#prolog

14 0 0
                                    

Dengan mata sembab aku berjalan tanpa arah dibawah langit senja yang indah. Bertolak belakang dengan hidupku. Tak ada lagi alasan bagiku untuk terus berjalan. Menggapai mimpiku saja adalah hal paling mustahil, akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri segalanya. Mengakhiri penderitaanku dan semua mimpi-mimpi yang sepertinya memang tak ditakdirkan untukku wujudkan.

Ketika aku melihat seorang lelaki sedang mengendarai mobil bergengsinya dengan kecepatan penuh, Disitulah tekadku bulat. Aku menyebrang jalan berharap ini jalan terbaik. Dalam jarak 5 meter aku melihat sorot mata lelaki itu redup sama redupnya dengan diriku. Sangat terlihat keputusasaan dimata sipitnya itu. Aku seperti sedang bercermin.

Air mataku menetes deras,lebih deras dari hujan kemarin sore. Aku memejamkan mata mobil itu kini hanya berjarak 2 meter denganku.

Braaakk!!

Tubuhku tumbang begitu saja. Tapi aku merasa ada yang janggal. Aku merasa aku belum mati. Aku merasa banyak orang yang menghampiriku,mulai berteriak padaku.

"Kenapa???" Kataku pada diriku sendiri.

Tiba-tiba semuanya hitam. Semua suara yang awalnya terus saja bersahutan, kini sunyi,sepi. Tapi aku merasa semua ini belum berakhir.

"Apa seperti ini rasanya mati?"

I  MISS[+ing]YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang