokus untuk menyetir.

'Sebenarnya ini anak sifatnya nurun siapa sih?'

Sehun mengerem mendadak.

"Hun fokus, kau hampir memasukkan mobil ke dalam parit."

"Ah.. maaf. Aku terlalu lapar."

"Eh tapi kan kita tadi."

"Sewoo tidak ingin memberi tahu Kai hyung bahwa habis membeli mainan baru." Sela Sehun

Seakan lupa akan ucapan yang ingin ia katakan. Sewoo memberitahu Kai bahwa ayahnya membelikan dia mainan baru. Melihatkan mainan berbentuk superhero favoritnya.

Anaknya ini benar-benar mulutnya tidak bisa diajak berkompromi.

***

Mereka telah sampai di desa. Kai sedang berada di rumah nenek Seung. Sewoo memintanya menemani bermain.

"Nanti kita belmain hingga malam ya hyung."

"Eh, hyung tidak bisa. Malam ini harus bekerja di cafe. Jadi sampe sore hari saja ya."

Sewoo terlihat kecewa, jika tidak ada Kai dia merasa sepi di rumah ini. Ayahnya bahkan tidak bisa di ajak bermain dengan benar.

Sehun melihat wajah anaknya yang terlihat muram tersebut.

"Liburlah sehari. Jika gajimu nanti dipotong akan ku ganti."

Kai bingung, sesungguhnya dia tidak masalah dengan gaji yang akan dipotong. Hanya saja dia merasa tidak enak dengan kakak Kyungsoo jika dia lagi-lagi meminta ijin libur.

"Baik, akan kuberitahu pemilik cafenya dulu."

Kai keluar menelpon pemilik cafe yang notabennya adalah kakak Kyungsoo. Meminta ijin kembali karena tidak bisa datang untuk membantu cafe.

Kai benar-benar merasa tidak enak hati. Sudah dibantu mendapatkan pekerjaan tapi dengan mudah malah selalu meminta ijin.

Kai kembali ke dalam, ikut bermain dengan Sewoo yang sedang bercanda dengan ayahnya.

A Chance ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang