change

961 106 2
                                    

"Siang nenek Seung." Kai menyapa.

Kai melihat nenek Seung yang masih rajin menenun. Ia sangat suka melihat nenek Seung yang sering menenun. Jika tidak ada lelaki yang sedang mengamatinya ini sudah dipastikan Kai mengunjungi nenek Seung pagi ini.

"Nenekku membuatkan kue untuk Nenek." Kai menyerahkan kue bolu tersebut.

Nenek Seung menghentikan kegitan menenunnya. Pantas saja ia mencium aroma kue yang menggugah selera. Ia tersenyum menerima kue tersebut.

"Wah, harumnya. Nenekmu itu memang pandai memasak Kai."

Kai tersenyum melihat tawa yang masih terlihat cantik di wajah nenek Seung.

"Ah, kenalkan dia cucuku Oh Sehun. Sehun kenalkan dia cucu dari nenek Young, Kim Kai."

Kai membungkukkan badannya memberi salam kepada orang yang lebih tua di depannya ini yang di balas dengan dehaman dari Sehun.

Nenek Seung ikut menawari Kai untuk mencicipi kue bolu ini. Kai ingin saja, hanya kehadiran sosok Sehun sangat menganggunya. Bahkan Sehun terus menatap Kai seakan dia akan mencuri isi dari rumah ini.

"Nek, Kai pamit dulu ya."

Kai lebih memilih untuk meninggalkan rumah nenek Seung. Ini tidak baik untuk kesahatan jantungnya.

Melihat Kai yang telah pergi nenek Seung memanggil Sehun untuk mendekat.

"Dia manis bukan, kau tahu Kai anak yang baik."

Sehun paham kemana pembicaraan neneknya ini, "Tidak minat. Aku masih berjuang mempertahakan pernikahanku."

Melihat cucunya dalam tatapan yang sulit diartikan. Sampai kapan Sehun akan berjuang terhadap pernikahannya. Sudah sangat jelas bahwa Krystal istrinya sudah menyerahkan gugatan perceraian tersebut. Bahkan kini Sehun tinggal menunggu proses terakhir keputusan hakim.

"Kau tidak kasihan dengan Sewoo. Kau bahkan menitipkannya kepada Ibumu."

Sehun menghela nafasnya, "Karena aku kasihan dengan Sewoo aku menginginkan pernikahan kami tetap utuh."

Sehun terlalu lelah dengan neneknya. Dia kesini untuk menjernihkan pikirannya bukan menambah beban di pundaknya. Dia terlalu paham, bahwa pernihakan yang sudah lama berjalan hampir lima tahun akan berakhir.

Ini salahnya yang terlalu fokus akan karirnya sehingga menyebabkan istrinya merasa bosan. Sehun tertawa hambar, apa yang salah dengan karirnya. Selama dia menafkahi istrinya itu bagus bukan.

"Nenek sudah menghubungi Ibumu untuk membawa Sewoo kemari."

Sehun memberikan tatapan tajamnya untuk sang nenek. Mengapa harus membawa Sewoo kemari?

"Kau bahkan hanya menggendong anakmu sekali. Itupun saat dia lahir di dunia ini. Selama disini nikmati harimu dengan anakmu. Sewoo masih tiga tahun, dia juga butuh perhatianmu."

Nenek Seung meninggalkan Sehun yang sedang menatap lantai. Cucu yang satu ini sebaiknya harus sedikit diberi pelajaran agar tersadar.

***

Mata kuliah pagi adalah segelintir hal yang sangat menguras hati. Seharusnya disaat jam segini Kai masih bergulat pada selimut tebalnya.

Pukul 3 pagi, Kai sudah bangun untuk membantu neneknya membersihkan rumah dan lainnya. Mandi saat waktu menunjukkan pukul 4 dan selesai semuanya saat jarum jam berada di angka 5.

Jarak kampus dan rumahnya sangat jauh membutuhkan waktu satu jam perjalanan. Belum lagi dia harus berjalan terlebih dahulu untuk mendapatkan bis pagi yang lewat.

A Chance ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang